.
.
.
Pagi-pagi sekali Nena sudah terlihat rapi dengan setelan training berwarna ungu. Rambut panjangnya yang kini berwarna hitam legam, dia kuncir menjadi dua. Nena sempat terkikik geli melihat penampilannya di cermin tadi.
Seketika Nena teringat dengan Rebecca. Entah bagaimana kabar perempuan itu sekarang. Semenjak pulang dari Bali waktu itu, Nena memang jarang berkontak dengan teman-teman barunya itu. Meski mereka sudah saling menyimpan nomor masing-masing. Hanya dengan Harsa saja dia masih sering berkontak. Meski akhir-akhir ini laki-laki itu juga jarang menghubunginya.
Ngomong-ngomong, hari ini weekend, otomatis tidak ada agenda bersekolah dan pergi ke kantor. Nena menatap dapur rumah Darga yang masih cukup bersih. Tentu saja karena Nena belum memulai kegiatan memasaknya.
Karena memang pagi ini Nena dan si kembar memiliki acara keluar rumah. Si kembar Vicy-Vasha mengatakan akan keluar pagi ini. Nena sendiri ingin mengajak Darga jogging pagi ini. Sudah lama dia tidak menghirup udara pagi.
"Kak Nen!"
Seruan dari arah tangga membuat Nena menoleh. Dia tersenyum mendapati si kembar kompak menuruni tangga. Sudah rapi dengan style masing-masing.
Vasha mengenakan jeans pendek, t-shirt putih polos. Mengenakan topi, sebuah waist bag tergantung manis di dadanya. Berbeda dengan Vicy yang yang mengenakan jeans tujuhperdelapan, dengan t-shirt putih dengan line pink di lengannya. Tidak memakai topi, Vicy memilih memakai bando pink yang manis dan sling-bag kecil yang lucu.
"Kalian beneran mau pergi?" tanya Nena saat si kembar menghampirinya. Vicy-Vasha kompak mengangguk. "Mau kemana emangnya kalian?"
"Kita mau gowes—"
"Bareng temen-temen, Kak Nen!"
Nena mengangguk-angguk. "Eh, tapi kalian mau sarapan dulu nggak? Kakak belum masak, sih."
Seketika desahan Vasha terdengar. "Yah, padahal kita mau makan." Vicy mengangguk.
"Maaf deh, soalnya Kakak rencananya mau jogging, sekalian beliin sarapan buat kita." Nena mendesah. "Ya udah deh, kakak bikinin sandwich dulu ya buat kalian. Cepet kok."
Si kembar mengangguk, menurut saat Nena meminta mereka menunggu di meja makan.
Nena membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan. Roti tawar, telur, keju, tomat dan selada. Meracik bahan-bahan itu cepat. Sandwich ala Nena siap di hidangkan.
"Mau sekalian dibuat bekal nggak sandwichnya?" teriak Nena. Si kembar mengangguk riang. "Va, diambil dulu nih, sandwich sama susunya."
Setelah selesai sarapan, si kembar pun pamit. Mereka berkata sudah ditunggu teman-temannya di depan komplek.
"Pokoknya kalian nggak usah nongki-nongki segala. Langsung pulang setelah gowes, ya!"
"Iya Kak Nen!" Vasha tersenyum cerah. "Pokoknya nanti Kak Nen pulang jam berapa, kita ikut pulang."
Nena mengangguk-angguk. Mengikuti sampai pintu, menyaksikan sendiri si kembar pergi dengan sepeda masing-masing. Setelanya Nena menutup pintu dan membereskan piring-piring kotor yang tersisa. Mengelap tangannya yang basah, tatapan Nena tertuju pada lantai atas.
Sudah hampir jam delapan dan seorang Edwarga belum menampakkan diri. Dasar manusia satu itu! Tak pernah bisa bangun pagi. Kalau laki-laki itu tak bangun juga, bagaimana rencananya untuk jogging pagi ini.
Nena menghentak kesal. Dia menaiki tangga dengan cepat. Lalu menuju pintu tengah yang tertutup rapat. Mengetuk beberapa kali. Tapi tak ada jawaban membuat Nena mendesah. Hingga dia perlahan membuka pintu kamar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Better
RomanceBagi seorang Edwarga Jianno Leon, Chikita Yerina tak lebih dari seorang sekertaris dan assisten yang bisa diandalkan. Namun hari-hari yang mereka habiskan bersama membuat Darga menyadari jika kehadiran Nena memiliki makna lebih dari itu. "Salahnya...