Haii gengs🐣
Yeay ze up lagi, ada yang nunggu?
VOTE dulu sebelum baca!
Ramaikan komentar😉
Selamat membaca🦋
Semoga suka yaaa❤️
******
Jam istirahat pertama di SMA Cahaya akan berakhir lima menit lagi. Namun Launa masih setia duduk di kursi yang ada di rooftop. Berulang kali ia menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Angin menerpa wajahnya dengan lembut. Membuat beberapa helai rambutnya beterbangan. Gadis itu berdecak pelan. Sepertinya orang yang ditunggunya tidak datang.
Launa pun bangkit dari duduknya. Ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu.
Langkah Launa terhenti saat pintu rooftop terbuka. Seorang laki-laki itu melangkahkan kakinya ke area rooftop. Senyum hangatnya ditujukan untuk Launa. Dia yang sejak tadi Launa tunggu.
Tanpa basa-basi lagi, Altair menghampiri Launa yang tengah berdiri tak jauh darinya. "Lo mau kemana, Cil?" tanya Altair lembut.
"Kelas," jawab Launa singkat. "Lo telat."
Altair menghembuskan napasnya perlahan. Lalu ia menarik Launa untuk kembali duduk di kursi.
Launa duduk di kursi dengan kesal. Tatapannya sangat sini. "Cepetan mau ngomong apa. Gak usah basa-basi!"
Altair terkekeh pelan. Tangannya mengacak-acak rambut Launa dengan lembut. Kemudian mengeluarkan sebotol susu dari dalam tas miliknya.
"Minum dulu," ucap Altair seraya menyodorkan botolnya yang telah dibuka segelnya.
Launa menerimanya. Namun ia malah mengencangkan tutup botolnya. Tak berniat meminumnya sedikitpun.
"Lo basa-basi lagi, gue ke kelas," ancam Launa. Gadis itu jengah menghadapi tingkah Altair.
Altair menghela napasnya, "gue minta maaf, Na."
"Gue maafin. Udah, kan? Gue ke kelas," ucap Launa.
Altair menahan Launa dengan mencekal pergelangan tangannya. Tatapan Altair sendu. "Lo gak kangen gue?" tanyanya lirih, sangat lirih.
Launa mematung mendengar ucapan Altair. Dadanya bergemuruh hebat. Rasanya sesak sekali. "Buat apa gue kangen lo?" tanya Launa dengan suara bergetar.
Kini berganti Altair yang mematung. Cukup mengejutkan baginya ucapan seorang Launa. "Lo menghilang, terus lo balik lagi. Tapi lo berubah, Na."
"Iya, karena kalian," ucap Launa dengan tawanya. "Kalian jahat, kalian bunuh Una."
"Una sorry," lirih Altair. Jelas ia mengerti maksud ucapan Launa.
Launa terkekeh pelan, "it's okay."
"Una beneran diusir dari rumah? Kenapa gak bilang?" tanya Altair mengalihkan pembicaraan.
"Waktu itu udah mau bilang. Tapi lo bilangnya mau ke rumah gue. Emang gak dikasih tau pacar lo?"
Altair mematung seketika. Matanya membulat sempurna. Memorinya berputar pada tempo hari. Saat Launa tiba-tiba menelponnya. Namun ia memutuskan memprioritaskan Laura yang waktu itu juga membutuhkannya.
"Jadi waktu itu lo mau bilang ke gue?" tanya Altair. Launa pun mengangguk.
"Maaf," ucap Altair dengan menundukkan kepalanya. Ia langsung menggenggam tangan Launa. "Maaf!"

KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE [END]
Fiksi RemajaHellooo! ⚠️Jangan lupa tinggalkan jejak ⚠️ ⚠️ Follow akun author⚠️ ••••• "Salah kalau Una cuma minta perhatian kalian?" -Nazifa Launa Altala Kisah sederhana dari gadis sederhana. Gadis yang selalu ingin mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang...