42. Cerai

5K 338 63
                                    

Dibuat:Kamis, 25 Mei 2023. 08:00.

Halo apa kabar?

Udah berapa lama saya ga update?😌

Maaf yaa...

Gimana sama hari-harinya?

Semangat terus ya?

Senyumnya masih lebar, kan?

Kalau mau cerita sini ya🤗

Jangan lupa vote dan komennya ⭐⭐⭐

🦋 HAPPY READING 🦋

🌼🌼🌼

Setelah kemarin malam dibawa paksa oleh Rafi, Zeon, dan Gerry masuk ke dalam mobilnya dan kembali pulang ke rumah dengan keadaan basah kuyup. Pagi ini Pangeran terserang demam. Seluruh tubuhnya terasa hangat. Ketiganya bergantian untuk menjaga Pangeran semalaman. Mereka pun mendengar Pangeran yang terus menerus mengigau dengan menyebut nama Anne. Ketiganya sudah tidak tega melihat Pangeran seperti ini, terutama Rafi.

"Kalau udah begini, obat dokter juga nggak akan mempan. Cuma Anne yang Pangeran butuhin sekarang." Zeon yang semula menatap Pangeran kini beralih menatap Rafi yang hanya diam dengan terus menatap Pangeran. "Gimana sama keputusan Anne?" tanyanya.

"Masih sama. Dia belum mau kembali," balas Rafi dengan pandangan yang masih menatap Pangeran.

Gerry menghela napasnya. "Susah. Dua-duanya emang sama keras kepalanya."

"Lieur, anying!" umpat Zeon dengan mengacak-acak rambutnya. Kemudian dia menghela napas kasarnya. "Gimana mau kelar ceritanya kalau begini?"

Rafi dan Gerry hanya menggidikkan bahunya seolah sudah pasrah.

"Ran, Ran... kayaknya lo udah cinta mati banget sama Anne," kata Zeon lagi dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Ketiganya kembali diam menatap Pangeran yang sedang terlelap itu. Mereka merasa bersyukur karena akhirnya Pangeran dapat tidur dengan tenang. Itu artinya mereka juga dapat beristirahat untuk sementara.

Mereka pun beralih untuk duduk di sofa yang berada di samping ranjang Pangeran. Namun, baru saja ketiganya mendaratkan bokongnya, teriakan melengking yang memanggil nama Pangeran terdengar menggelegar. Penuh amarah dan gejolak yang menggebu-gebu. Suara itupun terdengar sangat familiar di telinga mereka.

"Aish! Shib*l! Malapetaka kenapa datengnya pagi-pagi begini sih?" umpat Rafi dan lagi-lagi mendesah berat. "Ger, Yon, kalian uruslah. Capek gue."

"Dih, enak aja lo. Gue juga capek kali," ujar Zeon tidak terima.

"Udah, ayo, kita hadapin bareng-bareng. Jangan sampai Om Rakka ganggu Pangeran," kata Gerry yang kini berdiri dari duduknya.

"Ayolah," ujar Rafi pasrah. Kemudian dirinya melenggang keluar dari kamar Pangeran bersama Zeon dan Gerry.

Dapat mereka lihat dari lantai atas, bahwa Rakka sedang marah-marah dengan terus meneriaki nama Pangeran. Ketiganya sontak melebarkan bola matanya dan langsung berbalik badan ketika Rakka menatapnya balik.

"Mampus, anjing! Buto lihat kita," bisik Zeon pelan yang masih dapat di dengar oleh kedua sahabatnya yang berada di kedua sisinya.

Dengan langkah cepat dan besar, Rakka berjalan menaiki anak tangga untuk menghampiri Rafi, Zeon, dan Gerry. Setelah sampai di hadapan ketiga laki-laki muda itu, Rakka menatapnya dengan tatapan tajam. "Mana Pangeran?" tanyanya dengan nada penuh intimidasi.

HUSBAND ABLE(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang