.
.
.
Nena tak tahu apa yang dilakukannya. Karena setelah berduet dengan Rebecca dia jatuh tertidur di satu jam terakhir perjalanan. Merasa bahunya diguncang-guncang oleh Rebecca. Nena membuka matanya dan seketika disuguhi pemandangan indah nan hijau yang menyegarkan mata. Membuatnya tanpa sadar tersenyum. Tunggu apakah mereka sudah sampai?
Derick berkata bahwa mereka sudah sampai di pulau menjangan. Tampak asing dengan nama itu. Nena mengedarkan pandangan ke sekeliling. Pemandangan hijau dan langit biru adalah perpaduan indah yang menyegarkan mata.
Berlarian kecil ke depan. Nena semakin takjub dengan pemandangan yang dilihatnya. Pantai yang membentang. Laut dengan warna hijau kebiruan yang begitu memanjakan mata. Angin sejuk yang menyemarakkan suasana. Juga menjangan-menjangan kecil yang sedang bermain disana.
Ah, ini sungguh sempurna.
Membalikkan badan bermaksud memanggil Harsa dan yang lainnya. Namun dia hanya mengedip saat mendapati teman-temannya itu sudah bersiap dengan kamera masing-masing. Ah, benar mereka sedang mengambil foto. Sebaiknya dia jangan mengganggu mereka dulu.
Nena segera menurunkan ranselnya. Mengambil sling-bag kecilnya yang berada di dalam tasnya. Dia juga akan beraksi dengan kameranya sendiri. Kamera ponsel maksudnya.
Sibuk mengabadikan pemandangan di depan mata. Nena iseng memberikan pap foto selfinya pada beberapa orang. Dia tertawa senang. Tak lama kemudian ponselnya bergetar. Ada panggilan vidio masuk dari Hirla. Dengan cepat Nena mengangkatnya.
"Hir!" Nena melambai senang pada Hirla.
Hirla tersenyum balas melambai. "Nen! Lo dimana?"
Nena tersenyum lalu mengarahkan ponselnya pada pemandangan menakjubkan yang dilihatnya. "Bagus banget, Hir!"
Hirla mengangguk. "Emang lo lagi dimana?"
"Gue di pulau Hir! Bentar, pulau apa sih namanya?" Nena mengingat-ingat. "Ah, pulau menjangan, Hir!"
Hirla mengangguk dan tersenyum. "Seneng-seneng ya, Nen disana. Jangan lupa oleh-olehnya." Nena mengangguk.
Beberapa saat kemudian mereka mengakhiri panggilan video itu. Nena mengusap layar ponselnya. Benda pipih itu terus bergetar-getar seolah meminta perhatian. Ah, rupanya Nena mendapat beberapa pesan. Menggulir ponsel lebih jauh. Ada pesan dari Janetta yang belum sempat dibalasnya. Nena menggigit bibir. Sedikit merasa bersalah. Segera dibukanya pesan itu.
Yesterday
Tante Je
Sayang udah landing?
Lagi apa?
Chat tante kok gak dibles sih sayang?
Seru bgt ya liburannya?
Nena menahan rasa harunya saat membaca sederet pesan itu. Ah, Janetta. Seandainya wanita itu bukan ibu dari Edwarga. Perasaannya tak akan seberat ini. Namun sekarang perempuan itu adalah ibu mertua untuk Clarissa. Bukan untuknya. Menahan nafasnya, Nena terus mensugesti agar air matanya tidak menetes. Ayolah, dia tidak boleh bersedih!
"Semangat Yerina!" Dengan cepat Nena membalas pesan Janetta.
Me:
Maaf tnte Nena bru ngabarin.
Nena udah di Bali, Tante.
Ini lg main di pulau.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Better
RomanceBagi seorang Edwarga Jianno Leon, Chikita Yerina tak lebih dari seorang sekertaris dan assisten yang bisa diandalkan. Namun hari-hari yang mereka habiskan bersama membuat Darga menyadari jika kehadiran Nena memiliki makna lebih dari itu. "Salahnya...