Part 3

23.5K 2.5K 71
                                    

Hanya berselang satu jam kemudian, mereka sudah tiba di salah satu perumahan elit pondok indah. Cybele yang memang juga orang berada sebelumnya nampak biasa saja dengan kemegahannya. Tempat tinggalnya dulu bahkan lebih berkali lipat dari mansion Angel. Angel sendiri yang melihat wajah Cybele cukup terkejut dengan raut datar Cybele. Pasalnya beberapa kali Angel membawa temannya yang sederhana, mereka menunjukkan ekspresi kagum bahkan beberapa diantaranya terlihat, ekhem 'udik'. Angel merasa bahwa Cybele bukanlah orang di kalangan derajat itu. Aura Cybele sendiri terlihat seperti terlahir di keluarga yang berada.

Tidak ingin berpikir panjang, Angel langsung menarik tangan Cybele memasukki mansionnya dan langsung di sambut oleh mbok Arum, kepala ART di mansion Cybele ini.

"Selamat datang nona muda" sapanya ramah.

Angel memeluk singkat mbok Arum yang sudah dia anggap seperti ibu pengganti selama berada di Jakarta "oh ya mbok, aku bawa teman dan mulai hari ini akan tinggal disini, bisa tolong seseorang menyediakan kamarnya mbok?"

Sebelum mbok Arum menyetujui ucapan itu, Cybele sudah menyela "maaf menyela, tapi aku tidak tinggal disini Angel, hanya beberapa hari sampai aku berhasil menyewa Apartment ku sendiri"

Angel yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya "kenapa? Gue tinggal sendirian disini, lagipula nyewa Apart di Jakarta gak murah, Bel. Mending lo menghemat dengan tinggal bareng gue"

Cybele tersenyum namun tetap menggeleng "aku tidak mau membiasakan diri dengan bergantung pada kebaikkan orang lain, Angel. Mengertilah. Lagipula kita baru kenal, sebenarnya tidak boleh kamu menawarkan hal seperti itu, bagaimana bila aku berniat jahat dengan memanfaatkanmu? Aku pun mencegah ada ucapan buruk dari orang lain tentang itu"

"Ck! Yaudah deh gue gak bisa maksa. Tapi lo cuma boleh keluar kalau udah pasti Apart nya dimana dan gue sendiri akan memastikan, apakah Apart itu aman atau gak"

Cybele mendesah pasrah "baiklah Angel. Oh ya mbok, perkenalkan nama saya Cybele Delia. Mbok boleh panggil aku apa aja senyamannya saja" senyumnya.

Mbok Arum sendiri tersenyum melihat gadis cantic yang sangat sopan dan baik dihadapannya "mbok panggil non Bela saja ya? Mudah diucapkan"

Cybele sendiri tidak keberatan dengan itu dan hanya mengangguk ramah.

"Oh ya non Angel, ada den Andre di kamar tamu utama. Kata bapak sama nyonya, mulai hari ini juga tinggal disini karena baru masuk kuliah juga" ucap mbok Arum pada Angel.

Angel mengernyit "kenapa gak gunain kamar kak Reno aja? Jadi sekarang yang kosong cuma tinggal kamar kak Reno dong mbok?"

Mbok Arum mengangguk tidak enak dengan Cybele. Cybele sendiri hanya menatap Angel dan mbok Arum bergantian karena bingung harus merespon apa.

"Yaudah deh pake kamar kak Reno dulu aja, tolong bersihin ya mbok" pinta Angel dan mbok Arum langsung pamit untuk menyelesaikan tugasnya.

Angel langsung membawa Cybele ke ruang tamu selagi kamar Cybele di bersihkan "hm Angel, sebenarnya kamu tidak perlu berikan aku kamar tamu, aku kan bisa tidur sama kamu, aku jadi merepotkan banyak orang" ujar Cybele.

Angel terkekeh dengan raut tidak enak Cybele "santai aja Bel, gue bukan gamau ajak lo tidur di kamar gue tapi gue kalau tidur kaya jam, belom lagi kalau kata kakak sama temen-temen gue, gue kebiasaan adu gigi pas tidur jadi suka ngilu dengernya katanya. Nah gue tu gamau lo gak nyaman dan gak nyenyak tidurnya. Karena pengalaman semua temen gue yang tidur bareng gue itu pada kapok"

Cybele tertawa kecil mendengar itu, mengingatkannya pada adiknya yang tidur berisik juga. Seketika raut wajahnya berubah menjadi sendu. Cybele merindukan keluarganya.

New Me : 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang