Bab 30 : His warm hug

1.6K 204 31
                                    

Akhirnya update lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya update lagi.

Voment yang ramai ya! Ku kasih panjang lho ini 🥺.

Note : Jangan baca ditempat ramai 🙂.

⚡️⚡️⚡️

"Wah.. lo dapet dospem Pak Abi, Ri?" Gia bertanya seraya berdiri di samping Rili.

Rili gigit bibir bawahnya, bergumam, dia bergerak menjauh dengan satu tangan terkepal.

"Ri! Tunggu! Jangan ninggalin, dong!" Protes Gia di belakangnya.

Pikiran Rili berkecamuk. Dia tidak suka pada fakta yang baru saja menamparnya. Dia tidak ingin terlibat apapun lagi dengan Abiyasa. Cukup sudah lelaki itu menerornya di sela-sela waktunya. Tekanan yang lelaki itu beri sudah cukup mengganggu mentalnya. Bisa tidak ya, dia memohon bantuan pada sepupunya selaku cucu menantu pemilik kampus untuk mengganti dospemnya? Tapi bagaimana jika ada yang bertanya tentang alasannya?

Apa yang harus dia lakukan sekarang?

"Tenang aja, Ri.. lo kan, murid kesayangan semua dosen. Pasti Pak Abi baik sama lo. Dia killer cuma sama murid-murid yang IPKnya 3,5 ke bawah." Gia mencoba menghiburnya.

"Lo dapet dospem siapa?"

"Bu Asri.. Lumayan asik sih, katanya."

"Neela?"

"Neela enggak jadi skripsi semester besok. Semester ini ada dua matakuliah yang failed. Dia harus ngulang."

Rili hentikan langkahnya, "Hah? Mata kuliah apa?"

"Bisnis Advance II sama.. Kewarganegaraan."

Kedua alis Rili naik ke atas, "Kewarganegaraan?"

"Iya.. dia, kan, paling susah menghafal. Bubar udah kalau disuruh hafalan."

"Kok, gw baru tahu. Neela di mana sekarang? Dia baik-baik aja, kan? Maksud gw, dia pasti sedih banget enggak bisa skirpsi dan wisuda bareng kita."

"Lo asik pacaran, sih! Sampai enggak ngeh, kita bahas di group." Cibir Gia. "Sekarang udah baik-baik aja, kok, Neela."

"Aduh, maaf ya. Kayaknya chats kalian ke skip. Kita perlu nginap enggak, di rumahnya? Kasih dia semangat?"

"Boleh. Mau kapan?"

"Bebas."

"Oke. Gw atur ya."

Rili menoleh ke kiri dan ke kanan, "Kya, mana?" Tanyanya. Pasal mereka janji bertemu untuk makan siang bersama.

"Udah nunggu di kantin. Yuk!" Ajak Gia.

Benar, Kya menanti mereka di salah satu meja kantin. Rili segera duduk di sebelahnya, "Ky, kalau bimbingan itu, sendiri-sendiri atau rame-rame?" Rili bertanya. Jika ramai-ramai, dia tak perlu bertambah cemas saat melakukan bimbingan nanti, tapi kalau sendiri-sendiri... jujur saja Rili takut! Selama dulu berpacaran dengan Abiyasa, Rili hanya tahu bahwa Abiyasa melakukan bimbingan skripsi di kampus, lelaki itu tidak melayani bimbingan di luar jam mengajarnya.

Chained by Ferris Wheel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang