S2 - Part 60

5.2K 688 37
                                    

Segala hal yang menyangkut dengan iblis, itu tidak akan berakhir dengan baik, tidak mendapatkan targetnya maka 'tuan'nya yang menjadi sasarannya. Seperti saat ini, ketika Niesha berhasil menarik jiwa iblis yang disematkan pada Lolita hingga mencemarkan kekuatan elemen Lolita dan mensucikannya, Sang pengirim iblis yang melakukan perjanjian persekutuan akan langsung menerima getahnya.

Mengapa pengirim itu tidak menunjukkan tanda bahwa dirinya bersekutu dengan iblis karena ada Lolita sebagai tamengnya yang memang memiliki hasrat negative juga dan dengan bodohnya membuat tubuhnya sendiri yang menjadi tercemar tanpa seorang pun tahu bahwa Lolita dapat bertindak sejauh ini karena hasutan seseorang.

Namun iblis adalah entitas hidup yang dapat melihat bahwa muasalnya tetaplah dari dia.

***

"AAAAAAAAAA" suara teriakkan dari asrama perempuan terdengar nyaring membuat malam tenang menjadi ramai dan rebut.

Niesha yang sedang bersama Damian dan Barnett langsung bergegas menuju lokasi teriakkan dan kini teriakkan itu tidak hanya dari satu kamar melainkan sepanjang koridor

"Ada apa ini?!" Morgan datang dengan tergesa-gesa bahkan dapat dilihat dirinya yang masih memakai kimono tidur, tidak hanya Morgan melainkan semua orang masih dengan suasana panik, mengenakan jubah tidur dan berhamburan keluar.

Damian dan Barnett langsung berdiri menghalangi lautan manusia yang berlarian panik untuk melindungi Niesha.

"Sebenarnya kenapa ini?" Barnett mencoba mencari jawaban pada salah satu siswi yang terlihat cukup berantakan dengan mata sembabnya.

"A... ada iblis" cicitnya bergetar karena dirinya ternyata sosok pertama yang berteriak ketika mendapati sosok menyeramkan di dalam kamar asramanya dan anehnya sosok itu tidak pergi bahkan ketika teriakkannya membangunkan teman seasramanya yang lain dan ikut berteriak, hingga berakhir kehebohan ini terjadi karena salah seorang teman itu membuka pintu dan berteriak ketakutan.

Morgan, Barnett, Damian, dan Niesha mengernyit bingung "bagaimana mungkin? Akademi ini telah dilindungi sihir kuat" lirih Morgan.

Mata Niesha membulat 'apa dia, Zero?' , Niesha bertanya dalam hatinya namun karena Damian dapat mendengarnya, Damian menoleh dan menatap Niesha, memperhatikan dengan seksama.

"Betul nona"

Niesha langsung membalas tatapan Damian yang melotot memperingati karena mengetahui jelas pikiran Niesha.

Niesha, "papa, dia pasti pelaku dibalik kejadian Lolita karena ketika Shasha mensucikan Lolita, Shasha mengirim kembali kontrak jiwa pada pelaku utamanya"

Morgan dan Barnett menatap Niesha menyelidik sebelumnya akhirnya Morgan berlari lebih dahulu untuk mengamankan para siswa dan siswi yang lain. Siswi yang dicegat tadi pun sudah pergi keluar asrama dan ikut berkumpul di lapangan darurat.

"Papa, biarkan Shasha bertemu dengannya" pinta Niesha menatap Barnett.

"Tidak!" jawaban tegas keluar dari mulut Barnett dan Damian.

"Kau baru bangun dari kejadian kemarin, jadi, kali ini, turuti papa dan kau Damian, bawa putriku menjauh darisini, ikutlah berkumpul dengan yang lainnya" perintah Barnett dengan tegas dan tatapan mutlak tak menerima bantahan.

Niesha memandang khawatir Barnett dan berakhir mengalah "baiklah tapi bawalah guardian ku bersama papa"

Barnett menggeleng "papa memiliki guardian papa sendiri, biarkan mereka menjagamu"

Niesha menatap Barnett tajam untuk pertama kalinya "papa membawa mereka atau aku ikut dengan papa. Yang papa hadapi adalah iblis dan tanpa kekuatan cahayaku, mereka lebih kuat dibandingkan papa, tapi papa melarangku kesana, jadi bawalah guardianku, lagipula ada Damian yang akan melindungiku"

Melihat tatapan kesungguhan Niesha, Barnett akhirnya menghela nafas dan mengangguk.

Niesha, "kalian keluarlah" perintah Niesha pada kedua naganya dan seketika sebuah cahaya silau menyapa dan terlihat dua sosok naga berbeda warna dengan bentuk kecilnya, bertengger pada kedua pundak Niesha.

"Lindungi papaku apapun yang terjadi, kumohon" bisik Niesha pada keduanya lalu kedua naga tersebut berpindah tempat ke pundak Barnett.

Niesha memeluk Barnett erat "berjanjilah bahwa papa akan berhati-hati, tidak boleh terluka sedikitpun"

Barnett mengecupi puncak kepala Niesha bertubi-tubi "papa mengerti, Shasha juga, jangan berpisah dari Damian karena Shasha tidak memiliki guardian Shasha, mengerti?"

Niesha mengangguk dan saat itu suara raungan seperti bukan teriakkan manusia menggema dan tanpa menunggu lebih lama, Barnett berlari menghampiri sumber suara sedangkan Damian menarik Niesha menjauh dengan susah payah karena Niesha terus menatap punggung sang ayah.

"Zero? Kenapa perasaanku tidak enak? Papaku pasti baik-baik saja kan?" merasakan perasaan gelisah berlebihan, membuat Niesha takut bahwa perasaan itu tertuju pada sang ayah. Bagaimanapun kuatnya Niesha namun sosok keluarga yang dimilikinya di dunia ini, hanyalah Barnett.

Keduanya telah tiba di lapangan yang penuh dengan murid, bahkan terlihat seluruh anggota kesiswaan akademi berbentuk melingkar, mengerahkan sihir mereka untuk membuat perisai, melingkupi seluruh lapangan. Dimana tetua? Jawabannya, mereka bersama Morgan dan Barnett mencoba menangkap sisi iblis lain yang terlempar karena pelepasan kontrak jiwa.

Yang menjadi masalah adalah bahwa iblis yang menuntut bayaran atas kontrak jiwa Lolita bukanlah iblis yang sama dengan yang disucikan Niesha, sudah jelas, karena iblis dalam diri Lolita telah menghilang, namun sosok iblis pengontrak jiwa juga memiliki tuan dan ketika kontrak diputuskan hingga berbalik pada pelaku utama, iblis yang didatangkan untuk menuntut ganti rugi pastilah bukan iblis lemah karena mereka cenderung menghabisi para pelanggar kontrak sedangkan para tetua akademi dan Morgan, pasti tidak sampai hati mengorbankan satu nyawa pun, terlebih itu adalah muridnya sendiri. Berbeda dengan Barnett yang akan lebih memilih menebas langsung agar perkara selesai dengan mudah dan tidak berbelit-belit.

DUAR

Perisai kuat yang mengelilingi akademi hancur dengan menimbulkan suara ledakkan yang sangat besar, bersyukur mereka di lapangan masih terlindungi perisai buatan anggota kesiswaan akademi, bila tidak, ampas pemusnahan perisai yang berupa percikan api, akan melukai mereka semua.

Suara gaduh semakin membuat suasana semain mencekam, para murid semakin panik karena menerka-nerka, apa yang terjadi dengan perisai akademi?

Niesha sendiri semakin gelisah, matanya menyorot tajam pada gedung bangunan dimana tadi Barnett meninggalkan dirinya bersama Damian.

"Pangeran mahkota, kami mohon bantu kami memperbaiki perisai disini dulu, kekuatan kami tidak cukup menahan lebih lama" suara seorang pria yang diyakini salah seorang anggota kesiswaan berteriak meminta tolong, dapat dilihat bahwa wajahnya sudah pucat karena terus mengalirkan mana demi menjaga kestabilan perisai, tidak hanya dirinya, melainkan semua anggota kesiswaan yang lain mulai terlihat lelah.

Damian terlihat dilemma, dirinya takut bila melepaskan genggaman tangannya pada Niesha, maka Niesha akan bertindak nekad akan sesuatu.

Melihat keraguan di mata Damian, berbondong-bondong para anggota kesiswaan ikut memohon dan bahkan terang-terangan menatap Niesha, akhirnya Niesha menghela nafas dengan gerutuan di hatinya, mempertanyakan mengapa tidak ada seorang siswapun yang inisiatif membantu? Mereka semua kan punya sihir dan mengapa hanya meringkuk, berlindung kepada anggota kesiswaan?

"Percuma saja bila hanya segelintir orang yang menahan, dibutuhkan banyak kekuatan untuk menahan perisai" tegur Niesha berusaha menyadarkan semua orang disana namun bukannya sadar, suara murid perempuan justru menjawabnya.

"Kau! Bukankah kau waktu itu mampu melindungi seisi lapangan istana saat terjadi penyerangan monster, gunakan kekuatanmu itu untuk melindungi kami"

"Orang macam ini yang layak untuk ditumbalkan"  kesal Niesha dalam hatinya, tak tahukah mereka bahwa dirinya tengah gundah dan gelisah karena memikirkan Barnett?




To Be Continue

***

New Me : 0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang