Haii🐣
Yang puasa, gimana puasanya??
Sorry agak telat up😁
VOTE kalau mau baca!!!
Happy reading🦋
******
Kaki Launa melangkah masuk ke dalam sebuah cafe. Gadis itu masuk ke cafe sendirian. Gemintang yang tadi mengantarnya tidak ikut masuk. Laki-laki itu langsung pulang.
Kedua mata Launa mengedar. Menatap seluruh penjuru cafe. Banyak hal yang berubah dari cafe ini sejak terakhir kali ia datang ke tempat ini. Bahkan banyak wajah-wajah baru yang berstatus sebagai pegawai di cafe milik Karina ini.
Gadis dengan cardigan peach itu menghampiri salah satu pegawai yang tengah membersihkan meja. "Permisi, kak," sapa Launa dengan ceria.
Orang yang dihadapan Launa pun menghentikan aktivitasnya. Ia menatap Launa. "Ada yang perlu dibantu, kak?" tanyanya dengan senyum ramahnya.
"Yang punya cafe ada? Bisa ketemu nggak?"
"Kak Launa, ya?" tebak pegawai itu. "Ayo saya antar ke ibu Karin."
Launa menganggukkan kepalanya. Kemudian ia mengikuti pegawai itu membawanya ke sebuah ruangan. Di depan pintu ruangan yang tertutup rapat, keduanya pun berhenti.
"Ibu Karin di dalam, kakak masuk aja," ucap pegawai itu sebelum berpamitan pergi.
Gadis itu pun langsung mengetuk pintu kala sudah ditinggalkan oleh pegawai tadi. Setelah diperbolehkan masuk, Launa mendorong gagang pintu hingga pintu terbuka. Gadis itu pun segera masuk ke dalam ruangan itu dan tak lupa pintu ditutup kembali.
Launa langsung berjalan menghampiri Karina yang tengah berkutat dengan laptopnya. "Mamaaa," sapa Launa ceria.
Karina menutup laptopnya. Ia tersenyum pada Launa. "Kirain siapa yang dateng," ucap Karina.
Karina pun bangkit dari duduknya. Wanita itu menghampiri Launa yang masih berdiri di depan mejanya. Lantas ia langsung membawa tubuh mungil Launa dalam dekapannya.
Launa pun langsung membalas pelukannya dengan erat. "Ma, capek," adunya dengan suara lirih. Bahkan hampir tak terdengar oleh Karina.
Karina tidak menjawabnya. Wanita itu menepuk-nepuk bahu Launa untuk menyalurkan kekuatan. Ia tahu bahwa gadis yang dipeluknya itu benar-benar lelah.
Setelah cukup lama, pelukannya pun dilepas oleh Launa. Kirana pun membawa Launa ke sofa yang ada di ruangan itu. Keduanya pun duduk berdampingan.
Karina menelisik wajah Launa. Terdapat luka memar di sudut bibir gadis itu. Tangan Karina pun terulur menyentuh luka Launa itu. "Ini kenapa? Udah diobatin?"
Launa membiarkan tangan Karina menyentuh lukanya. Ia memejamkan matanya kala lukanya terasa perih saat disentuh. "Ayah pukul. Una udah obatin."
Karina menghela napasnya mendengar jawaban Launa. Ia tidak habis pikir mengapa orang tua Launa sangat membenci gadis itu. "Tadi dateng sama siapa? Air mana?"
"Sama Gemintang, tapi udah pulang. Air nggak tahu, kayanya lagi sibuk."
"Lagi marahan?"
"Nggak, ma."
Karina tersenyum, "yakin mau kerja?"
Launa mengangguk mantap. "Mama izinin Una kerja di sini, ya? Jadi apa aja gapapa, yang penting Una kerja."
Karina terdiam. Ia seperti tengah menimbang-nimbang beberapa hal. "Yakin? Memangnya buat apa Una kerja?" tanya Karina memancing.
"Pengen aja, ma. Lagi butuh juga," ucap Launa.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE [END]
Teen FictionHellooo! ⚠️Jangan lupa tinggalkan jejak ⚠️ ⚠️ Follow akun author⚠️ ••••• "Salah kalau Una cuma minta perhatian kalian?" -Nazifa Launa Altala Kisah sederhana dari gadis sederhana. Gadis yang selalu ingin mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang...