Bab 48 : Bulol

2K 216 31
                                    

Mobil sedan berwarna hitam itu memasuki area parkir gedung kampus Nanggala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil sedan berwarna hitam itu memasuki area parkir gedung kampus Nanggala. Seperti yang sudah mereka sepakati sebelumnya, hari ini jadwal pertama mereka adalah menemani Rili menyerahkan revisi skripsi ke kampus terlebih dahulu sebelum makan siang dan pergi mencari cincin tunangan.

Rili hendak bersiap-siap turun di lobby, dia rapihkan menjadi satu tumpukkan kertas hasil revisi semalam di atas pangkuannya  kemudian memasukkannya ke dalam binder folder.

"Aku ikut turun." Ucap Thora tiba-tiba.

Rili menoleh sekilas, "Nggak nunggu di mobil aja?"

"Aku mau temenin kamu. Nggak boleh, ya?" balasnya dengan nada kecewa.

Rili gigit bibir bawahnya, ada ragu yang mendadak muncul. "Ya.. Boleh aja. Tapi aku nggak tahu akan lama atau cepet. Bimbingannya rame-rame soalnya. Maksud aku kalau kamu nunggu di mobil bisa sambil main game, nggak kepanasan juga."

"Mau temenin kamu pokoknya." Ulang Thora lagi tanpa menghentikan laju mobil saat melewati lobby.

Rili hanya bisa menurut. Jika sudah punya kemauan, Thora sangat bersikeras untuk dituruti keinginannya. Setelah memarkirkan mobil, Thora menggandeng Rili turun, kemudian mengikuti langkahnya masuk ke dalam gedung kampus. Suasana hall B di sabtu pagi tentu sangat sepi, namun berbeda saat mereka sampai di lantai ruang dosen. Beberapa mahasiswa tampak berdiri mengular di sepanjang lorong balkon, ada juga yang duduk-duduk di pojok koridor sembari menunggu.

Rili menghela nafasnya pelan, dia putar tumitnya seraya melepaskan genggaman tangan Thora, "Aku coba cek antrian murid dosenku dulu ya, ke dalam?"

"Ini orang pada antri bimbingan? Seramai ini, Bun?" Tatap Thora nanar ke sekeliling mereka.

"Iya.. tunggu di sini."

Thora menahan lengannya, "Wait, kenapa nggak minta tolong Oma Sania aja buat aturin jadwal bimbingan private sama dosen pembimbing kamu? ngapain capek-capek antri begini?"

Rili cubit pipi Thora pelan, "Jangan ngawur.. Tunggu di sini." Pesannya sebelum meninggalkan Thora.

Di dalam ruang dosen Rili bersyukur saat mendapati satu orang yang sedang bimbingan dan satu orang lagi berdiri mengantri. Dia ambil ponselnya dari dalam tas untuk mengirim pesan pada Thora.

Me :
Sebentar ya, ada dua antrian.

Mas Oya Sayangku ❤️ :
Oke.

Aku tunggu di kursi dekat lift, ya.

Semangat revisiannya sayang aku..

Semoga bisa lanjut bab selanjutnya dan nggak perlu revisi-revisi lagi.

Cepet sidang, cepet lulus, cepet kerja,
cepet nikah sama aku...

Hehehe 😘

Me :
Nggak nunggu di mobil aja?

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang