S2 - Part 81

2.3K 239 5
                                    

"Mengapa belakangan ini aku jarang melihatmu?" Kedua gadis yang kini tengah merebah santai di ranjang masing-masing dengan wajah saling berhadapan meski terbentang jarak sekitar dua meter.

Mendapati pertanyaan Niesha yang tiba-tiba, pipi Angelina langsung memerah membuat Niesha mengangkat sebelah alisnya karena geli dengan tingkat malu-malu Angelina.

"Hm itu, aku menemani kak Albert." Cicit Angelina yang langsung menarik selimut dan menutup wajahnya dengan itu.

Niesha terkekeh geli. "Ah ternyata berkencan." Goda Niesha dengan wajah yang cukup menyebalkan bagi Angelina.

Dengan kasar Angelina menarik selimutnya hingga rambutnya tertarik berantakan. "Bukan kencan. Aku belajar musik dan dia membaca. Kami menyibukan diri masing-masing!" Elak Angelina.

Niesha, "tetap saja kalian hanya berdua menghabiskan waktu bersama. Jadi, apa kalian pada akhirnya bersama menjadi kekasih?"

Wajah Angelina semakin memerah dan dengan malu, mengangguk kecil. "Kak Albert membalas perasaanku."

Senyum tulus tersampir di bibir Niesha. Syukurlah bila sahabatnya kini bahagia. Meski Albertus pernah menyukainya, namun, Niesha yakin bahwa sepupunya itu bukanlah pria brengsek yang menjadikan perempuan lain sebagai pelampiasan.

Niesha berdoa semoga Albertus semakin tenggelam dalam perasaan cintanya pada Angelina. Niesha yakin bahwa Albertus akan jatuh sejatuh-jatuhnya pada Angelina. Angelina adalah gadis baik. Albertus beruntung memilikinya.

"Hoho jadi apa kau akhirnya menjadi kakak iparku?" Ledek Niesha dengan tawa lembutnya.

Angelina membuang muka hingga kini posisinya terlentang di ranjang. "Kak Albert berkata bahwa liburan musim semi nanti, dia ingin membawaku ke istana untuk diperkenalkan pada Kaisar dan Permaisuri..."

"... Kak Albert berkata bahwa saat ini dia belum mencintaiku tapi dia yakin bahwa aku adalah gadis yang tepat untuknya. Meski dia belum mencintaiku, dia mengatakan bahwa dia sudah membuka hatinya untukku. Dia pun sudah menyukaiku. Itu sebabnya kak Albert memintaku selalu bersamanya, untuk terus memperdalam perasaannya karena mulai semakin dekat dan semakin mengenal..."

"... Sha, apakah kak Albert akan benar-benar mencintaiku? Ini bukan hanya pengharapan palsu, kan? Tapi entah mengapa, aku bahagia. Meski terkadang aku takut bahwa ternyata kak Albert hanya dibatas menyukaiku saja dan tidak akan lebih."

Meski kamar mereka kini tengah temaram, namun Niesha mampu menangkap riak wajah Angelina. Bahagia, sedih, dan khawatir.

Niesha ingin mengatakan tidak mungkin namun hati manusia tak ada yang tahu. Hati manusia juga sulit diprediksi. Niesha takut berbicara dan berujung menjadi salah satu alasan Angelina sakit hati kemudian hari.

Niesha, "Angel, aku mengerti kekhawatiranmu. Jujur aku bingung harus menjawab apa karena aku bukanlah kak Albert. Tapi yang bisa ku katakan saat ini adalah jangan terlalu menaruh hatimu seluruhnya pada seseorang. Jangan terlalu bertinggi ekspetasi. Nikmati saat ini sembari menilai. Aku yakin bahwa kamu pasti mampu melihat jawabannya sendiri. Dan saat itu terjadi, kamu lah yang menentukan keputusan. Menerima atau mengelak, itu pilihanmu. Tapi jangan jua terus berburuk sangka. Perhatikan saja kak Albert dengan mata dan hatimu. Cepat atau lambat, kamu akan menemukan kebenarannya."

Kepala Angelina tertoleh hingga kini menatap Niesha kembali. "Ya, kau benar. Hah~ memang paling melegakan ketika kita mencurahkan perasaan ini ya. Setidaknya aku tidak tenggelam dalam praduga terus menerus."

Niesha terkekeh. "Itu antisipasi. Dan itu bukan hal buruk. Tapi lebih baik lagi bila mengkonfirmasinya langsung. Setelah beberapa saat kalian dekat. Tanyakan kembali. Lalu tegaskan. Bila kak Albert masih ragu-ragu. Pangeran Iann tak begitu buruk."

New Me : 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang