BAB 26

1K 83 45
                                    

Haii gengss🐣

Up lagii!

Vote dulu bestii😉
Yang gak vote semoga harinya Senin terus!

Ramaikan komentar😊

Oh iya bab ini gak ada sedihnya! Launa gak disiksa kok😁

Selamat membaca❤️




******

Launa berjalan masuk ke dalam kediaman megah milik Chandra. Hari ini Launa keluar dari rumah sakit. Ia memaksa untuk keluar hari ini juga, padahal seharusnya ia baru bisa keluar besok.

Senyum Launa menghiasi wajahnya. Dengan riang ia melangkah ke dalam rumah. Hal itu digunakan untuk menutupi kegugupannya dan rasa takut yang terus melandanya. Bukan tanpa sebab, mobil hitam milik Chandra terparkir apik di garasi artinya pria itu berada di rumah.

Launa menghela napasnya sebelum membuka pintu utama rumah Chandra. Gadis itu bernapas lega kala tak melihat Chandra dan Citra. Sepertinya dua orang itu tengah berada di kamar.

Dengan tergesa-gesa, Launa menuju kamarnya. Melewati ruang keluarga, ternyata ada dua orang yang berada di tempat itu.

"BERHENTI DI SITU, LAUNA!" teriakan keras dari pria tua yang masih terlihat gagah di usianya yang menginjak kepala empat. Ucapan laki-laki itu penuh penekanan.

Tubuh Launa kaku seketika. Kakinya seperti terpaku pada lantai itu. Launa berdiri di tempat itu dengan kaku. Sama sekali tidak bisa menggerakkan badannya.

Derap langkah kian mengeras dan mendekati Launa. Tubuh gadis malang itu bergetar ketakutan. Ingin rasanya lari dari tempat itu.

Langkah dari Chandra terhenti sekitar satu meter. Mau tidak mau Launa membalikkan badannya. Gadis itu menundukkan kepalanya. "Ada apa, yah?" tanya Launa dengan suara bergetar.

Chandra tidak menjawab. Ia berjalan mendekati Launa dengan kedua tangan yang sudah terkepal. Kilatan murka tersorot di matanya. Emosinya sudah siap meledak kapan saja.

Bughh.....

Bughh.....

Beberapa bogeman mentah dari Chandra mendarat mulus di tubuh Launa. Membuat tubuh ringkih Launa terhuyung. Ringisan pelan keluar dari bibir Launa.

Chandra belum puas sampai di situ. Pria itu semakin  membabi-buta menyerang Launa. Meluapkan amarahnya dengan menyiksa Launa. Mulai dari pukulan, tamparan, dan jambakan Launa terima saat itu juga.

Rintihan dari Launa tak membuat Chandra menyudahi aksinya. Pria itu makin kasar dan makin menyiksa Launa.

Launa sama sekali tak memberi perlawanan. Ia hanya merintih sesekali. Matanya tak sengaja menatap Citra yang berada tak jauh dari tempat itu.

Mata Launa menyorot seakan meminta pertolongan. Namun Citra hanya mengabaikannya. Membiarkan Launa disiksa oleh ayahnya sendiri.

Pria tua itu berdiri. Sama sekali tak membantu Launa yang kesusahan untuk berdiri. "Dari kemarin kamu kemana saja? Mentang-mentang orang tua tidak di rumah. Jadi kamu seenaknya keluyuran," ucap Chandra.

Chandra menjambak rambut Launa. "Gara-gara kamu, Laura jadi sakit," ucap Chandra dingin.

Launa tak membalas ucapan Chandra. Lidahnya cukup kelu untuk mengatakan sesuatu.

Tanpa pikir panjang, Chandra menyeret tubuh Launa. Membawanya ke kamar mandi.

Kepala Launa dipaksa masuk ke dalam bak mandi yang penuh dengan air. Chandra menahan kepala Launa dengan tangan kokohnya selama beberapa menit.

UNIVERSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang