.
.
.
Waktu berlalu begitu cepat. Menit berganti, jam berganti. Hari dan bulan pun kian berganti. Dan Nena masih berdiri disini, di ruangan ini. Sebagai sekertaris Darga. Ya, sudah sampai sejauh ini dan Nena masih bertahan. Dia tahu segalanya tidak mudah. Namun perlahan-lahan Nena mampu mengontrol perasaannya saat berada di dekat laki-laki itu.
Nena segera membereskan berkas-berkasnya saat Darga sudah beranjak berdiri lalu menyalami dua orang tamu mereka dari PT. Cendra Aditama.
Membiarkan tamu mereka keluar lebih dulu. Darga beringsut mendekati Nena.
"Lo udah catet semua isi meeting kita tadi, kan?" tanya Darga.
Nena mengangguk. "Udah kok. Lo tenang aja." Dia mengangkut berkas-berkasnya lalu keluar meninggalkan Darga.
Darga berdecak. Lagi dan lagi Nena menghindarinya. Bahkan belum sekecap kata dia keluarkan. Dan perempuan itu sudah pergi lagi. Darga menggeram. Lalu berlarian keluar mengejar Nena. Dengan cepat dia behasil menarik tangan Nena. Nena berbalik dengan raut kesal.
"Apaan sih, Dar?" Nena menggeram. Tatapannya tertuju ke sekeliling lorong. Malas jika dirinya dan Darga memancing perhatian para pegawai lain.
"Lunch sama gue yuk, Nen? Udah lama kan kita nggak makan bareng?"
Nena berdecak. "Males. Gue udah keburu janji lunch sama Harsa." jawabnya datar lalu berjalan menuju tangga.
Sebuah keapesan memang jika lift di gedung ini sedang mengalami perbaikan. Membuat para karyawan hilir mudik melewati tangga.
"Nen, tunggu!" Darga bersikeras mengejar Nena. Dia dengan cepat menarik tangan perempuan itu.
"Apaan lagi sih Dar, lepasin gue?!" Nena menyentak tangan Darga emosi. "Mau lo apa sih, hah?!"
"Mau gue, ayo kita lunch bareng Yerina! Kita udah lama nggak makan bareng!"
"Udah dibilangin gue ada janji sama Harsa! Lepasin gue Dar!" Nena kembali menyentak Darga.
Namun Nena lupa bahwa stilleto yang digunakannya memiliki ujung runcing. Keseimbangannya goyah saat Darga melepaskan tangannya. Membuat Nena lupa akan satu hal bahwa dia sedang berada di tangga.
"Aaaaaaa!!!!"
Nena terkesiap dan berteriak. Dalam sekejap tubuhnya menggelinding menuruni belasan undakan tangga.
Bola mata Darga membulat. Sorot matanya bergetar hebat.
"NENA!!!"
Darga berlarian turun. Dia meraih tubuh Nena yang tergeletak jatuh. Matanya membulat kala menemukan darah mengalir deras dari pelipis perempuan itu.
"NENA!!!"
Darga berteriak berusaha membangunkan Nena.
Tak butuh waktu lama, para karyawan langsung berhamburan datang. Termasuk Revi dan Arfandi yang juga terkejut saat melihat Nena terkapar di lantai.
"Nena!" Revi menjerit panik.
"Panggil ambulans!!! Cepet panggil ambulans!!!" teriak Darga.
Darga tak bisa mencegah air matanya yang menderas kala menggenggam tangan Nena yang terbaring lemah di dalam ambulans.
"Nen! Bangun Nen! Bangun!"
Dalam tangisnnya Darga terus menyerukan nama itu. Meski si pemilik nama itu tak kunjung bangun. Dia terus menggengam tangan Nena dalam tangisnya. Berharap perempuan itu segera membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Make Me Better
RomanceBagi seorang Edwarga Jianno Leon, Chikita Yerina tak lebih dari seorang sekertaris dan assisten yang bisa diandalkan. Namun hari-hari yang mereka habiskan bersama membuat Darga menyadari jika kehadiran Nena memiliki makna lebih dari itu. "Salahnya...