BAB 39

1.2K 116 42
                                    

Haii gengss🐣

Up lagi, senang?

Bab ini cukup pendek, jangan sedih yaaa. Kalau gak ada halangan, besok up lagi😉

Buka QnA deh!
Ada yang mau nanya gaa?

Ayo VOTE duluuu!

Ramaikan komentar🥰

Selamat membaca🦋

******

Hampir satu bulan sudah berlalu. Kini semua kembali berjalan normal. Launa sudah rutin masuk sekolah. Namun tak jarang tiba-tiba saja gadis itu absen dari sekolah.

Altair bingung. Jika Launa bolos, ia bingung harus mencari gadis itu ke mana. Ia tak tahu Launa tinggal di mana. Kadang ponsel gadis itu tak bisa dihubungi jika tengah bolos.

Gadis itu tak ingin memberitahukan padanya di mana tempat tinggalnya yang sekarang. Jika hari Minggu atau hari libur, Altair hanya akan bertemu Launa di cafe milik ibunya.

Mengingat tentang perubahan dan dunia baru Launa membuat Altair pusing. Akhir-akhir ini pun gadis itu seperti menciptakan jarak diantara mereka. Sepertinya banyak yang tak diketahui Altair dari gadis itu.

Altair membelokkan langkahnya. Berniat menuju loker untuk mengambil beberapa buku paketnya yang sengaja ditinggal di sana.

Matanya menatap malas pada pintu lokernya. Ada beberapa stick note yang tertempel di sana. Semenjak berpacaran dengan Laura, fansnya sudah jarang menempel stick note di lokernya ataupun mengirimkan barang-barang.

Diantara stick note yang tertempel, ada satu yang menarik perhatiannya. Itu dari salah satu pengagumnya yang tak pernah absen untuk menempelkan stick note di loker.

Kalian tahu siapa, kan?

Tangannya terulur mengambil benda itu. Mata Altair memindai setiap kata yang tertulis.

Hai, kamu apa kabar?

Dari kamu, aku belajar banyak hal.
Tapi ada satu yang paling membekas, yaitu tidak semua rasa harus bersanding dengan pemiliknya.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya, dengan kita sebagai rasa yang saling melengkapi.

–your admirer

Altair menghembuskan napasnya. "Caranya murahan banget," komentarnya seraya membuang stick note itu sembarangan. Membuatnya jatuh ke atas lantai yang dingin.

Setelahnya, Altair membuka pintu lokernya. Dengan segera ia mengambil dua buah buku paketnya.

Dari sebuah tempat yang tak jauh dari tempat itu, ada sepasang mata yang mengamati Altair dengan sendu. Tatapannya terkunci pada stick note berwarna hijau yang sudah tergeletak di atas lantai.

Orang itu terkekeh pelan. "Bener ya kata orang. Kalau orang yang paling dicintai adalah orang yang paling banyak memberi luka."

"Katanya cintai seseorang sampai kamu membencinya. Tapi nggak denganku," ucap orang itu dengan menatap punggung tegap Altair yang mulai menghilang. "Air, kamu lupa untuk mengajarkan aku membencimu."

******

Jam istirahat sedang berlangsung. Mungkin para siswa-siswi berada di kantin untuk mengisi tenaganya. Sedangkan gadis malah menyusuri lorong sepi. Meninggalkan jam makannya untuk menemui seseorang di kolam renang yang berada satu gedung dengan perpustakaan.

Launa memaksakan langkahnya memasuki area kolam renang. Memiliki kenangan buruk dengan tempat itu, membuat Launa benci dengan tempat itu.

Launa berdiri di pinggiran kolam untuk menunggu Altair. Tadi di bilang ingin membahas sesuatu yang penting.

UNIVERSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang