{50} The Name is 'Agatra' {50}

1.6K 117 24
                                    

.

.

.

Baru beberapa saat Nena melangkah menuju kamar rawat Hirla. Namun perempuan itu lebih dulu dikejutkan dengan dua orang yang berjalan berlawanan arah darinya. Baru ingin menghindar, salah satu dari dua orang itu malah memanggil nama Nena. Membuat Nena yang ingin menghindar membatalkan niatnya.

"Hai Nena, kebetulan banget ya kita ketemu disini." Clarissa menyapa ramah. "Kamu pasti mau jengukin Hirla yang baru melahirkan ya?"

Nena tak tahu harus menjawab apa selain mengangguk dengan ringisan di wajah. Dia melirik box di tangan Clarissa yang Nena tahu betul apa isinya meski sudah terbungkus cantik dengan kertas kado bermotif bulan sabit.

Tentu saja Clarissa tidak datang seorang diri. Ada Darga yang menemani disana. Laki-laki itu mengenakan hoodie berwarna hitam dan jeans abu-abu. Darga cukup terkejut melihat Nena. Namun Darga cukup baik menyembunyikan keterkejutannya itu. Dia menarik tudung hoodienya hingga menutupi kepala.

Nena diam-diam tersenyum. Sudah lama tidak melihat Darga dengan style andalannya itu. Style yang membuat Darga menjadi berkali-kali lipat lebih tampan.

"Nen?"

Suara Clarissa mengagetkan Nena yang tengah melamun. Menatap perempuan itu, membuat Nena serasa ditampar kenyataan bahwa dia harus sadar dimana dirinya berada.

"Iya, kenapa Cla?" Nena berusaha mengalihkan pandangannya dari Darga. Dan fokus pada Clarissa.

"Kita barengan aja yuk, ke tempat Hirlanya!" Clarissa menatap Darga. "Iya kan, Dar?"

Darga hanya berdeham singkat.

"Ehm, kayaknya kalian duluan aja deh. Gue nanti aja, ada urusan, nih." ucap Nena berusaha menghindari tatap mata Darga.

"Kenapa harus nanti-nanti sih, Nen?" Clarissa tahu-tahu sudah menggandeng tangan Nena. "Yuk, sekarang aja!"

Nena tak bisa berkelit saat Clarissa terus menarik tangannya menuju ruang rawat Hirla. Sesekali dia melirik Darga yang berjalan di belakang mereka.

Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di depan pintu ruang rawat Hirla. Pintu yang meringis terbuka membuat Nena bisa mendengar keriuhan di dalam ruangan.

Nena perlahan-lahan melepaskan tautan tangan Clarissa. Dia memasang raut tidak enak. "Ehm Cla, mending lo sama Darga duluan aja deh."

"Loh, kenapa?" Clarissa mengerjap bingung.

Namun terlambat, suara seseorang di dalam sudah lebih dulu memanggil nama Nena. Hirla melambai ke arah temannya itu. Nena mau tidak mau menoleh ke arah Hirla dan masuk ke dalam sana. Sedikit terkejut saat melihat sudah ada Marlo, Irina dan Arbin disana.

Semua orang disana sedikit heboh saat melihat Nena masuk diikuti Darga dan Clarissa. Marlo bahkan sedikit bersiul entah kenapa.

"Hirla, selamat ya! Ugh!" Nena segera memeluk Hirla erat.

"Makasih Nena!"

"Oh iya," Nena lalu menyerahkam kadonya kepada Arroyan. "Ini hadiah buat ponakan gue."

"Waduh, makasih Nen. Gede amat kadonya." Arroyan nyengir senang. Lalu meletakkan kado dari Nena bersama kado lainnya di ujung ruangan.

Lalu perhatian Nena terjatuh pada sosok kecil yang tertidur tenang di samping Hirla. Bayi kecil tampan yang kulitnya masih kemerahan.

"Hir, anak lo lucu banget!" Nena memekik tanpa sadar membuat Hirla dan Arroyan melempar senyum.

"He is so cute, right?" Irina menimpali mendekat ke arah Nena. Nena mengangguk setuju.

You Make Me BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang