Sosok Cybele yang memiliki paras menawan dan bentuk tubuh yang ideal terlebih sikapnya yang ramah membuat banyak orang yang dengan terang-terangan menunjukkan kekagumannya bahkan tidak sedikit yang merona ketika tanpa sengaja bertatap mata dengan Cybele lalu diberikan senyum manisnya.
"Emang ya susah kalau lihat titisan dewi, kalian itu mulutnya tolong di tutup" ledek Vincent ketika Cybele hampir sampai di panggung. Ririn yang melihat sikap santai Cybele mengernyit tidak suka, pikirannya berputar mengharapkan Cybele tidak memiliki bakat apapun.
"Nah kita kenalan dulu ya, kenalin nama kakak Vincent Yazid, panggil Vincent aja gak boleh panggil sayang karena udah berpawang" kekehnya bercanda dan Cybele menanggapinya dengan senyum lebarnya saja sampai lesung pipinya tersorot jelas.
"Kalau kamu ini namanya siapa?" tanya Vincent basa basi.
Cybele, "sebelumnya kakak sudah panggil saya dengan nama lengkap bukan?"
Vincent menggaruk alisnya yang tidak gatal "engghh ya namanya basa basi atuh neng. Kan semuanya disini mungkin ada yang gak tahu"
Cybele mengangguk kecil "nama saya Cybele Delia Pallas", beberapa orang menatapnya dengan kernyitan karena merasa tidak asing dengan marga Pallas namun karena berpikir mungkin kebetulan sehingga tidak ada yang menyahutinya tapi berbeda dengan seseorang yang berada di balik panggung, ketika mendengar nama itu, orang itu berusaha mengintip sosok Cybele dengan tatapan rumit.
"Nama yang cantik kaya orangnya, oke jadi kamu mau nampilin apa nih? Bakat loh ya, jangan yang lain" seru Vincent.
Cybele menelisik area panggung yang kebetulan ada grand piano bekas pertunjukkan musik dan paduan suara "saya gunakan grand piano saja".
Vincent bersorak takjub "wah wah alat musik yang wow ya. Silahkan silahkan, tunjukkan bakatmu".
Cybele langsung mendekati grand piano itu dan mendudukki bangkunya. Vincent sendiri meminta bagian lightning menyorot Cybele dan berakhir mendapat dengusan tidak suka dari Ririn namun Vincent mengacuhkannya dan langsung merangkul Dee.
Cybele menghela nafas sebentar sebelum tangannya terangkat untuk mulai bermain guna menghasilkan melodi yang disukainya. Bermula dari melodi yang lamban hingga kecepatan jari yang tidak terduga.
*Anggap permainan Cybele ya! - pastiin denger biar ngena feelnya ^_^
Cybele terus bermain hingga semua diam sambil merekam, mereka bungkam dengan permainan Cybele, mereka seperti sedang menonton pianis professional dan semua berbondong-bondong memotret bahkan merekam untuk dimasukkan ke media sosial mereka dengan men tag akun Cybele, darimana mereka tahu? Karena marga Pallas tidak umum sehingga cukup mudah mereka mencarinya.
Saat Cybele hampir selesai, tiba-tiba dikejutkan dengan sosok pemuda yang tiba-tiba menggeser duduknya dan bergabung dengan memainkan piano Cybele seolah mengajak berduet dan sorakan tepuk tangan semakin ricuh karena sosok pemuda yang teramat tampan itu.
Cybele mengernyit sebentar memperhatikan sosok disebelahnya dan saat menyadari sesuatu, dirinya cukup terkejut "Albert?".
Ya, pemuda itu adalah Albert yang ditemui Cybele saat membantu adiknya yang 'hilang' di mall.
Albert hanya tersenyum "balas permainanku".
Cybele hanya menggeleng sambil tersenyum namun tak ayal jari-jarinya ikut bermain sehingga 1 grand piano dimainkan oleh 2 pasang tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Me : 0
Fantasy"Selamat siang dan selamat datang di dunia baru anda, Cybele Delia Pallas" Gadis itu menautkan alis sembari menoleh ke kiri dan ke kanan mencari sumber suara, bersyukurnya dirinya bukan orang penakut "siapa yang berbicara?". "Perkenalkan saya Zero...