Tok Tok
"Masuklah" ucap Niesha pada seseorang yang mengetuk pintunya. Saat pintu terbuka, terlihat sosok tampan paruh baya yang telah menjadi sosok ayah sempurna baginya selama 10 bulan ini.
Niesha yang tengah membaca buku langsung meletakan bukunya dan berlari menubruk tubuh tegap ayahnya yang selalu siap menyambutnya dalam pelukan.
"Hahaha apa putri papa merindukan papa?" gemas Barnett sambil terus menciumi pipi berlemak khas anak kecil.
Niesha tertawa kegelian dan saat melihat wajah putrinya sudah memerah, Barnett menyudahi ciumannya "jadi?" tanya Barnett sembari mengangkat alisnya.
Dengan anggukan cepat nan menggemaskan Niesha menjawab "papa terlalu lama perginya, Shasha rindu~" lalu memeluk erat leher Barnett.
Barnett melangkah keluar kamar menuju taman bunga kesukaan Niesha "maaf, pamanmu itu memang menyebalkan, bisa-bisanya menyuruh papa ke kaisaran tetangga hanya untuk mengawal pangeran mahkota mereka yang ingin menghadiri acara ulang tahun sepupumu" gerutunya kesal. Karena ulah kaisar yang sayangnya juga kakaknya sendiri, Barnett terpaksa meninggalkan Niesha sampai 2 minggu. Setiap beristirahat, Barnett selalu membuka lukisan potret sang istri dan putrinya kini. Kehadiran Niesha memang telah menjadi semangat baru bagi Barnett untuk segera pulang. Menghabiskan waktu bersama putrinya adalah kebahagiaan bagi Barnett. Dan jangan aneh bilang Barnett selalu menyebut keluarga kaisar tanpa gelarnya karena itulah sikapnya bila tidak dalam keadaan formal.
"Apa kak Albertus akan ulang tahun?" tanya Niesha dengan memiringkan kepalanya dan hanya berselang beberapa detik, Niesha merutuki kebodohannya, mengapa dirinya mempertanyakan sesuatu yang jawabannya sudah disebutkan sebelumnya. Beruntung dirinya dalam tubuh anak kecil sehingga dianggap sebuah kewajaran.
Barnett mengangguk sembari duduk di bangku taman dengan Niesha di pangkuannya "malam ini dia ulangtahun" kini Barnett fokus menggenggam tangan mungil Niesha.
Niesha yang mendengar itu terkejut "kenapa papa tidak beritahu Shasha? Shasha belum siapkan hadiah untuk kak Albert" ucapnya sendu.
Melihat wajah sedih putrinya, Barnett mencoba menenangkan "jangan sedih sayang, kehadiranmu saja sudah menjadi hadiah baginya karena sebelumnya papa bersikeras tidak ingin membawamu".
"Kenapa papa tidak mau membawaku? Apa papa malu?" cicit Niesha sambil menunduk mencubit kecil genggaman Barnett.
Barnett, "apa yang kau katakan? Papa tidak mau membawamu karena disana ada mereka"
Kepala Niesha terangkat menatap sang ayah "mereka?"
Menghela nafas berat, Barnett memeluk Niesha erat "Duke of Albern disana" ucap Barnett pelan. Barnett selalu memiliki ketakutan bahwa Niesha akan pergi darinya. Dan keluarga Albern adalah salah satu dari hal yang Barnett coba hindari dari area putrinya. Barnett takut Niesha akan mereka ambil. Tidak! Barnett tidak bisa hidup tanpa putrinya.
Mendengar suara lirih ayahnya, Niesha langsung membalas pelukan Barnett "papa jangan khawatir. Keluarga Shasha hanya papa. Kalaupun nanti bertemu mereka, Shasha hanya cukup tahu. Shasha sayang papa dan papa juga orang pertama yang memberikan Shasha kasih sayang. Shasha tidak bisa jauh dari papa. Jadi papa jangan takut ya, Shasha akan selalu bersama papa kecuali nyawa Shasha hilang" ucapnya lugas dan mantap, membuat beban berat yang mengusik hati dan pikirannya seolah terangkat begitu saja.
"Putri papa janji tidak akan pernah meninggalkan papa?" Barnett menatap putrinya dengan penuh harapan.
Niesha terdiam sesaat membuat perasaan Barnett tidak nyaman dan saat Niesha menggeleng, jantung Barnett langsung mencelos "maaf papa, Shasha tidak bisa berjanji".
Mata Barnett langsung berkaca-kaca, tidak perduli mereka berada di lingkup terbuka, perasaannya sangat kacau. Niesha yang melihat itu tanpa berdosa tertawa kecil "papa kok cengeng? Shasha tidak bisa janji karena kan Shasha nanti akan menikah dan kalau menikah, Shasha pasti tinggal sama suami Shasha kan pa?"
Sontak mata Barnett melotot seolah lupa bawa buliran air mata banyak terkumpul "usiamu masih kecil untuk memikirkan itu, lagipula papa belum tentu merestukanmu menikah. Ck! Papa sanggup membiayaimu. Kau tidak perlu suami, kau hanya perlu papa!" tegasnya percaya diri walau sebenarnya ada perasaan kesal mengingat putrinya tumbuh cepat dan semakin hari kecantikkannya semakin terlihat, membuat Barnett selalu ketar-ketir, itu juga alasan mengapa Barnett mencoba menunda memperkenalkan Niesha pada publik. Mulanya dia antusias karena ingin dunia tahu bahwa Niesha adalah putrinya namun saat melihat pesona Niesha yang tidak masuk akal, Barnett langsung takut bahwa akan ada yang menculik putrinya entah dalam konotasi positif maupun negatif.
Niesha tertawa renyah dan karena dekapan ayahnya sangat nyaman, Niesha jatuh tertidur di dada bidang ayahnya yang terasa begitu hangat. Barnett sendiri yang melihat putrinya selalu nyenyak tertidur dalam dekapannya pun tersenyum puas. Dengan penuh kasih sayang, Barnett mengecup kepala Niesha "daddy love you so much" gumamnya pelan sebelum memutuskan kembali masuk karena angin cukup kencang dan takut Niesha akan masuk angin.
Setelah menidurkan Niesha di ranjangnya, Barnett langsung keluar kamar putrinya "Ernie" panggilnya pelan pada pelayan pribadi Niesha.
Ernie langsung menunduk hormat "saya tuan"
"Putriku sedang tidur. Bila dalam 2 jam dia belum bangun, cukup gantikan dia gaun indah untuk ku ajak ke istana" perintah Barnett.
Ernie, "baik tuan"
Barnett mengangguk pelan sebelum melirik sekilas pada putrinya yang terlelap "ingat jangan sampai menganggu kenyamannya. Pakaikan gaun yang nyaman untuknya dan pastikan perhiasan yang dikenakannya pun tidak membebankannya. 3.5 jam lagi aku akan menjemputnya kesini" lalu berlalu pergi tanpa menunggu jawaban Ernie.
Ernie yang sudah biasa tuannya berucap panjang bila menyangkut nona mudanya hanya tersenyum dengan kasih keduanya, bukan kandung maupun sedarah namun ikatan mereka seperti keluarga sesungguhnya.
TBC
----
Ada yang sudah menanti pertemuan Niesha dengan keluarga Albern?
Mohon dukungan VOTE dan COMMENT ya!
^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
New Me : 0
Fantasy"Selamat siang dan selamat datang di dunia baru anda, Cybele Delia Pallas" Gadis itu menautkan alis sembari menoleh ke kiri dan ke kanan mencari sumber suara, bersyukurnya dirinya bukan orang penakut "siapa yang berbicara?". "Perkenalkan saya Zero...