Bab 36 : Zonk!

1.5K 227 75
                                    

Bab kemarin komennya rame banget 😭Senang sekali akoh bacanya wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab kemarin komennya rame banget 😭
Senang sekali akoh bacanya wkwkwk.

Musti di pancing dulu dengan kehadiran Bu Myra dan Pak Sadi baru ramai, ya? 🤪

Mohon diingat kalau segala dialog Pak Sadi adalah karangan belaka. Jangan dipercaya dan ikuti ya😌

Komen yang rame lagi yah!

⚡️⚡️⚡️

Satu bulan lebih lima hari. Salah satu anak buah Thora menemukan keberadaan Abiyasa saat lelaki itu menginjakkan kaki ke Kampung Nelayan Kenjeran yang berada di kota Surabaya. Dulu, Rili pernah tinggal di sana bersama kakaknya sebelum berpindah ke Jakarta. Thora dengan sengaja memerintahkan anak buahnya berjaga di sana, siapa tahu Rili kembali memutuskan untuk datang, menetap sementara atau tinggal lagi di area pantai dan perkampungan di mana dia pernah menghabiskan tiga tahun waktu SMAnya.

Informasi itu tentu membuat Thora senang, dia sudah tidak sabar untuk melampiaskan kemarahannya pada Abiyasa. Dia juga lega karena lelaki itupun ternyata belum menemukan Rili yang bersembunyi dengan sangat baik.

Thora sangat yakin bahwa Rili masih hidup, dia yakin kekasihnya itu tidak mungkin  melakukan hal bodoh yang membahayakan nyawanya. Setiap kali mendengar kabar adanya penemuan mayat perempuan muda, Thora selalu menyuruh anak buahnya ke tkp untuk memeriksa ciri-ciri fisiknya. Dan beruntung, di lima penemuan mayat perempuan itu, tidak ada satu pun yang menyerupai ciri-ciri fisik Rili.

Saat ini lelaki berkulit putih itu berjalan mondar-mandir di salah satu ruang di basement yang berukuran empat kali empat meter yang dia persiapkan untuk menanti kedatangan Abiyasa. Ruangan itu di design kedap suara. Berbeda dengan ruang tiga tempat Anantari berada, ruang sembilan ini tidak memiliki ranjang yang nyaman untuk beristirahat, hanya tersedia toilet jongkok di pojok ruangan dengan ember berisi air dan gayung.

Roni sejak tadi ikut menemaninya dalam diam setelah berulang kali memeriksa isi saku celana Thora, memastikan dirinya tak menyembunyikan senjata tajam atau senjata api untuk menghabisi Abiyasa.

Tak lama pintu ruangan terbuka, Thora menoleh, dia dapati lima orang berseragam serba hitam masuk ke dalam ruangan dengan tertunduk takut-takut. "Kenapa kalian ada di sini?" Tanyanya tak suka.

"Maaf Mas Thora, kata Pak Tomi kami harus membantu Roni mengawasi Mas Thora. Jangan sampai Mas Thora kelepasan membunuh target. Betul, kan, Ron?" Zulkar, salah satu orang andalan Papi mengerling pada Roni.

"Betul, Mas. Kata Bapak, kami hanya boleh membiarkan Mas Thora menghajar target dalam waktu satu menit. Lebih dari itu tidak boleh, karena bisa menyebabkan kematian kata Bapak." Tambah Roni.

Thora berdecak kesal, Papinya ini memang terlalu mengada-ngada! Mana puas dia menghajar Abiyasa dalam waktu satu menit?

"Lima menit. Hentikan saya setelah lima menit." Tawarnya.

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang