17. Cemburu?

8.4K 554 11
                                    

Dibuat:Selasa, 29 November 2022. 21:45 WIB.

Selamat malam!

Jaga kesehatan kalian ya. Dan perbanyak senyum, oke?

Vote dan komennya jangan lupa yaww🥰🥰

🦋 HAPPY READING 🦋

🌼🌼🌼

Pangeran gila. Benar-benar Gila. Itulah yang terus menerus Anne ucapkan dalam hatinya. Anne sungguh merutuki Pangeran yang telah mengerjainya tadi di dalam toilet. Dia pikir Pangeran serius berani untuk berbuat nekat seperti tadi. Ternyata itu hanyalah permainannya saja yang ingin membuat Anne gila.

Pangeran melirik ke arah Anne dengan tersenyum tipis tanpa sepengetahuan Anne. Dia merasa menang karena sudah berhasil mengerjai Anne sampai seperti ini. Sedangkan Anne hanya duduk diam saja di samping kursi pengemudi yang Pangeran duduki dengan kedua tangannya yang saling bertautan dan tatapannya yang menunduk melihat kedua tangannya.

"Cinta gue belum 100% jadi lo tenang aja. Lo masih aman. Karena gue nggak akan sentuh lo secara berlebihan," ujar Pangeran yang kembali fokus untuk menyetir karena dirinya kini akan menuju suatu tempat untuk meeting bersama client dengan Anne yang diminta untuk menemaninya.

Anne yang mendengarnya pun segera melirik tajam Pangeran. Bisa-bisanya Pangeran berkata seperti itu setelah membuat dirinya hampir terkena serangan jantung karena aksi gila Pangeran itu. Benar-benar sangat menyebalkan.

Mobil Pangeran berhenti di depan sebuah restoran yang sudah dia booking khusus untuk meeting kali ini dengan client-nya. Pangeran keluar dari mobilnya diikuti oleh Anne. Kemudian dia memberikan kunci mobilnya kepada salah satu pegawai restoran itu dan kembali melanjutkan langkahnya dengan memakai kacamata hitamnya yang terlihat semakin berwibawa.

"Tuan Arsenio sudah menunggu Anda, Tuan," ujar seorang pegawai yang berdiri di depan pintu restoran itu dengan menundukkan kepalanya saat Pangeran hendak memasuki restoran.

"Terima kasih," balas Pangeran. Dia jadi teringat akan sesuatu hal. Sesuatu yang mungkin ke depannya dapat membahayakan Anne. Pangeran pun menghentikan langkahnya secara tiba-tiba dan membuat Anne yang berada di belakangnya pun menubruk punggung tegapnya.

"Aduh... Kenapa sih, Pak?" tanya Anne dengan mengeluh dan mengelus-elus dahinya karena dahinya terbentur oleh punggung tegap Pangeran.

"Lo tunggu di mobil aja."

"Kenapa? Tadi suruh nemenin, sekarang suruh tunggu di mobil aja. Tau gitu ngapain saya ngikut?" Anne memutar bola matanya malas dengan menghela napasnya.

"Perintah suami nggak boleh dibantah. Cepet," titah Pangeran dengan tegas. Sepertinya kata 'suami' bukan lagi kata yang menggelikan untuk Pangeran ucapkan.

"Oh, iya ya, lupa. Siap, My Husband!" seru Anne dengan memberikan hormatnya dan menampilkan senyum manisnya. Setelah itu, dia memutar tubuhnya dan kembali berjalan untuk menunggu di mobil saja.

Pangeran menatap Anne yang mulai masuk ke dalam mobilnya. Entah kenapa rasanya Pangeran tidak ingin saja memperkenalkan Anne kepada orang-orang di sekitarnya. Dirinya sudah tidak percaya lagi kepada orang-orang yang dia temui. Karena bisa aja orang-orang tersebut adalah orang-orang yang justru akan mencelakainya ke depannya. Maka dari itu, dia tidak ingin Anne lebih jauh terlibat dengan dirinya yang nantinya akan membahayakannya. Pangeran tidak mau Anne dalam bahaya. Karena orang-orang yang selama ini dekat dengannya, kini mengkhianatinya dan menjadi musuh terbesarnya.

HUSBAND ABLE(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang