Dibuat:Sabtu, 11 Febuari 2023. 22:30.
Hai selamat malam minggu.
Eum, ga enak banget ga punya panggilan khusus untuk kalian. Enaknya saya panggil kalian ini apa ya? Biar kalo nyapa enak gituu😌
Gimana udah senyum belum hari ini? Bahagia ga?
Pokoknya harus senyum dulu!
Jaga kesehatan loh, ini lagi musim hujan soalnya. Kalo sakit kan ga enak. Harus kuat dan semangat terus, karena ga ada yang bener-bener peduli kecuali diri sendiri. Jadi harus diperhatiin segala sesuatunya, oke?
Jangan lupa vote dan komennya ⭐
🦋 HAPPY READING 🦋
🌼🌼🌼
"Bapak nggak berusaha tahan Dara biar nggak ikut sama... siapa tadi, Pak, namanya? Bang Alex ya? Iya, Pak. Kenapa nggak Bapak cegah?" tanya Anne dengan menatap ke arah Pangeran yang berada di sebelahnya, sedang mengendarai mobil.
Pangeran menggelengkan kepalanya, kemudian menghela napasnya. "Gue nggak bisa paksa Dara kalau emang itu keinginannya sendiri."
Anne hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan kembali menatap jalanan di depannya. "Kita mau ke mana, Pak?" tanyanya lagi.
"Gue mau ke tempat di mana Deru dulu disekap. Gue rasa ada yang nggak beres di sana," balas Pangeran kemudian dia membelokkan setir mobilnya pada jalanan yang jauh dari pemukiman dan jarang sekali di lalui oleh orang lain.
Mobil Pangeran tepat berhenti di depan sebuah pagar yang menjulang tinggi. Tak membutuhkan waktu lama, pintu gerbang terbuka dengan lebar. Pangeran pun kembali menjalankan mobilnya untuk memasuki rumah yang terlihat sederhana, namun terkesan mewah karena terdapat banyak hiasan antik. Baru saja Pangeran mematikan mesin mobilnya, dua para pekerja di sana sudah dengan cepat membukakan pintu mobil untuknya dan Anne.
"Silakan, Tuan," kata salah satu pekerja yang membukakan pintu mobil Pangeran. Dia sudah tahu maksud kedatangan Pangeran kemari. Jadi, dia mempersilakan Pangeran untuk mengikutinya.
Pangeran menyeret tangan Anne karena terus saja berdiri di depan mobil dengan memandangi rumahnya dengan mulutnya yang terbuka.
Anne yang merasa terseret itu pun menepuk-nepuk tangan Pangeran meminta dilepaskan karena tidak sanggup menyetarakan langkah Pangeran yang besar dan cepat. "Saya bisa jalan sendiri, Pak. Bapak juga nggak perlu buru-buru gitu. Kayak mau ngantri sembako murah aja."
Pangeran tidak mengindahkan pernyataan Anne. Dia tetap melanjutkan langkahnya hingga sampai pada suatu ruangan yang menghubungkan dengan ruangan di bawah tanah, tempat di mana Deru dulu disekap. Perlahan Pangeran melepaskan genggaman tangannya dengan Anne. "Lo cukup tunggu di sini aja, karena di dalam gelap," ujar Pangeran yang mengingat bahwa Anne takut akan tempat gelap, kemudian dia membuka pintu ruangannya dan masuk ke dalam bersama satu orang tadi yang mengantarnya.
Anne mengedarkan pandangannya pada penjuru ruangan. Jika dilihat-lihat lagi, rumah Pangeran yang satu ini nampak lebih menyeramkan. Karena lampu penerangan yang remang-remang dan setiap lorongnya yang memiliki ruangan.
Anne terkejut ketika salah seorang pekerja tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya. Dia mengelus dadanya dengan menghela napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND ABLE(?)
RomanceMenikah dengan pria tampan yang memimpin sebuah perusahaan? Itu tidak pernah terpikir sekalipun oleh wanita dengan kehidupannya yang sederhana. Anne menerima lamaran dari seorang bosnya, meski dia tahu bosnya melamar dirinya bukan karena atas dasar...