{83} Her Dream Wedding {83}

665 31 0
                                    

.

.

.

Pagi-pagi sekali Janetta sudah heboh. Membuat keributan, memanggil orang sana-sini. Membuat Darga yang masih terlelap menggeram sebal. Laki-laki itu kembali menarik selimutnya. Namun tangan seseorang lebih dulu menahan selimut itu.

Darga terpaksa membuka matanya.  Senyumnya langsung mengembang, melihat siapa yang sudah duduk manis di sampingnya.

Siapa lagi jika bukan calon istrinya yang manis. Chikita Yerina. Darga beringsut pelan. Malah memeluk perut Nena semakin erat. Laki-laki itu bahkan menjadikan paha Nena sebagai bantal.

Nena hanya terkikik geli. Membelai rambut lebat laki-laki itu. Dia lalu berbisik. “Bangun Dar, itu mama kamu udah marah-marah.”

Darga mendongak malas. “Masih ngantuk, Love.”

Darga baru akan merebahkan kepalanya lagi, saat merasakan sambitan keras di punggungnya. Membuatnya memekik kesakitan. Laki-laki itu mendesis, menengok siapa pelaku yang sudah menyambitnya. Namun Darga tidak bisa berkutik saat melihat raut garang Janetta di sampingnya.

“Mama apaan sih, Ma?! Kenapa punggungku disambit?! Ish!”

Janetta menggeleng sebal. “Habisnya kamu nggak bangun-bangun! Nena aja udah siap tuh! Kita janjian jam sembilan, Edwarga! Dan sekarang udah jam berapa?!” wanita itu menggeram sebal. “Awas ya kamu, kalau sampai 10 menit kemudian belum siap-siap!”

Setelah mengomel panjang, Janetta  keluar dari kamar anaknya. Membuat Darga mengerjap bingung. Lalu dia menoleh pada Nena yang masih anteng di sampingnya.

“Emang mau kemana sih, Love? Sumpah, aku nggak ngerti.” tanya Darga clueless.

Nena menggeleng sama cluelessnya. “Aku juga nggak tahu, Dar. Semalem Tante Je, telepon. Nyuruh aku kesini pagi-pagi. Nggak tahu juga mau ngapain.” Nena lalu membelai wajah laki-laki itu. “Udahlah, mending kamu siap-siap aja dulu. Daripada Tante Je, marah-marah terus.”

Darga mengangguk. Sebelum beranjak, laki-laki itu menyempatkan diri untuk mengecup bibir Nena terlebih dahulu. Membuat pipi Nena bersemu merah. Sebelum pipinya semakin mirip tomat, dia lebih baik menyingkir dari kamar calon suaminya.

Darga menguap malas saat Janetta menyuruhnya segera memanasi mobil. Ini sebenarnya mereka mau kemana saja, dia tidak tahu. Meski malas, tapi Darga tetap melakukan apa yang diperintahkan mamanya.

Love, kamu mau hadiah nggak?” Darga bertanya malu-malu pada Nena.

Nena memiringkan tubuhnya. Keduanya sudah berada dalam pajero Darga saat ini. Tinggal menunggu Janetta saja. “Hadiah apa? Perasaan aku nggak ulang tahun, deh.”

Darga hanya tersenyum. Membelai wajah cantik calon istrinya. Lalu memberikan kecupan ringan di hidung Nena, membuat perempuan itu meringis malu. “Emang kalo mau ngasih calon istriku hadiah, harus nungguin ulang tahun dulu.”

Nena memalingkan wajahnya malu. Lalu menatap Darga lekat-lekat. “Tapi aku nggak pengen hadiah apapun, Dar. Cukup kamu ada di sisiku aja. Udah jadi hadiah terindah di hidup aku.”

Wajah Darga kontan memerah mendengar ucapan Nena. Membuatnya tak tahan untuk tak memeluk perempuan itu.

“Duhhh, so sweet-nya calon istriku. Jadi makin nggak sabar nunggu kita sah. Hehe.”

Darga baru akan mencium bibir Nena. Tapi suara pintu mobil tebuka di belakang lebih dulu mengagetkan mereka. Keduanya segera menjauhkan diri saat Vicy dan Vasha bergantian masuk ke dalam mobil. Si kembar lantas menatap Darga dan Nena penuh goda.

You Make Me BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang