38. Hilang

4.1K 315 36
                                    

Dibuat: Kamis, 27 April 2023. 20:55.

Halo gimana kabarnya?

Jangan lupa senyum ya!!

Kalau ada apa-apa cerita aja, oke?

Ini kan yang klen tunggu-tunggu?

Jadi, mari vote dan komen dulu sebelum baca!

🦋 HAPPY READING 🦋

🌼🌼🌼

Pangeran keluar dari ruangan tempat Anne dirawat dengan wajahnya yang terlihat murung. Dirinya langsung disambut oleh Rafi, Zeon, dan Gerry yang berdiri dari duduknya yang sedari tadi sudah menunggu.

"Gimana, Ran, kondisi Anne? Nggak ada yang serius, kan, sama dia? Sekarang Anne udah sadar?" tanya Gerry secara beruntun dengan tidak sabar yang berdiri di sebelah Pangeran.

"Anne udah sadar," balas Pangeran dengan singkat. Tatapannya hanya memandang lurus ke depan.

"Terus kenapa muka lo nggak enak dipandang gini?" tanya Rafi ketika menyadari raut wajah Pangeran seperti orang yang tidak senang.

"Anne marah sama lo? Dia nggak mau ketemu sama lo? Atau dia nggak ngenalin lo?" cecar Zeon dengan berniat bercanda.

"His! Cocotmu, Yon!" Rafi menempeleng kepala Zeon yang asal berbicara itu.

"Zeon bener," balas Pangeran yang membuat Rafi, Zeon, dan Gerry menatapnya bingung.

"Gimana maksud lo, Ran?" tanya Gerry yang masih tidak paham dengan pernyataan Pangeran.

"Anne nggak ngenalin gue. Kata dokter, benturan di kepalanya cukup keras. Itu menyebabkan dia hilang ingatan," jelas Pangeran.

"Jadi, Anne beneran kena insomnia?" tanya Rafi dengan wajahnya yang setengah polos dan minta ingin ditampol itu.

"Bukan insomnia, tolol!" sergah Zeon cepat dengan tangannya yang terulur untuk meraup wajah Rafi yang sok polos.

"Lah? Terus apa dong?" tanya Rafi lagi karena memang dia tidak ingat.

Zeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan sedikit berpikir. "Am... Am apa itu ya lanjutannya? Oh, iya, ambeien!" seru Zeon dengan percaya dirinya bahwa apa yang dikatakannya itu benar.

"Bukan ambeien, goblok! Tapi amnesia!" sergah Gerry cepat dengan membenarkan perkataan Zeon yang salah. "Ah, capek gue punya temen yang modelan otaknya cuma sebiji jagung."

"Harap maklum karena dulu emak gue mbrojolin gue waktu lagi ngantre bansos," balas Zeon menyeletuk. Yang diucapkannya itu memang benar. Zeon sempat diceritakan oleh mendiang ayahnya sebelum ayahnya itu meninggal dunia, bahwa sewaktu dia lahir ibunya sedang mengantre bansos. Alhasil selama proses penguburan ayahnya itu Zeon dan ibunya menangis dengan sesekali terkekeh ketika pandangannya dengan ibunya bertemu karena mengingat perkataan ayahnya itu.

"Aneh lo. Bapak lo meninggal bukannya sedih, malah ketawa," ujar Rafi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya dan tangannya yang berkacak pinggang.

"Yeu... waktu itu, kan, umur gue masih 8 tahun. Justru lo yang lebih aneh kali!" balas Zeon tidak terima dengan menjitak kepala Rafi. "Orang emak sama bapak lo pengen pisah malah lo sorakin biar cepet pisah. Mana sambil tepuk tangan lagi," ungkap Zeon. Dia tahu karena dulu waktu SMA Rafi pernah menceritakan kepada mereka.

"Waktu itu juga, kan, gue masih SMP kelas 1. Lagian gue udah gedek banget emak sama bapak gue ribut mulu tiap hari. Udah aja pisah sekalian," balas Rafi dengan entengnya.

HUSBAND ABLE(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang