24. SERATUS PERSEN?

7K 593 85
                                    

Dibuat:Sabtu, 21 Januari 2023. 07:00.

Heyyowwww!

Selamat pagi!

Pagi ini saya minta kalian buat senyum lebar-lebar ya❤️❤️

Vote dan komennya jangan lupa oke😉⭐

🦋 HAPPY READING 🦋

🌼🌼🌼

Anne menghentikan motornya tepat di depan pintu utama rumah. Setelah berkelahi dengan Remond dan anak buahnya, Anne pikir Pangeran tidak akan mungkin sanggup untuk memboncengnya hingga pulang ke rumah. Jadi, Anne memutuskan agar dia saja yang mengendarai motor dan membiarkan Pangeran yang memboncengnya.

"Turun, Pak," ujar Anne ketika Pangeran tak juga kunjung turun dan menjadi seperti sangat manja dengan melingkarkan tangannya pada pinggang Anne dan menenggelamkan wajahnya pada bahu Anne.

"Badan gue sakit semua," ujar Pangeran dengan nada suaranya yang terdengar serak.

"Iya, makanya ayo turun. Saya obatin di kamar."

Pangeran melenguh dengan menduselkan kepalanya.

Anne mengedarkan pandangannya untuk meminta bantuan kepada para pekerja rumahnya. Namun, dia tidak melihat satu pun pekerja yang sedang melakukan tugasnya. Biasanya di jam-jam seperti ini ada tukang kebun yang sedang menyirami tanaman. Anne sendiri merasa heran.

"Mereka sengaja gue suruh pulang ke rumah semua sampai waktu yang nggak gue tentukan. Tapi tetap gue gaji," kata Pangeran yang seakan tahu isi pikiran Anne.

Anne menghela napasnya. Kemudian turun lebih dulu dengan menahan badan Pangeran agar tidak jatuh. "Ayo, Pak, turun."

Pangeran pun akhirnya ikut turun dengan dipapah oleh Anne. Keduanya berjalan masuk ke dalam rumah dan menaiki tangga untuk sampai di kamar.

"Pelan-pelan, Pak. Satu lagi tangga terakhir," ujar Anne sangat hati-hati menuntun Pangeran. Setelah berhasil, dia membuka pintu kamar dan masuk. Menidurkan Pangeran di atas ranjangnya.

Anne melepaskan kedua sepatu Pangeran, kemudian menghapus keringat di leher Pangeran menggunakan lengan hoodie yang dikenakannya. "Sebentar, Pak, saya mau ambil air sama saputangan buat bersihin luka Bapak dan kotak P3K buat ngobatin lukanya."

Setelah itu, Anne beranjak keluar dari kamar untuk mengambil baskom yang berisi air dan juga saputangan serta kotak P3K. Tidak perlu waktu lama, Anne kembali masuk ke kamar dan meletakkan baskom berisi air itu di atas nakas di samping tempat tidur, sedangkan kotak P3K-nya dia taruh di samping Pangeran.

"Mana yang sakit, Pak?" tanya Anne.

"Ini sakit." Pangeran menunjuk sudut bibirnya yang memang robek dan sedikit mengeluarkan darah. "Ini juga sakit." Lalu menunjuk perutnya. "Ini juga." Lalu punggungnya. "Sakit semua," ujar Pangeran sedikit merengek, tetapi tidak terdengar lebay.

Anne mulai membersihkan wajah Pangeran menggunakan saputangan yang sudah dia basahi. Setelah itu beralih untuk membantu Pangeran melepaskan jaketnya dan menyisakan kaos hitam polosnya. "Mana lagi yang sakit, Pak?" tanya Anne sembari mengecek seluruh tubuh Pangeran. Hingga matanya terpaku dengan mulutnya yang sedikit terbuka melihat tangan Pangeran yang terluka karena diinjak oleh Remond tadi. "Sakit nggak, Pak?" tanyanya lagi dengan ibu jarinya yang mengelus luka di tangan Pangeran.

"Sakit."

Anne membersihkan tangan Pangeran lalu memberikan antiseptik dan melilitkan perban pada tangan Pangeran. Setelah itu, dia memberikan kecupannya. "Masih sakit nggak?"

HUSBAND ABLE(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang