Dibuat:Minggu, 5 Juni 2022. 12:38 WIB
Alooo!!
Sudah siapkan hati?
Senyum belum nih? Kalau belum senyum dulu yuk😊😊
Vote dulu ya! Komennya juga ramein, oke?
🦋 HAPPY READING 🦋
🌼🌼🌼
"Pak, itu lukanya memar. Biar saya obati ya, Pak?" tawar Anne sudah yang kesekian kalinya pada bosnya itu yang sama sekali tidak mengindahkan perkataannya dan terus fokus untuk menyetir.
Anne memandangi luka lebam di pipi Pangeran itu. Ingin sekali dia menyentuhnya, tapi sudah dipastikan bosnya itu akan memberikannya tatapan maut.
"Jangan lihat gue kayak gitu," tegas Pangeran dengan pandangan yang masih menatap lurus ke depan. Dia merasa malu sekali di hadapan Anne atas keributan di keluarganya tadi. Terutama saat dirinya tiba-tiba saja menangis di pelukan wanita itu.
Anne segera mengalihkan pandangannya ke arah jalanan. "Maaf, Pak."
Hening. Tidak ada lagi yang berbicara. Rasanya canggung sekali.
Anne hanya memainkan jari-jari tangannya dengan pandangan yang menunduk. Dia jadi tidak enak hati kepada bosnya itu.
"Maaf..."
Anne kembali menatap bosnya ketika mendengar lirihan itu. Mobil yang tadinya melaju juga kini menepi. Pangeran tampak menyandarkan kepalanya dengan mata yang terpejam.
"Buat apa, Pak?"
"Buat pagi yang buruk ini," balas Pangeran cepat. Kemudian dia membuka matanya dan menatap Anne. "Sorry, karena lo harus tau tentang keluarga gue."
"Nggak apa-apa, Pak. Semua orang juga pasti punya masalah keluarganya masing-masing. Termasuk juga saya," balas Anne dengan tersenyum hangat menatap ke arah Pangeran.
"Lo punya masalah keluarga?" tanya Pangeran balik. Dia pikir Anne dan ibunya tenang-tenang saja karena tidak memiliki masalah. Karena yang Pangeran lihat, mereka tampak bahagia saja.
Anne menganggukkan kepalanya. "Punya. Tapi, apapun masalahnya kita harus tetap terlihat bahagia di mata orang-orang." Anne mengalihkan pandangannya lurus ke depan. "Kadang, orang cuma mau tau aja tentang masalah kita. Tapi, mereka nggak berniat untuk membantu ataupun sekedar ngasih solusi. Mereka bahkan lebih sering balik adu nasib." Anne terkekeh lalu menundukkan kepalanya.
Pangeran merasa sedikit salut dengan wanita di hadapannya ini. Anne bisa sekuat ini menghadapi masalahnya. Tidak seperti dirinya yang selalu frustasi karena permasalahan yang dialaminya.
"Udah, Bapak jangan lihat saya kayak gitu. Jangan-jangan Bapak udah mulai suka ya sama saya?" tuding Anne yang membuat Pangeran cepat mengalihkan pandangannya dan memutar bola matanya.
"Belum," jawabnya singkat.
"Belum apa belum?" Anne menaikturunkan alisnya dengan wajahnya yang di dekatkan kepada Pangeran.
"Gue potong gaji lo, mau?" ancam Pangeran.
"Eh, mainnya anceman gaji. Nanti juga saya, kan, bakal jadi istri Bapak. Berarti itu nggak akan berlaku lama, Pak." Anne menyunggingkan senyum kemenangannya.
"Terserah."
Hening menghiasi keduanya selama beberapa saat, sebelum Anne kembali bersuara.
"Bapak sering bolak-balik Bogor-Jakarta-Bandung ya?" tanya Anne.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND ABLE(?)
RomanceMenikah dengan pria tampan yang memimpin sebuah perusahaan? Itu tidak pernah terpikir sekalipun oleh wanita dengan kehidupannya yang sederhana. Anne menerima lamaran dari seorang bosnya, meski dia tahu bosnya melamar dirinya bukan karena atas dasar...