Dibuat:Rabu, 19 April 2023. 04:00.
Halooo!
Saya temenin sahur nih🤗❤️
Udah ada persiapan apa nih buat lebaran?
Ga kerasa kita udah hampir dipenghujung puasa. Siapa yang puasanya udah bolong?
Senyumnya masih harus yang lebar ya!
Ga boleh ditekuk mulu mukanya, jelek tau?
Coba senyum dulu!
Jangan lupa vote dan komennya ⭐⭐⭐
🦋 HAPPY READING 🦋
🌼🌼🌼
"Kerja bagus. Saya sudah transfer ke rekening kamu."
"Terima kasih. Kalau perlu bantuan saya, segera hubungi saja."
Anne tidak meresponnya lagi dan hanya mematikan sambungan teleponnya sepihak. Anne kembali mendudukkan dirinya lagi di bangku taman kota. Dia memilih pergi ke sini karena tidak ingin ketahuan oleh Pangeran selagi Pangeran mendonorkan darahnya. Tak lama ada telepon masuk ke dalam ponselnya kembali. Gerry. Anne pun menjawabnya.
"Kenapa sibuk terus gue telepon? Lo habis ngapain? Jangan berbuat macam-macam lagi, Anne!"
Belum sempat Anne berucap, suara lantang dari Gerry sudah langsung menyapa telinganya. Anne memutar bola matanya malas. "Hih! Lo bisa santai nggak sih, Ger?"
"Bodo amat. Kalau lo berbuat nekat lagi sampai nyelakain orang. Gue nggak mau bantu lo lagi, Ne," ujar Gerry yang tidak mempedulikan perkataan Anne dengan nada suaranya yang terdengar dingin dan serius mengatakannya.
Mendapatkan ancaman keras dari Gerry melalui telepon, membuat Anne seketika langsung panik. Dia langsung berdiri dari duduknya dengan pandangan yang menatap lurus ke depan. "Ger, Ger! Lo kok gitu sih?"
"Permainan awal kita nggak kayak gini, Ne. Lo lupa? Kenapa makin ke sini lo makin jahat?"
"Makin jahat lo bilang, Ger? Gue ngelakuin ini biar kita aman aja," balas Anne membela dirinya.
"Ya, tapi nggak gini juga caranya, Anne! Lo bisa, kan, pakai cara halus?" tanya Gerry yang sudah hampir kehilangan kesabarannya menghadapi Anne.
"Gimana caranya? Coba lo kasih tau gue," balas Anne menantang.
"Kita bisa bilang jujur ke Pangeran, biar Om Rakka nggak terus-terusan mendesak kita. Dan Pangeran juga nggak perlu merasa semakin kecewa," kata Gerry dengan mencoba untuk tetap bersabar dengan sikap Anne.
"Tapi semuanya udah terlambat. Kecelakaan itu udah terjadi," kata Anne yang tanpa merasa bersalah sedikitpun dari nadanya.
"Ck! Lo emang susah sih dibilangin."
"Ya terus gue harus gimana sekarang? Lo mau gue ngaku ke Pangeran kalau gue yang nyuruh orang buat nyelakain bokapnya? Dan ngaku kalau gue sama lo pernah ada hubungan?"
"Nggak tau gue. Terserah lo. Mikirin urusan lo bikin gue tambah pusing. Yang punya dendam lo, tapi gue juga yang ikut terlibat jadinya. Terserah lo mau kayak gimana. Pokoknya lo selesaiin sendiri. Gue udah nyuruh lo buat bilang jujur ke Pangeran, tapi nggak lo dengar. Untuk sekarang gue nggak bisa bantu lo. Sorry." Setelah mengatakan itu, Gerry memutuskan sambungan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBAND ABLE(?)
RomanceMenikah dengan pria tampan yang memimpin sebuah perusahaan? Itu tidak pernah terpikir sekalipun oleh wanita dengan kehidupannya yang sederhana. Anne menerima lamaran dari seorang bosnya, meski dia tahu bosnya melamar dirinya bukan karena atas dasar...