Bab 13 : Suka?

1.6K 202 75
                                    

Ramaikan dengan Voment biar authornya semangat pleaseee 😆😆😆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramaikan dengan Voment biar authornya semangat pleaseee 😆😆😆.

⚡️⚡️⚡️

Rili memutuskan untuk pergi dari area parkir ketika punggung itu menjauh tanpa pernah sekalipun menoleh kebelakang. Ada yang mengganjal dihatinya, entah apa. Dan dia memilih untuk pergi, menghindar, meninggalkan Abiyasa yang juga meninggalkannya.

Ia lambaikan tangan kanan untuk menghentikan laju taksi berwarna biru.

"Malam Mba, kemana tujuannya?" Tanya sang supir saat Rili baru saja duduk di kursi penumpang.

"Jalan saja dulu, Pak. Sebentar, saya pastikan ke teman saya." Ucapnya sambil meraih ponsel dari dalam tas.

Tujuannya hanya satu, pulang ke rumah Kya. Dia tidak punya pilihan lain kan?. "Dimana?. Udah di rumah?"

"Lucy nih. Gia minta temenin ketemuan sama cowo.. Neela juga otw kesini sama Javan-pacar Neela. Lo udah selesai? Mau nyusul ngga?"

"Boleh." Rili menjawab tanpa perlu berpikir dua kali. Suasana Bar sangat cocok dengan moodnya sekarang. "Gw kesana tapi mungkin sampenya agak lama, sejam lebih ngga papa?."

"Ngga papa.. Ini cowo yang mau ketemu sama Gia juga belum dateng."

"Mm.. Oke. Handphone gw lowbat. Sorry kalau tiba-tiba mati. Tunggu gw aja pokoknya disana ya."

"Sip-sip.. See you, Ri."

Rili mematikan daya ponselnya, ia lempar benda berbentuk pipih itu ke dalam tas begitu saja. "Pak ke SCBD.." Perintahnya pada supir.

Selama di dalam taksi pikiran Rili berkecamuk. Kata-kata Thora lagi-lagi kembali terngiang di kepalanya. Tentu, Abiyasa harus menjaga imagenya karena Ayah dan Ibunya sama-sama memiliki jabatan penting di deretan Menteri dan anggota parlemen. Tapi, apa perlu dia seemosi itu?. Semarah dan setakut itu hingga melukai orang lain?. Belum lagi sikapnya yang meninggalkan Rili di tengah keramaian yang entah kenapa membuatnya merasa di abaikan-untuk pertama kalinya.

Rili paham bahwa mereka harus menjaga jarak setiap kali berada di area umum yang terbuka, tak memberi celah pada siapapun untuk mengetahui hubungan mereka. Namun entah mengapa kali ini Rili merasa tersinggung. Ditinggalkan tanpa memastikan keadaan Rili baik-baik saja?. Dimana rasa amannya ketika bersama Abiyasa?.

Jalanan yang padat membawa Rili sampai ke tempat tujuan setelah satu setengah jam berlalu. Kedua kakinya menapaki anak-anak tangga dalam pencahayaan yang minim. Dentuman keras musik dari area rooftop bahkan terdengar dari lobby bawah.

Sesampainya di area rooftop yang dinaungi oleh atap kaca transparan Rili memicingkan kedua mata, mencari keberadaan ketiga sahabatnya di ruang luas dengan design interior bertema bohemian electric.

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang