S2 - Part 61

4.2K 460 77
                                    

Barnett telah sampai dimana seorang siswi telah berubah menjadi sosok yang begitu menyeramkan. Matanya berubah warna menjadi hitam seutuhnya dan bahkan memiliki taring dan cula di dahinya, kukunya pun memanjang. Aura hitam begitu pekat mengelilingi tubuhnya. Sungguh Barnett baru pertama kali melihat sosok iblis. Biasanya bila dirinya bertarung pun, itu dengan manusia atau maksimal dengan para monster. Bukan iblis.

Menghadapi iblis di ruangan sempit seperti ini, bukanlah hal yang mudah. Dirinya berpikir bagaimana cararnya memindahkan semua orang yang akan bertarung dengan iblis itu ke tempat yang lebih leluasa. Bila dirinya menggunakan kekuatan teleportasi, besar kemungkinan mananya akan habis hanya untuk menteleportasi seluruhnya dan berujung tak dapat bertarung.

DUAR

Seperti dugaan Barnett, ruangan sempit ini akan membatasi ruang gerak, terbukti serangan sihir yang diarahkan kepada iblis dan ditangkis itu justru menghancurkan sisi bangunan tempatnya berpijak. Membuat semua orang langsung menggunakan sihirnya agar tidak terjatuh ataupun terkena puing-puing bangunan. Tapi ada bagusnya dengan hancurnya bangunan ini, area tempat bertarung menjadi lebih besar karena secara tak langsung berpindah ke alam bebas.

Tak ingin membuang waktu, Barnett langsung berlari mengejar iblis yang hendak kabur. "Kalian halangi iblis itu agar tak dapat pergi. Bila ada yang mengganggu. Musnahkan saja. Jangan sampai kalian terluka atau putriku juga ikut terluka. Jadi lukai orang lain saja daripada kalian yang terluka." Ucap Barnett pada kedua naga milik Niesha yang sedari tadi bertengger di pundaknya. Barnett tak peduli bila dirinya memberikan perintah yang cukup egois. Sebagai seorang ayah, dirinya lebih memilih orang lain yang terluka ketimbang putrinya sendiri. Lukanya guardian juga akan dirasakan oleh tuannya, karena mereka sudah terikat dengan kontrak darah itu. Dan Barnett tidak ingin putrinya celaka ataupun merasakan kesakitan meski hanya sedikit sekalipun.

Kedua naga yang mendapat perintah langsung membesarkan dirinya menjadi ke bentuk aslinya. Tak hanya kedua naga itu, seluruh orang di tempat, yang memiliki guardian juga langsung memanggilnya, bagaimanapun, pertarungan melawan iblis tak dapat dianggap remeh meski terlihat hanya seorang.

"Hahahahaha, sebenarnya untuk apa kalian mengejarku? Aku hanya ingin mengambil bocah ini saja karena telah melanggar perjanjian dengan kami. Kenapa kalian ikut campur dan justru menyumbangkan nyawa kalian padaku?" tawa siswi perempuan yang telah berubah menjadi wujud iblis itu.

Morgan bergerak dengan waspada dan matanya memicing tajam. "Kembalikan muridku."

"Naif sekali. Sudah tahu muridmu ini berjalan di jalan yang kalian sebut sesat. Namun, malah menginginkan keselamatannya? Pantas saja manusia itu makhluk yang lemah. Itulah tak pentingnya perasaan. Hanya membuat akal sehat menjadi naif dan munafik." Cibir iblis tersebut.

Barnett sontak saja mengangguk setuju tanpa melihat situasi. Dirinya sesungguhnya ingin memilih langsung menebas saja iblis tersebut namun Morgan mewanti-wanti untuk tidak sembarangan karena identitas siswi tersebut yang tak dapat dianggap remeh. Barnett dapat dikatakan kejam karena memang dirinya tak pernah memperdulikan sebuah alasan atas kejahatan. Bila sudah berbuat maka bersiaplah untuk tertebas pedangnya.

Alycia.

Putri Duke dari kekaisaran Herias yang Niesha ketahui sebagai salah satu yang terobsesi pada Damian. Di kekaisaran Herias, gelar Duke sudahlah yang tertinggi, tidak seperti kekaisaran Vandetta. Namun itu tak dapat dianggap remeh karena kekaisaran Herias merupakan kekaisaran dengan wilayah terbesar diantara lima kekaisaran lainnya. Itu sebabnya mengapa Morgan harus memastikan tubuh Alycia berada bersamanya karena takut memicu pemberontakan Duke dan berakhir perang. Morgan ingin mencegah hal itu meskipun Alycia sebenarnya sudah mati namun itu akan dijadikan bukti pada Duke bahwa memang putrinya lah yang melakukan kontrak dengan iblis dengan melihat bekas hitam di kulit Alycia yang menjalar nanti. Bila tak ada tubuh Alycia, Duke pasti menolak percaya bahwa putrinya melakukan kontrak iblis dan justru berpikir bahwa putrinya hanyalah korban atas praktek illegal yang dilakukan pihak lain.

Morgan melirik kepada beberapa tetua yang hadir untuk segera memasang rune sihir untuk menyegel 'Alycia' namun lirikan tersebut tertangkap oleh mata sang iblis. Iblis tersebut menyeringai menyeramkan. Tangannya tertadah ke atas dan membentuk gumpalan asap hitam. Semua orang langsung memasang tubuh penuh waspada. Dan saat gumpalan asap hitam tersebut dilemparkan ke langit, seketika sebuah portal hitam terbuka begitu besar.

Satu per satu makhluk dengan bentuk mengerikan keluar dari dalam portal tersebut. Dan itu membuat Morgan dan para tetua memandang khawatir. Barnett? Dirinya lebih khawatir pada kondisi di lapangan darurat, tempat putrinya berada.

"Bisakah kalian jangan hanya menonton sampai semuanya keluar dari portal? Mulailah diserang agar ini tidak semakin banyak!" protes Barnett dan langsung mengeluarkan Manticore, guardian miliknya juga dan berlari menyerang satu per satu makhluk aneh yang keluar.

Barnett dan Manticore nya memiliki kemampuan yang tak perlu di ragukan lagi. Mereka terus menebas dan menerkam dengan lincah juga gesit karena memang sering terjun ke medan perang, baik membunuh manusia maupun para monster. Jadi, bagi Barnett dan Manticore, ini adalah perang kecil namun terasa besar karena putrinya juga berada ditempat yang sama meskipun terjarak bangunan lain.

"Sial! Darah mereka menjijikan." Keluh Morgan yang terciprat darah monster iblis yang tertebas. Darah mereka berwarna hitam dan mengeluarkan bau yang tidak sedap, membuat Morgan mual rasanya.

Tak ada yang menyahuti Morgan tentu saja, karena semua orang tengah sibuk bertempur dengan para monster iblis. Saking banyaknya iblis, mereka bahkan tak mampu melihat bahwa sosok 'Alycia' pergi ke arah lain, lebih tepatnya ke arah dimana lapangan darurat berada.

Alycia. Meski kini jiwanya bukanlah lagi milik Alycia melainkan iblis, namun iblis tersebut tahu bahwa ada sosok berharga disana. Memiliki target yang sama dengan Alycia, itulah yang membuat sang iblis bersedia melakukan kontrak. Bukan hanya sekedar nyawa manusia tak berharga lainnya, yang dapat dengan mudah mereka dapatkan tanpa bantuan Alycia.

Niesha. Dialah yang menjadi incaran. Kekuatannya terlalu berharga untuk disia-siakan oleh kaum iblis. Cahaya dan Kegelapan. Bukankah itu terlalu serakah? Memiliki Niesha itu sama saja dengan meraih dunia karena kehancuran dunia akan lebih mudah terealisasi.

Kaum iblis, berniat mencuci otak Niesha dan memperalatnya. Namun bila Niesha menolak pun, kekuatan sucinya dapat dijadikan santapan. Meski kekuatannya tidak akan semaksimal yang terpilih namun kaum iblis dapat menjadikannya tetap berguna bagi mereka.

'Alycia' sengaja memanggil para tentara iblisnya untuk menahan Barnett, Morgan, dan para tetua yang kuat disana, sehingga menyisakan para murid yang berpikir akan aman di lapangan darurat. Memang berguna menggunakan sifat naif manusia. Andai saja dirinya dibunuh dengan cepat, maka hal ini mungkin tak akan terjadi dalam waktu dekat.

Ya, waktu dekat. Karena kaum iblis masih berambisi untuk meraih kekuasaan mutlak. Jadi, meski saat ini dirinya gagal, Niesha masih akan menjadi incaran para iblis lainnya.




To Be Continue

***

Vote or Comment 1.000 = Next


Kurang dari itu berarti sabar menanti dari aku kapan mood uploadnya O_O



Love,

MiZha

New Me : 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang