{17} Crying In Front Of You {17}

1.6K 102 4
                                    

.

.

.

Setelah urusan di butik selesai, Darga dan Nena buru-buru keluar dari sana. Nena menghela nafas panjang saat masuk ke dalam mobil Darga. Perasaannya menjadi sangat kacau. Tiba-tiba merasa sedih, galau, kecewa semuanya jadi satu menimbulkan denyut-denyut tak mengenakkan di kepala.

Menatap kaca mobil sedikit lama. Masih terbayang dalam benak Nena betapa kebaya yang dicobanya tadi begitu cantik. Meski sedikit sempit di bagian ketiak dan pinggangnya. Ah, karena kebaya itu tak dibuat untuknya. Harus berapa kali Nena mengingatnya.

Gerakan Darga memutar kunci mobil terhenti saat dilihatnya Nena bengong dengan kepala terkulai. Lagi-lagi raut wajah si bebek itu murung membuatnya menerka-nerka. Apa Nena kesal dengan hal yang terjadi di dalam butik tadi? Atau dia masih kesal dengan pegawai yang mengiranya sebagai Clarissa? Atau bagaimana? Kenapa Nena terus diam?

Darga menghela nafasnya lalu menatap Nena dalam diam. Lalu bayangan Nena yang mengenakan kebaya tadi terlintas di kepalanya membuat Darga mengerjap kaget. Nena yang begitu mempesona kenapa tiba-tiba memenuhi kepalanya?

"Lo mau seharian disini?"

Nada sinis Nena mengagetkan Darga. Membuat laki-laki itu tertawa garing ke arah Nena.

"Iya, ya, kok nggak jalan-jalan ya mobilnya?" ringisnya bodoh.

Sedang Nena hanya berdecak malas. Lalu suara mesin mulai terdengar pertanda Darga mulai melajukan pajero kesayangannya. Selama dalam perjalanan baik Darga dan Nena hanya diam dengan pikiran masing-masing.

Hingga akhirnya Darga berinisiatif membelokkan mobilnya memasuki pelataran parkir kedai kopi ternama. Nena mengerjap saat pajero Darga berhenti. Menatap sekeliling, perempuan itu menghela nafas saat paham bahwa seorang Edwarga tak bisa pulang dengan keadaan perut kosong.

"Habis ini langsung balik aja ya. Nggak usah balik kantor." Darga berucap saat keduanya turun dari mobil lalu berjalan memasuki starbucks.

"Hmm," Nena menjawab malas. Dia terus mengikuti langkah Darga. Hingga dia memilih untuk duduk di meja tepi jendela.

"Lo mau pesen apa?" tanya Darga beranjak bangkit.

Nena menatap sekeliling tanpa minat. Lalu menatap pada Darga yang menjulang di hadapannya. "Gue dolce latte aja deh."

"Sama apalagi?"

Nena mengedik malas. Pertanda dia tak ingin memesan yang lain. Darga mengangguk dan pergi memesan.

Nena menopang dagu malas. Menatap ke arah parkiran yang cukup ramai. Lalu saat dia melihat dua orang laki-laki dan perempuan berjalan mesra memasuki kedai. Nena tahu bahwa saat itu dia harus mengalihkan pandangan.

Darga datang tak lama kemudian. Dia membawa nampan penuh berisi cinnamon roll dan macam-macam crroisant. Edwarga tak akan puas hanya dengan satu makanan saja. Tapi Nena tak ingin membahas hal itu. Dia mengambil dolce latte miliknya dan meyesapnya perlahan. Merasakan dinginnya minuman manis itu membasahi tenggorokan.

Darga sedikit tak percaya saat Nena hanya diam memperhatikan nampan penuh yang dibawanya. Karena biasanya si bebek itu akan menyinyirinya karena terlalu banyak memesan makanan.

Darga memainkan ice americano-nya dengan gamang. Sejak beberapa menit yang lalu, Nena belum juga berbicara padanya membuat Darga berasumsi suasana hati perempuan itu sedang buruk. Tapi karena apa? Itu Darga yang tidak tahu.

"Nen-sorry."

"Sorry."

Keduanya berpandangan lalu mendengus geli. Nena kembali menyesap dolce latte miliknya. Sedangkan Darga malah menggaruk kepala geli.

You Make Me BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang