Part 22

15.8K 2.2K 63
                                    

"Nona, anda memiliki misi"

Niesha yang sedang menggunting kain dengan tangan mungilnya berhenti sejenak "misi apa Zero?" ucapnya dalam hati karena Ernie selalu di sekitarnya.

"Misi : Menolong seorang janda berumur yang lumpuh untuk menjual bunga di pasar

Hadiah : Mendapat 'golden ticket' untuk melihat dunia kedua nona

Hukuman : Akan ada perang dengan monster hutan dimana Archduke akan terluka parah

Terima / Tolak?"

"Kenapa aku merasa tidak mendapat keuntungan apapun dengan misi ini?" sembari berinteraksi dalam pikiran, Niesha dengan cekatan melanjutkan kegiatannya dengan menggunting kain.

"Apakah nona tidak penasaran akhir dari kisah di dunia kedua nona? Dengan mereka yang ditinggalkan oleh anda?"

Tangan Niesha seketika berhenti "aku merindukan Angel. Dia orang pertama yang ku kenal dan aku cukup menyayanginya. Dia pasti sangat sedih bukan?" sorot mata Niesha seketika menyendu mengingat sahabatnya.

"Ya nona. Jadi apakah anda yakin tidak ingin mencoba melihat dunia sana?"

Niesha berpikir sejenak sebelum akhirnya menyetujui misi "baiklah. Tiket itu hanya akan hangus ketika aku menggunakannya kan? Maksudku tidak harus kugunakan setelah misi selesai begitu saja"

"Benar sekali nona. Nona dapat menyimpan tiket itu hingga nona ingin berkunjung"

Niesha langsung menoleh ke arah pelayan pribadinya "kak Er, aku ingin ke pasar, bisakah tolong siapkan kereta kuda shasha?" pinta Niesha dengan mata membulat antusias. Ernie sudah mengetahui bahwa segala keinginan nona mudanya pasti dikabulkan oleh Barnett, oleh sebab itu dirinya langsung menuruti permintaan Niesha sekaligus meminta 3 pengawal yang wajib dibawa bila Niesha ingin keluar Mansion sekalipun hanya ke taman yang masih wilayah kediaman Barnett.

Dengan mengenakan pakaian buatannya, Niesha terlihat menggemaskan. Ya! Niesha merombak semua gaunnya menjadi pakaian bangsawan era modern. Dirinya tidak nyaman dengan selalu mengenakan gaun dan hal ini tentu saja didukung oleh sang ayah tercinta.

Dan karena cuaca memasuki musim dingin, Niesha tidak lupa mengenakan jubah bertudung yang berwarna serasi dengan sepatu buatannya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan karena cuaca memasuki musim dingin, Niesha tidak lupa mengenakan jubah bertudung yang berwarna serasi dengan sepatu buatannya juga.

Setelah dirasa puas dengan penampilannya, Niesha menuju ruang kerja Barnett terlebih dahulu, kebetulan Barnett sedang tidak ke istana dan sudah merupakan kewajiban bagi Niesha untuk meminta ijin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dirasa puas dengan penampilannya, Niesha menuju ruang kerja Barnett terlebih dahulu, kebetulan Barnett sedang tidak ke istana dan sudah merupakan kewajiban bagi Niesha untuk meminta ijin.

Walau sudah 8 bulan tinggal di kediaman archduke, namun melihat Niesha masihlah tetap menggemaskan bagi para pelayan dan prajurit penjaga Mansion. Sangat sulit menghilangkan pesona Niesha. Seluruh pekerja telah mengetahui perihal keluarga Albern yang mengasingkan Niesha dan mereka mengutuk keluarga itu. Bagaimana bisa seorang malaikat kecil seperti Niesha diperlakukan seperti itu. Mereka bahkan berandai-andai, bila saja mereka lebih dulu bertemu Niesha sebelum Barnett, mungkin mereka akan bersedia mengasuhnya juga.

"Selamat siang nona muda" sapa prajurit yang berjaga di depan ruang kerja Barnett dengan ramah.

Niesha tersenyum manis "halo kak Jack, sampaikan pada papa, aku ingin masuk" walau mendobrakpun Barnett pasti tidak marah namun kejadian sebulan lalu ketika mendobrak dan ada keluarga kaisar membuatnya malu karena tidak menjaga etika dan dirinya tidak ingin membuat nama baik Barnett menjadi buruk bilasaja tamu lain yang berada di dalam ruangan Barnett.

Jack mengigit pipi bagian dalam saking merasa gemas dengan nona mudanya "baiklah nona, tunggu sebentar ya" lalu Jack langsung mengetuk dan masuk menyampaikan pesan Niesha.

Beberapa saat kemudian tanpa waktu lama, Jack kembali dan tentunya Niesha diijinkan masuk.

"Papa" sapa Niesha pada Barnett dengan senyum manisnya. Beruntung Niesha tidak langsung menerobos, benar saja ada tamu di ruangan kerja Barnett.

Barnett langsung merentangkan tangan mengkode Niesha agar memeluknya seperti biasa dan tentu saja Niesha menyambut antusias sambil tertawa kecil, membuat siapapun yang mendengar tawa merdunya menjadi ikut tersenyum. Melihat Barnett tersenyum membuat senyum kecil para tamu seketika membeku. Ternyata rumor yang beredar adalah fakta. Mereka cukup mengakui bahwa Niesha memang menarik perhatian dan sangat menggemaskan.

"Putri papa kenapa mencari papa?" tanya Barnett dengan lembut yang lagi membuat para tamunya menganga tidak percaya. Senyum masih ditoleransi namun berkata lembut dan panjang adalah kemustahilan selain pada mendiang istrinya dahulu.

Dengan senyum nya Niesha menoleh pada semua tamu Barnett dan dengan anggun yang justru terlihat lucu, Niesha membungkuk memberi salam "salam semua tamu papa, maaf Shasha menganggu waktunya sebentar"

Seketika mereka semua bersemu, bukan jatuh cinta sebagai lawan jenis melainkan perasaan ingin melindungi bocah gemas seperti Niesha.

"Bukan masalah besar, nak" saut Marquess dengan senyum ramahnya.

"Ekhem" Barnett berdeham, dirinya memang serakah hanya ingin anaknya melihat padanya dan tidak pada lelaki lain. Bahaya bila banyak yang ingin menjadikan putri cantiknya sebagai putri mereka juga. Tidak! Barnett sangat posesif terhadap seseorang yang begitu dikasihinya.

Niesha terkekeh dengan sikap Barnett yang sudah dia ingat diluar kepala "papa~" alihnya manja.

Barnett menggendong Niesha ke pangkuannya "hm? Putri papa sudah cantik seperti ini pasti ingin ijin pergi keluar, benar?"

Niesha mengangguk lucu "Sha ingin ke pasar papa"

Alis Barnett bertaut "tidak bisakah meminta pelayan saja untuk membeli sesuatu yang kau inginkan?"

"No papa! I wanna go there by myself papa"

Jawaban Niesha sudah tidak aneh bagi Barnett namun tidak bagi para tamu yang berdecak kagum dengan kejeniusan Niesha yang sudah mampu berbicara bahasa kerajaan seberang dengan fasih. Dalam pikiran mereka, Niesha adalah kandidat paling potensial untuk dijadikan menantu.

Barnett menghela nafas "baiklah, jangan jauh-jauh dari ketiga pengawal dan Ernie ya?"

Niesha tersenyum senang dan langsung mengecup pipi Barnett "thank you papa!" lalu langsung pergi darisana, lupa berpamitan dengan tamu Barnett.

Bukannya marah, Barnett dan para tamu justru memandang gemas.

"Putri anda sangat berbakat dan jenius" puji Marquess.

"Dan pakaian yang dikenakannya sangat indah, dimana anda membelinya Duke? Saya ingin membelikannya untuk putri hamba" sambung Grand Duke.

Barnett dengan senyuman kecil namun tersorot kebanggaan besar "itu buatan putriku sendiri"

Mata Grand Duke, Marquess, dan Earl disana membelalak.

"Wah putri anda sangatlah sempurna. Kejutan apalagi yang dimiliki putri kecil anda Duke?" kali ini sang Earl yang membuka suara.

Masih dengan senyum tipis terpatri di bibir Barnett menjawab "terlalu banyak".

Kini ke 3 tamu Barnett sudah mengerti betapa berharganya Niesha bagi Barnett, maka dari itu, mulai saat ini, bila ingin memenangkan hati Barnett sepertinya dapat melalui putrinya. Mereka bahkan dengan sangat senang hati menyenangkan Niesha karena Niesha terlalu memikat, membuat siapapun dengan mudah menyayanginya.




TBC


^_^

New Me : 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang