Haii gengs🐣
Gimana hari ini? Aman?
Ada yang nungguin cerita ini??
VOTE sebelum baca!! Maksa pokoknya😡
Siapkan mental dulu ya gengs!!!
Selamat membaca bab 21🦋
******
"Jadi lo mau 'kan jadi pacar gue?"
Jantung Launa berdegup lebih kencang dari sebelumnya. Senyum manis tercetak jelas di bibir Launa. Netra matanya bertubrukan dengan netra mata milik Altair.
Binar di mata Launa tercetak jelas. Ini beneran? Una gak lagi mimpi, kan?–ucap Launa dalam hatinya.
Tanpa pikir panjang, Launa pun menganggukkan kepalanya. "Iya, Air."
Senyum Launa mengembang. Gadis itu seperti menutupi salah tingkahnya. Dirinya merasa berbunga-bunga. Perjuangannya tidak sia-sia, perasaannya pun terbalaskan.
Altair melepaskan genggaman tangannya. Laki-laki itu terkekeh pelan. "Gimana udah pas, kan? Kira-kira kalo gue nembak gebetan bakal diterima nggak?"
Senyum Launa luntur seketika. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Tiba-tiba saja dadanya terasa sesak seakan dihimpit oleh benda yang berbobot besar. Dalam sekejap Altair menghempaskannya begitu saja. Setelah membawanya terbang menuju bintang.
Kenyataan pahit kembali menghampirinya, membuatnya dipukul mundur. Ternyata Altair hanya menjadikannya objek percobaan. Launa terlalu berlebih-lebihan dalam berharap.
Altair mengerutkan dahinya. "Kenapa, Na? Lo nggak baper, kan?"
Launa terkejut mendengar ucapan Altair. Dengan buru-buru ia pun menggelengkan kepalanya. "Una lagi mikir tau."
"Ngapain mikir? Kan, gak punya otak," ucap Altair kesal.
Lagi dan lagi Altair mampu menghancurkan dengan ucapannya dalam sekejap. Senyum tipis Launa tercetak. "Gak usah buka kartu, deh," ucap Launa kesal. "Liat aja, semester ini Una masuk tiga besar."
"Iya gue tunggu."
"Ayo cerita Air. Una ketinggalan banyak, ya?" ucap Launa.
Altair tersenyum. Laki-laki menyandarkan tubuhnya. "Iya gue ceritain. Lo dengerin!"
Launa mengangguk. Ia tersenyum tipis untuk meyakinkan Altair bahwa ia antusias. Padahal ia tengah mencari penyakit.
Laki-laki itu mengatur napasnya sebelum bercerita. Ada jeda cukup lama sebelum ia bercerita. "Gue udah lama suka sama seseorang. Tapi baru deket beberapa bulan ini."
"Siapa, nih? Pasti cantik," ucap Launa.
Altair tersenyum, "dia cantik banget."
"Siapa? Kasih tau dong, Una penasaran." Launa tersenyum palsu. Rasanya sakit saat orang yang dicintai malah mencintai orang lain.
"Males, nanti lo cepuin ke orangnya," ucap Altair.
Launa terdiam. Gadis itu masih setia menunggu kelanjutan cerita Altair. Ia tahu pasti laki-laki di sampingnya itu akan menceritakan semuanya. Sekarang tugasnya hanya menguatkan hati. Karena Altair akan menceritakan si gadis beruntung pemilik hati Altair.
Laki-laki itu mengatur napasnya, lagi. "Una, gue suka sama Lau," ucap Altair dengan pelan.
Launa tersenyum getir. Ia memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong. 'Una kalah, lagi. Apa nanti Air bakal pergi dari semesta Una seperti ayah dan bunda? Kalau Air pergi, gimana sama semesta Una?'—batin Launa lirih.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNIVERSE [END]
أدب المراهقينHellooo! ⚠️Jangan lupa tinggalkan jejak ⚠️ ⚠️ Follow akun author⚠️ ••••• "Salah kalau Una cuma minta perhatian kalian?" -Nazifa Launa Altala Kisah sederhana dari gadis sederhana. Gadis yang selalu ingin mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang...