{15} Found You In The Side of The Road {15}

1.4K 104 4
                                    

.

.

.

Nena melangkah perlahan lalu memutar mencari eskalator. Cukup lama dia terdiam hingga akhirnya sampai di tepi jalan yang ramai. Mengotak-atik ponselnya. Sejak turun dari eskalator dia memang sibuk mencari taksi ataupun ojek online. Tapi sejak beberapa menit yang lalu. Tidak ada driver yang nyangkut dengannya. Mungkin sekarang memang jam sibuk jadi para driver tidak ada yang lowong.

Nena menggaruk kepala bingung. Seharusnya tadi dia tidak usah sok-sokan menolak tawaran Darga. Sekarang dia jadi bingung sendiri bagaimana caranya pulang. Satu-satunya cara dengan menaiki bus trans, yang berarti dia harus jalan kaki sampai di halte yang ada di ujung sana.

"Loh, Nena?"

Nena mengernyit saat sebuah suara memanggil namanya. Dia yang masih berdiri di trotoar menoleh dengan bingung. Lalu saat sebuah forthuner putih mendekat ke arahnya. Nena bisa menebak itu siapa.

"Nena," sosok dalam mobil itu menurunkan kacanya. Tampaklah wajah hitam manis Harsa yang tampan.

"Harsa," Nena tersenyum lalu mendekat pada mobil laki-laki itu.

"Lo mau kemana? Yuk, gue anter!"

Nena nyaris terharu saat bertemu Harsa. Tanpa berfikir lagi dia mengangguk dan masuk ke dalam mobil laki-laki tersebut.

Harsa tersenyum. Dia juga agak kaget saat tadi melihat Nena di pinggir jalan. Awalnya dia ragu jika itu Nena. Tapi saat mobilnya mendekat, perempuan itu ternyata benar Nena.

"Lo dari mana mau ke mana, nih?" tanya Harsa lalu menjalankan mobilnya.

"Gue dari PP, cuman temen gue tadi ada urusan jadi pulang duluan." jelasnya berusaha tersenyum tenang. "Beruntung banget gue ketemu lo, Sya. Jadinya gue nggak perlu umpek-umpekan naik bus trans. Hehe."

Harsa sendiri hanya tersenyum. Dia sendiri juga merasa beruntung bisa bertemu Nena disini.

"Lo sendiri dari mana mau kemana?" tanya Nena.

"Oh, gue mau jemput adek gue. Dia ada kegiatan di sekolah. Dari tadi nelponin mulu minta jemput."

Nena mengangguk-angguk. "Eh, lo jemput adek lo dulu nggak apa-apa. Baru anterin gue belakangan."

Kedua mata Harsa melebar. "Serius nih?"

Nena mengangguk cepat. "Iya. Kasian adek lo nunggu lama di sekolah. Mana udah gelap lagi."

"Ya udah deh," Harsa kemudian memutar balik mobilnya.

Suasana SMU elite internasional itu tampak sepi saat forthuner Harsa berhenti disana. Harsa sedikit menurunkan kaca jendela mobilnya mencari keberadaan sang adik.

Sementara Nena hanya menganga kagum memandangi bangunan sekolah di hadapannya itu. Gedung bertingkat tiga, halaman yang luas juga pintu gerbang yang kokoh berdiri. Nena bisa menebak bahwa sekolah ini pasti sekolah untuk kalangan elit dan anak sultan.

Nena mengalihkan pandangannya pada Harsa yang tampak fokus pada ponsel. Mungkin sedang menghubungi adiknya.

"Adek gue nggak bales chat, gue turun bentar deh," Harsa melepaskan seatbelt-nya. Nena mengangguk.

Tak lama kemudian Harsa melangkah masuk lagi ke dalam mobil. Kali ini diikuti seorang remaja tanggung yang masuk ke pintu belakang.

"Widih, jadi bener nih, Mas Harsa bawa temen cewek?" Donny—adik laki-laki Harsa memajukan duduknya agar bisa melihat wajah Nena.

Donny segera mengacungkan tangannya pada Nena. "Gue Donny, Mbak. Lo?"

Nena tersenyum tipis menyalami Donny. "Nena."

You Make Me BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang