{26} Catch You Who Didn't Come {26}

1.6K 123 13
                                    

.

.

.

Darga menghela malas menatap orang-orang yang berlalu lalang di sekelilingnya. Menyandar santai di sofa. Dari arah sini dia sudah melihat banyak tamu yang datang ke acara pengajian jelang pernikahannya. Namun dari sederet orang itu, entah kenapa orang yang sejak tadi dipikirkannya tak kunjung muncul juga.

"Hei, calon manten ngemil aja?"

Teguran santai di sampingnya membuat Darga berjengit. Namun laki-laki itu mendengus saat mendapati Wisma tengah menggodanya.

"Mau Om?" Darga menyodorkan toples wafernya.

Wisma segera merebut toples wafer coklat dari tangan Darga, membuat laki-laki itu mendelik kaget.

"Kamu jangan makan terus, nanti beskapnya nggak muat lho, Dar!" seloroh Wisma lalu membawa setoples wafer coklat itu pergi dari hadapan Darga.

Darga mendengus. Ingin berteriak, tapi dosa jika meneriaki orang tua. Jadilah dia hanya mendesah lalu menidurkan kepala di sofa. Hingga suara Zahra, Vicy dan Vasha di sofa seberang mengganggu ketenangannya.

Ketiga gadis itu terlihat cekikikan dengan ponsel masing-masing. Paling lagi ngomongin korea, apalagi.

Darga menatap bosan ke depan. Hingga suara kecil nan melengking itu memanggil namanya lalu berlarian memeluknya. Mengabaikan teriakan mamanya di belakang.

"Uncle Dardar!"

"Andhara, jangan lari-lari, banyak orang!" tegur Clara yang berjalan di belakang bocah itu bersama Satria.

Andhara berlarian lalu menelusup ke pangkuan Darga. Gadis kecil itu terlihat manis dengan dress berwarna putih dengan bando putih-biru di kepala.

"Uncle?" panggilnya membuat Darga seketika menoleh pada sang keponakan.

"Apa sayang?" jawab Darga dengan manis.

"Kok uncle sendirian? Biasanya kalau ada uncle, ada aunty Nene. Kok sekarang nggak ada?" Andhara menatap polos.

Darga terdiam berfikir. Hatinya menjadi gelisah saat sosok si bebek itu kembali memenuhi pikirannya. Lo kemana sih Bek? Lalu tatapannya tertuju pada Vasha dan Vicy. Seingatnya kemarin Nena sempat mengobrol dengan si kembar sebelum pulang. Tentu saja dia tahu, karena Darga mengintip dari lantai atas. Segera saja dia panggil Vasha. Adiknya itu beringsut mendekat.

"Kenapa Kak?" tanya Vasha.

"Kemarin kamu ngobrol apa sama Kak Nena?" Vasha mengernyit tak mengerti. Darga berdecak. "Kemarin, sewaktu Kak Nena mau pulang, kalian ngobrolin apa?"

"Ooh, Kak Nen janji mau dateng terus nginep. Biar aku, Kak Nen sama Vi bisa bobok bertiga. Tapi Kak Nen dichat Vi nggak bales-bales."

Mendengar penjelasan Vasha membuat Darga hanya diam. Kembali memikirkan keberadaan perempuan itu. Membuatnya berdecak sebal.

"Lah, calon mantennya malah sembunyi disini?" Marlo datang tiba-tiba lalu mendudukkan diri di sebelah Darga di sofa. Laki-laki itu hanya mengernyit saat melihat raut suntuk Darga. "Woy, lo kenapa sih?"

Lalu tatapan Marlo tertuju pada Satria yang sedang mondar-mandir menidurkan anak keduanya. Satria hanya mengedikkan bahu saat Marlo menatapnya.

"Nena udah dateng belom?"

Sebaris pertanyaan dari Darga itu sukses membuat Marlo melongo. Begitu juga dengan Satria. Lalu kedua lelaki itu kembali bertatapan.

"Ck! Lo ditanya kok malah bengong sih Mar!" sewot Darga.

You Make Me BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang