.
.
.
"Dan lo masih mencintai dia kan, Nen?"
Nena tak bisa berhenti memikirkan pertanyaan Harsa saat mereka selesai makan siang waktu itu.
Nena tak bisa menjawabnya. Maka yang dia lakukan hanya memberi seulas senyum. Setelahnya mereka tak berbicara lagi. Bahkan sampai Nena turun dari mobil Harsa. Karena yang ada di pikiran Nena adalah Darga waktu itu.
Tetapi jika Harsa meminta jawaban waktu itu. Maka jawabannya adalah, ya. Nena masih mencintai Darga.
Selama lebih dari empat tahun memendam perasaan pada seseorang membuat Nena mendapatkan banyak pelajaran. Terutama soal keikhlasan dalam merelakan seseorang yang dicintainya memilih kebahagiaannya sendiri.
Saat Darga menikah dengan Clarissa, Nena berbohong jika dia tidak merasa sedih ataupun sakit. Bahkan perjalanan Bali selama empat hari tiga malam pun tak seketika mampu membuat Nena melupakan laki-laki itu. Karena di penghujung liburannya dia kembali dipertemukan dengan laki-laki itu.
Nena ingat sekali saat itu. Saat dia asyik memilih oleh-oleh malam itu. Tiba-tiba laki-laki itu datang membuat perasaannya yang mulai membaik jatuh lagi di jurang bernama patah hati.
Nena sadar diri bahwa mereka tak akan bisa seperti sebelumnya. Maka dari itu dia mulai menjaga jarak. Berusaha sekuat tenaga mengeluarkan sosok itu dari hatinya.
Tapi malam itu ketika mereka berada di rumah sakit. Nena jatuh lagi. Dia menangis di depan orang yang membuatnya terluka. Memalukan memang, tapi sungguh perasaan itu tak bisa dia tahan. Nena merasa rasa cintanya pada laki-laki itu mengakar sampai dalam.
Meski begitu Nena tetap berusaha ikhlas dan merelakan laki-laki itu tak bisa dimilikinya. Dia bekerja seperti biasa. Menahan perasaan saat harus menatap laki-laki itu seharian.
Lalu ingatan Nena terbang pada hari itu. Di saat dia duduk bersama Clarissa di kafe. Saat perempuan itu mengatakan bahwa dirinya sedang sakit. Harusnya Nena segera memberitahu Darga soal itu. Clarissa mungkin masih bisa diselamatkan.
Nena tanpa sadar menarik nafas panjang. Jika mengingat hal itu kata sesal tak segan singgah di hatinya. Dan mungkin Nena tak akan bisa melupakan hari itu seumur hidupnya.
Hingga sampai detik ini Nena menjadi seseorang yang begitu dekat dengan Edwarga. Mendampingi laki-laki itu bangkit dari kesedihan karena kepergian Clarissa. Lalu bisa melihat dia tersenyum dan tertawa lagi. Nena sudah bahagia. Apakah bahagia memang sesederhana itu? Dengan melihat seseorang yang kita cintai bahagia. Kita juga akan turut merasakannya.
Tapi dibalik kebahagiaan itu, masih terselip satu pertanyaan di benak Nena. Akankah cintanya akan terus bertepuk sebelah tangan?
"Woy!" Darga tahu-tahu berdiri menjulang di hadapan Nena.
Nena mendecih. "Ish! Lo ngagetin gue aja! Kenapa?"
Darga ganti berdecak. "Lo sendiri yang bengong dari tadi!"
Nena cengengesan menggaruk rambutnya. Membuat Darga seketika gemas dan menarik kedua pipi tembamnya. Membuat Nena mengaduh.
"Ikut gue yuk!" ajak Darga.
"Kemana?"
"Anak-anak ngajak ngumpul nih," Nena sedikit mengernyit. "My gengs maksudnya."
Lalu senyum Nena merekah cerah. "Eh, tanyain Oyan dong, Dar, Hirla ikut apa enggak? Gue kangen sama baby G nih."
Darga langsung mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu disana. Mungkin mengirim chat pada Arroyan. Sesaat kemudian laki-laki itu menatap Nena.
"Ikut katanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Better
Storie d'amoreBagi seorang Edwarga Jianno Leon, Chikita Yerina tak lebih dari seorang sekertaris dan assisten yang bisa diandalkan. Namun hari-hari yang mereka habiskan bersama membuat Darga menyadari jika kehadiran Nena memiliki makna lebih dari itu. "Salahnya...