BAB 51

611 76 9
                                    

Hai gengss🐣

Apa kabarrr??

Udah pada lupa ya sama cerita ini???
Maaf ze sibukkkk☹️

Aaaa seneng bangett bisa lanjutin cerita ini, doain semoga tahun ini bisa selesai.

VOTE dulu sebelum baca🤗

Ramaikan komentar yaa😉

Happy reading babe🦋

******

Deburan ombak yang bersahutan terdengar menenangkan. Dedanan pohon kelapa seolah-olah melambai-lambai akibat terpaan hembusan angin. Guratan berwarna oranye yang ada di langit menunjukkan bahwa sebentar lagi malam akan datang.

Langit senja dan pantai adalah perpaduan yang indah. Membuat mata yang memandangnya tak ingin beralih walau sedetikpun.

Cekrekk....

Bunyi jepretan dari kamera membuat gadis dengan dengan jepit rambut daisy langsung menoleh ke sumber suara. Netra matanya bertabrakan dengan netra mata milik laki-laki yang tersenyum ke arahnya.

"Ihh, Gemintang!" gerutu Launa dengan wajah kesalnya. "Kalo mau fotoin Una bilang dulu, itu pasti jelek Una nya."

Laki-laki dengan kemeja hitam itu terkekeh. "Idih pede banget, orang gue gak fotoin lo," ucapnya seraya mengamati hasil jepretannya.

Launa mengerucutkan bibirnya. "Terserah," ucap gadis itu kesal.

Gemintang mengacak-acak rambut Launa gemas. "Rating untuk hari ini berapa, Na?"

"9 per 10," jawab Launa.

"Alasannya?"

"Gemintang udah tepati janjinya untuk bawa Una keluar dari penjara itu, tapi," ucap Launa menggantung.

"Tapi kenapa?" Laki-laki itu berjalan mengikuti Launa yang berjalan di bibir pantai.

Launa tersenyum, "Gemintang belum ajak Una keliling kota sambil makan es krim."

"Nanti ya, tunggu lo sembuh dulu," ucap Gemintang.

Mata Launa menatap lurus ke arah lautan yang luas. Ada sesuatu yang menggangu pikirannya. "Harus banget besok ya?"

"Lo takut?"

"Ngga, sih."

"Ada gue, Na! Jangan takut, ya."

Launa menyodorkan jari kelingkingnya ke hadapan Gemintang. "Janji temenin Una, ya."

"Iya, Una," ucap Gemintang seraya menautkan jadi kelingkingnya pada jari kelingking Launa. Pinky promise? So cute.

Launa tersenyum, "Tang inget ya, jangan taruh Una terlalu dalam di hati Gemintang."

Dahi Gemintang berkerut. "Why?"

"Nanti susah menghapusnya, rasanya seperti menyakiti diri sendiri," ucap Launa pelan.

"Gak akan gue hapus, Na. Walau nanti ceritanya udah selesai, lo yang bakal jadi favorit gue, Na," ucap Gemintang dengan tulus.

Launa tersenyum, "Gemintang makasih ya udah bertahan. Makasih mau berteman ama Una."

Gemintang tersenyum tipis. Matanya lurus menatap ke arah depannya. "Dari sekian banyak terima kasih, hadirmu adalah salah satunya, Na. Makasih hadirnya, senangnya terlalu banyak, Na."

"Tang, janji untuk selalu hidup dengan baik di bumi ini," pesan Launa. Tanpa disadari, tangan keduanya sudah saling bertautan.

Tak ada lagi percakapan yang terjadi antara keduanya. Suara deburan ombak dan angin sepoi-sepoi mengambil alih suasana kedua.

UNIVERSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang