Part 48

10.4K 1.4K 65
                                    

"Hanya satu clue dari saya nona, tuan saya adalah bukan manusia tapi yang pasti, tuan saya membenci ke tidak adilan semua makhluk"

Niesha memutar bola mata malas "sangat menjawab sekali, terimakasih Zero!" sindirnya.

"Sebaiknya anda tidur karena hari sudah menjelang malam, besok anda akan memulai hari pertama anda sebagai siswi akademi"

Niesha berdeham singkat sembari memejamkan matanya "selamat malam Zero"

"Selamat malam nona"

***

'Apa kau sudah merencanakan sesuatu untuk mengejar Damian?' tanya Cybele dalam pikirannya.

Niesha tengah berjalan santai di koridor asrama menuju gedung akademinya, dirinya sesekali tersenyum membalas sapaan murid lain dan cukup sering terpukau dengan interior jaman ini 'untuk apa? Kak Ian sudah jatuh hati padaku, jadi cukup merespon segala perhatiannya agar dia sadar bahwa aku membalas perasaannya saja bukan?' jawabnya pula dalam hati.

Cybele, 'kau benar. Aku benar-benar berharap kesempatan terakhir kita sekarang berakhir bahagia'

Niesha, 'akan ku pastikan itu, lagipula ada Zero bersama kita, aku yakin bahwa dia tidak akan membiarkan kita dalam bahaya'

Cybele terkekeh 'ya, kita cukup beruntung karena tuannya Zero melirik kita'

Fokus berbincang dalam hati, Niesha tidak sadar menubruk pemuda yang tiba-tiba berhenti di depannya.

"Awsss" ringis Niesha karena keningnya membentur tulang belikat pemuda itu.

Pemuda itu langsung berbalik dan menatap Niesha dengan rasa bersalah "maaf karena aku berhenti tiba-tiba" tangan pemuda itu terulur ingin menyentuh kening Niesha namun reflek Niesha mundur karena memang Niesha tidak begitu menyukai interaksi fisik dengan orang asing.

"Saya tidak apa-apa" ucap Niesha dengan senyuman manisnya karena merasa tidak enak telah menghindar, terkesan tidak sopan.

Pemuda itu menggaruk pelipisnya "sepertinya kau melupakanku ya. Aku Andrez, sepupu Angelina".

Niesha terdiam sesaat untuk mengingat sebelum akhirnya mengangguk pelan "ah saya ingat. Apa kakak disini ingin menemui Angel?"

Andrez menggeleng "justru aku ingin menyampaikan titipan surat izin karena Angelina sedang sakit. Kebetulan melihatmu tadi, itu sebabnya aku tiba-tiba berhenti setelah mengingat siapa dirimu"

Niesha langsung menatap Andrez dengan wajah khawatir "apa sakitnya parah, dia dirawat dimana? Bisakah saya menjenguknya?"

"Hmm maaf tapi sepertinya kondisinya sedang tidak bisa dijenguk tapi nanti aku akan sampaikan pesanmu bila ada dan ini surat izin nya" sodor Andrez sebuah amplop putih.

Niesha pun langsung mengambilnya "bukankah mr. Morgan adalah kepala sekolah, apa diperlukan juga hal seperti ini?" gumamnya pelan merasa aneh.

Andrez yang mendengar gumaman itu terkekeh "akademi ini tidak memandang statusmu ketika sudah berada di dalam kawasan pendidikan. Sekalipun Angelina adalah putri kepala sekolah bahkan pemiliknya pun, formalitas seperti ini tetap dilakukan karena menghargai guru yang mengajar di kelasnya. Ini termasuk sebuah 'didikan'"

Niesha cukup salut dengan akademi ini, mungkin itu sebabnya mengapa akademi Xperith begitu dipandang dunia luar.

Setelah perbincangan singkat Andrez dan Niesha, mereka berpisah menuju kelasnya masing-masing. Sesungguhnya Niesha sangat tidak nyaman terlebih dirinya sekelas dengan Lolita. Bersyukur Zero memberikan ramuan aneh yang tak Niesha pahami sehingga Niesha dapat mengontrol tubuhnya agar tidak tumbang setiap kali berhadapan dengan Lolita, sepertinya Zero telah memprediksi bahwa dirinya akan sekelas dengan makhluk bernama manusia satu itu.

New Me : 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang