S2 - Part 54

6.1K 775 24
                                    

Damian dan Niesha langsung melakukan pekerjaannya hari itu juga, mereka memasukki kelas satu per satu dengan dalih mencari perwakilan murid yang akan dibimbing untuk pengajaran elemen suara.

Sudah hampir seluruh kelas dirinya masukki namun belum jua menemukan aura gelap yang menjadi tujuannya, dengan harapan terakhir yakni kelasnya sendiri, Niesha masuk bersama Damian yang menyempatkan diri menepuk lembut kepala Niesha.

Dengan perasaan lelah, Niesha memasukki kelasnya sendiri, tak lupa perasaan pesimisnya karena selama ini dirinya hampir tidak merasakan apapun ketika berada dikelasnya namun ternyata terbantahkan ketika tiba-tiba aura gelap nan kental terasa begitu berat dirasakan oleh Niesha.

Mata Niesha langsung memindai, tidak menghiraukan Damian yang tengah menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke kelas bersama Niesha. Niesha terpaku ketika mendapati seseorang itu. Sepertinya takdir memang tidak jauh-jauh, karena sosok itu tidak lain adalah Lolita.

Sebenarnya apa yang dipikirkan Lolita hingga mengikat kontrak dengan iblis?.

"Zero, aku tidak salah berspekulasi kan?".

"Tidak nona, memang saudara tiri anda lah yang mencuri batu cahaya dengan bantuan sihir hitam dari iblis".

"Tapi dia pasti tidak bekerja sendirian kan?".

"Ya, tapi saya tidak dapat mengetahuinya karena bila sudah dalam naungan iblis, saya tidak dapat melakukan apapun tanpa izin tuan saya".

"Hm tuan Azero maksudmu? Ya, tidak masalah. Ini adalah petualanganku".

"Dan saya akan melindungi nona".

"Kami juga" suara serempak sang naga yang berada dalam tubuhnya pun ternyata sedari tadi menyimak.

Niesha tersenyum kecil lalu tangannya menarik kain ujung lengan Damian untuk berbisik "aku menemukannya".

Damian langsung menoleh menatap Niesha dan mengangguk kecil.

Niesha menghela nafasnya sebentar lalu menatap Lolita "nona muda Albern, dapatkah anda mengikuti kami untuk mendiskusikan hal lebih jauh lagi?" bersyukur takdir sedikit memihak padanya karena Lolita adalah salah satu siswi yang mengangkat tangan atas ketersediaannya mempelajari elemen suara.

Setelah Lolita mengikutinya menuju ruangan musik, Damian langsung mengunci pintu dan Niesha mengambil serulingnya agar tidak membuang waktu atas alasan Lolita melakukan kontrak dengan iblis, belum tentu pula Lolita akan berkata jujur.

Lolita melirik sekitar dan merasa aneh karena mengapa dirinya hanya bertiga di ruangan musik ini, namun belum sempat mendapat jawaban, alunan nada seruling Niesha terdengar dan seketika itu pula Lolita terduduk lemas tanpa daya, sedangkan Niesha dan Damian langsung melihat cuplikan adegan lampau seorang Lolita.

Niesha menatap itu dengan tatapan sulit. Genggaman tangan Damian pun bahkan tidak berpengaruh membuat perasaannya nyaman.

Disana, ingatan Lolita terputar begitu jelas.

Lolita lahir dari tanpa seorang ayah, status bangsawan rendah yang tersemat pada ibunya, Lucianna, sama sekali tidak dapat menolong Lolita.

Karena hamil diluar menikah, Lucianna harus bekerja keras demi menghidupi putrinya sendiri tanpa seorang suami disisinya, terlebih keuangan keluarga Lucianna menjadi merosot akibat desus yang beredar bahwa Lolita adalah anak haram Lucianna dengan suami orang lain. Akibat itu, Lolita kekurangan perhatian seorang ibu padahal hanya Lucianna seorang yang peduli padanya.

Hidupnya toxic, setiap hari harus berpura-pura tuli dengan cibiran pelayan dan bahkan tidak memiliki teman. Lolita bahkan tidak berani mengeluh pada ibunya karena mengetahui kesulitan sang ibu sudah berat. Hingga Lolita bertemu Eldon, seorang Duke dari wilayah Albern. Untuk pertama kalinya Lolita merasa hangat dan utuh. Terlebih ketika Eldon membiayai kehidupan Lucianna dan Lolita, Lolita menjadi memiliki banyak waktu bersama ibunya, ibunya tidak lagi sibuk mencari uang melainkan fokus padanya.

Lolita merasa mungkin takdir buruk akhirnya mulai berubah, dirinya begitu bahagia ketika ibunya dilamar oleh Eldon. Mereka yang semula bangsawan rendah, seketika menjadi keluarga seorang Duke.

Mulanya Lolita sama sekali tidak keberatan dengan keberadaan Cybele kala itu, justru dirinya merasa antusias karena setelah sekian lama mungkin dirinya akan memiliki teman, walau Delwyn tidak menolak keberadaannya namun bukan berarti bersikap terbuka. Tapi setiap dirinya mencoba mempertanyaan Cybele pada Eldon maupun Delwyn, dirinya justru mendapati wajah dingin keduanya bahkan bila dirinya terus berisik menginginkan pertemuan dengan adik tirinya, bentakkan pun akhirnya terlepas begitu saja dari Eldon.

Darisanalah Lolita berpikir bahwa adik tirinya membawa pengaruh buruk pada 'ayah'nya hingga bahkan Eldon selalu marah bila nama Cybele terucap. Lolita yang masih seorang anak kecil hanya mampu berpikir bahwa Cybele adalah orang jahat sehingga ayah baiknya seperti itu. Dan sejak itulah, Lolita tidak pernah lagi mempertanyakan seorang Cybele.

Entah bagaimana waktu bergulir begitu cepat hingga akhirnya Lolita tumbuh dengan menanamkan pola pikir bahwa Cybele adalah orang yang harus dijauhkan dari keluarganya. Pertama kali ibunya membawanya menemui Cybele, Lolita hanya diam namun dirinya semakin terusik karena Cybele kecil hanya diam, tidak sekalipun menggubris ucapan ibunya, bahkan tidak sadar apa yang dikatakan ibunya karena terlalu sibuk memperhatikan Cybele, tiba-tiba Lolita melihat jelas tatapan marah yang Cybele pancarkan pada Lucianna dan dirinya?

Cybele marah karena Lucianna datang dan mengatakan bahwa seluruh keuangan dalam dukedom mulai diberikan pada Lucianna, sesungguhnya bukan itu yang membuatnya marah namun perkataan Lucianna yang mengatakan akan menyimpan semua foto Myra, mantan Duchess sebelumnya yang tak lain ibu kandung Cybele, ke dalam gudang penyimpanan. Bahkan dengan berani, Cybele melempar gelas ke arah kaki Lucianna dan berteriak mengusir keberadaan keduanya.

Salah paham anak-anak yang terus bergulir membuat hubungan keduanya sangat berlawanan, keduanya sama-sama berpikir bahwa pihak seberangnya adalah lawan yang harus dijauhkan dari keluarganya.

Hingga suatu hari di pesta ulangtahun putra mahkota, akhirnya Lolita bertemu kembali dengan Cybele namun tatapan sendu sang ayah dan kakak angkatnya sangat mengganggunya. Lolita takut, takut bahwa dirinya akan kembali di telantarkan seperti dahulu. Lolita takut keluarga yang kini dimilikinya harus hancur karena Cybele. Pemikiran ini membuat Lolita gelap mata. Apalagi setelah acara pesta itu, mereka semua dikumpulkan di ruangan Kaisar dan berujung bentakan kasar Eldon pada Lucianna. Pertama kalinya Lolita melihat murkanya seorang Eldon. Tidak hanya Eldon melainkan Delwyn pun sama.

Lolita semakin yakin bahwa Cybele adalah musuhnya. Eksitensi Cybele membuat kebahagiannya hancur. Buktinya Eldon tidak lagi bersikap hangat padanya dan Delwyn kini menunjukkan ketidaksukaannya padanya dan Lucianna.

Tenggelam dalam segala amarahnya, seseorang datang dan mengatakan mampu membantu memberikan solusi atas permasalahannya yaitu membuat Eldon dan Delwyn melupakan sepenuhnya pada sosok Cybele. Ya, hanya itu keinginan Lolita, hilangnya eksistensi Cybele dari pikiran dan hati seorang Eldon dan Delwyn.



To Be Continue

***


New Me : 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang