52. Whatever That Is

1.8K 139 145
                                    

Dibuat:Sabtu, 13 Januari 2024. 22:30.

Halo bro!

Happy new year🎊🎆

Siapa yang nungguin acungkan tangan☝️

Cie udah tahun 2024 tapi kamu masih jomblo aja😱

Suka halu lagi, malah makin-makin🙊

Maap ya menghilang lama dari bumi, soalnya nungguin dia ngutarain perasaannya lama banget sih. Udah gitu ga peka-peka lagi😔

Sorry ya aku ga ugal-ugalan dalam mencintaimu, soalnya aku bukan cegil mhehehe

Gimana kabarnya?

Harinya baik-baik aja nggak?

Udah senyum?

Coba senyum lagi😊

Butuh tempat cerita?

Ada yang mau disampein?

Vote dan komennya jangan lupa ya!

Kalo komennya banyak saya update cepet deh✌️

🦋 HAPPY READING 🦋

🌼🌼🌼

"Pangeran di penjara karena bunuh orang? Nggak mungkin," bantah Sarrah setelah mendengar pernyataan dari Willy-tangan kanan Rakka.

Wanita itu berjalan menuruni tangga dengan tujuan menghampiri suaminya yang berada di ruang tamu bersama Willy dan Anjani. Sarrah berdiri tepat di samping Rakka yang terlihat sedang menahan amarahnya. Terlihat dari kedua tangannya yang mengepal dan rahangnya yang mengeras.

"Emang dasar anak itu!" Rakka menatap lurus ke depan. Auranya terlihat menyeramkan bagi siapa pun yang melihatnya.

Bagi Anjani, Rakka tidak pernah terlihat semarah ini kepada Pangeran. Yang dia tahu, kakaknya itu adalah anak kesayangan papinya ini. Namun, untuk kali ini, dia melihat tatapan amarah yang membara dari seorang Rakka Hadiwijaya.

"Bang Eran nggak mungkin bunuh orang, Pi. Masa Papi nggak percaya sih sama Bang Eran," kata Anjani berusaha meyakinkan Rakka. Meski dia sendiri sebenarnya merasa takut untuk melakukan pembelaan.

Willy ikut bersuara untuk kembali menjelaskan. "Benar, Tuan. Itu sebenarnya bukan salah Tuan Muda. Dia hanya mengakui kesalahan yang istrinya perbuat."

Rakka beralih menatap Willy cepat dengan tatapannya yang terlihat tajam. "Bodoh! Dan perempuan itu semakin membuat hidup Pangeran susah saja. Kita berangkat ke Jakarta sekarang."

Anjani langsung menggenggam tangan Rakka erat untuk mencegahnya agar Rakka tidak bertindak terburu-buru. "Pi, Papi yang tenang dulu dong, Pi. Pasti semuanya ada alasannya."

"Diam kamu. Jangan semakin membuat saya pusing mendengar ucapanmu." Rakka mengentakkan tangannya hingga membuat genggaman Anjani terlepas.

HUSBAND ABLE(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang