Dibuat:Selasa, 26 April 2022. 08:54 WIB.
Halo!
Vote sama komennya jangan lupa!
🦋HAPPY READING🦋
🌼🌼🌼
"Ibu, saya meminta restu Ibu untuk menikahi putri Ibu. Saya berjanji akan membuat hidup putri Ibu terjamin," ujar Pangeran tanpa keraguan sedikitpun.
Siang ini, Pangeran menemui ibu Maria di rumah sakit, ibu dari Anne Cassandra. Sebelumnya Pangeran sudah memperkenalkan dirinya dan statusnya sebagai bos Anne di kantor kepada ibu Maria. Pangeran menggenggam tangan wanita paruh baya yang sedang terbaring lemah di atas brankar. Tangan itu terasa sangat kurus di genggaman Pangeran.
Ibu Maria tersenyum hangat saat bertatapan dengan mata Pangeran yang terlihat sangat menenangkan. "Tapi, Ibu dan putri Ibu bukan berasal dari keluarga seperti kamu. Ibu merasa Anne nggak pantas untuk bersanding sama kamu," ujar Ibu Maria dengan suara yang terdengar lemah setelah melihat penampilan Pangeran.
"Ibu nggak perlu merasa seperti itu. Sekarang, Anne memang terlihat nggak pantas bersanding sama saya. Tapi, saya akan buat dia pantas untuk saya." Pangeran masih berusaha untuk meyakinkan ibu Maria.
Anne menggenggam tangan ibunya yang satunya kemudian mengelus-elusnya. "Bu, Anne cuma mau restu Ibu. Anne nggak peduli kok, Bu, kedepannya gimana tentang pandangan orang-orang. Anne cuma mau merubah hidup kita jadi lebih baik, Bu. Dan Anne juga mau Ibu cepat dioperasi." Anne mengecup singkat punggung tangan ibunya dengan air matanya yang mulai membasahi pipinya.
Ibu Maria mengangguk paham. "Ibu merestui hubungan kalian. Karena waktu Ibu juga udah nggak akan lama lagi. Ibu mau Anne ada yang menjaganya."
"Bu..." Anne segera berhambur ke dalam pelukan ibunya dengan deraian air mata yang sudah tidak dapat dia tahan lagi. "Ibu jangan bicara seperti itu. Ibu pasti bisa sembuh, Bu. Anne yakin. Ibu nggak boleh ninggalin Anne sendirian, Bu. Anne masih butuh Ibu."
"Sayang, sekarang Ibu lega karena kamu ada yang jaga. Jadi kalaupun Ibu pergi, Ibu bisa pergi dengan tenang," balas ibu Maria sembari mengelus puncak kepala Anne.
"Nggak, Bu." Anne semakin menangis dengan terisak. Sungguh sakit hatinya mendengar perkataan ibunya itu. Ditinggal oleh orang yang paling dicintai seperti ibu, tidak ada bedanya seperti kehilangan seluruh jiwa. Semuanya boleh pergi, asalkan jangan seorang ibu. Karena tanpa ibu, hidup terasa tidak ada artinya lagi.
Pangeran terlihat iba menatap Anne. Dia sungguh tidak tahu bagaimana rasanya jika dirinya berada di posisi Anne. Kedua orang di hadapannya ini begitu saling menyayangi. Tidak dengan keluarganya. Pangeran memang memiliki keluarga yang lengkap, tapi rasanya seperti tidak memiliki keluarga. Kedua orang tuanya sama-sama sibuk dan tidak pernah memperhatikannya. Maka dari itu, Pangeran memutuskan untuk tidak tinggal bersama kedua orang tuanya. Karena untuk apa juga? Orang tuanya saja tidak peduli dan tidak memperhatikannya.
Di satu sisi Pangeran juga merasa bersalah karena telah berbohong kepada ibu Maria. Dia tidak tahu harus berbuat apalagi. "Maafkan saya, Bu."
Pintu ruangan terbuka dan menampilkan seorang pria dengan jas putih yang membalut tubuhnya dengan gagah. Itu dokter Fahri. Dokter muda berusia 27 tahun yang menangani ibu Maria.
"Nona Anne, bisa kita bicara sebentar di ruangan saya?"
Anne menghapus air matanya, lalu dia melihat ke arah ibunya dan Pangeran secara bergantian, sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. "Baik, dok."

KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND ABLE(?)
RomanceMenikah dengan pria tampan yang memimpin sebuah perusahaan? Itu tidak pernah terpikir sekalipun oleh wanita dengan kehidupannya yang sederhana. Anne menerima lamaran dari seorang bosnya, meski dia tahu bosnya melamar dirinya bukan karena atas dasar...