{79} Hello To All {79}

1.1K 52 1
                                    

.

.

.

Melepas rindu adalah sesuatu yang harus dilakukan kedua orang yang sudah lama tidak bersama. Begitu juga dengan Darga dan pajero kesayangannya itu.

Demi melepas rindu pada mobilnya itu, sepanjang sore tadi Darga sudah mengajak Nena untuk berputar-putar mengelilingi Jakarta. Tidak jelas kemana tujuan mereka. Keduanya hanya berputar-putar saja menghabiskan bensin. Sesekali berhenti untuk membeli jajanan.

Love, aku punya ide, deh." Darga menoleh antusias.

"Apa?" Nena bertanya bingung.

“Gimana kalo kita ke Surabaya-nya naik mobil aja. Aku yang nyetir, Love. Gimana?"

“Enggak, enggak!” Nena menggeleng cepat. “Nanti kalo kamu kecapekan, aku nggak bisa gantiin nyetir, Dar.” Nena menghela nafas. “Udahlah, naik pesawat aja.”

Darga hanya mengangguk-angguk lalu membelokkan mobilnya ke basement salah satu pusat perbelanjaan.

Kabar kepulangan Darga dan Nena sudah menghebohkan grup chat laki-laki itu. Sejak kemarin Satria dan teman-temannya yang lain sudah menagih oleh-oleh pada keduanya. Jadilah malam ini mereka berencana berkumpul di salah satu restoran yang ada di mall itu.

Darga menghentikan mobilnya lalu meraih beberapa papper bag di kursi belakang. Tak lupa meraih topi hitamnya dan memakai topi hitam itu.

Nena tersenyum geli. “Tetap ya Dar, topi nggak boleh ketinggalan.”

Darga nyengir. “Biar tambah ganteng, Love.”

Nena hanya tertawa. Lalu menyelipkan tangannya di lengan Darga. “Yuk!”

Keduanya berjalan mesra menyurusi area mall. Sesekali Darga mengomentari. Rasanya sudah lama tidak menginjakkan kaki di area mall.

“Kayak nggak ada yang berubah,” ucapnya setelah memperhatikan seeliling. “Gerai-gerainya juga masih sama.”

Nena hanya tertawa. “Ya ampun, Dar. Kamu tuh cuma pergi dalam hitungan bulan. Emang perubahan apa yang kamu harepin?”

Darga hanya mengedik. Lalu berbisik ke telinga Nena. “Cinta aku yang nggak bakal berubah.”

Nena langsung mendecih menepuk-nepuk wajah Darga. “Dih, gombalnya!”

“Nggak gombal ih, Love. Kamu mah.”

Begitu sampai di restoran sambutan meriah langsung ditujukan pada pasangan yang baru kembali dari Eropa itu. Sorak sorai bernada cie-cie langsung menggema di seluruh restoran. Membuat Darga harus menundukkan wajahnya malu. Sedangkan Nena hanya menunjukkan cengir bahagianya.

“Cie, yang baru balik dari Cekoh. Mesra amat!” Satria meledek.

“Auranya dah kayak penganten aja lo berdua. Jangan-jangan lo udah honeymoon duluan lagi!” ledek Marlo.

“Ngeledek mulu lo semua! Nggak gue bagi oleh-olehnya, mampus lo!” balas Nena sangar.

“Weseh, galak amat lo Nen!” Arbin ikut meledek. “Itu tangan lengket amat. Lo kasih lem apa gimana?!”

Nena langsung melirik tangannya yang masih melingkar di lengan Darga. Buru-buru melepaskan tangannya dari lengan laki-laki itu.

Hal itu kembali mengundang koor bernada cie-cie dari orang-orang yang melingkar di meja itu.

Satria menoel lengan Darga iseng. Membuat laki-laki itu menoleh malas.
“Lo, nggak mau berbagi cerita apa gitu, sama kita-kita?!” Satria menaik-turunkan alisnya menggoda.

You Make Me BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang