BAB 29

1.2K 100 50
                                    

Haiii🐣

Tim gercep mana nih??

VOTE yaaa🙏🏻

Kemungkinan untuk besok dan lusa gak up dulu, soalnya ada urusan. Mungkin hari Jum'at up lagi.

Ayo tembusin 2k VOTE cerita ini. Yang belum vote dari awal, ayo vote!

Ramaikan komentar😉

Selamat membaca🦋

******

Launa menatap dirinya dalam pantulan cermin. Gadis itu terlihat cantik dengan skirt di bawah lutut yang dipadukan dengan baju polos berwarna putih. Tak lupa jaket crop top levis yang membalut tubuhnya.

Gadis itu mengikat rambutnya ala ponytail dengan poninya yang ia sengaja tak ikat. Lebam di sudut mulai tak terlihat.

Senyumnya mengembang, "cantik." Launa memuji dirinya sendiri agar lebih percaya diri.

Gadis itu mengambil sling bag miliknya yang berwarna peach. Dengan buru-buru ia bergegas menuju lantai bawah. Sebab Altair sudah menunggunya.

Mata Launa berbinar kala melihat Altair tengah duduk dengan memainkan ponselnya. Aura laki-laki itu makin menguar kala memakai outfit santai serba hitam.

"Air," sapa gadis itu dengan hangat.

Altair menoleh. Laki-laki itu langsung menyimpan ponselnya. "Kaya gembel, Na," ucap Altair bercanda. Laki-laki itu terpana melihat outfit santai dari Launa.

Launa mengigit bibir bawahnya. "Malu-maluin? Ya udah Una ganti dulu," ucap gadis itu.

"Bercanda, Na. Lo cantik kok," ucap Altair.

Launa tersenyum kikuk. Gadis itu menatap Altair dengan tatapan sulit untuk diartikan. "Una udah siap, ayo berangkat," ucap Launa berusaha mencairkan suasana.

"Bentar, tunggu Lau dulu," ucap Altair.

"Dia ikut?"

Altair mengangguk, "iya gapapa, kan?"

Launa tersenyum paksa. Kepalanya dianggukkan dengan pelan. Ia kira hanya akan pergi berdua dengan Altair, sesuai janjinya kemarin malam. Gadis itu menatap Altair kecewa. "Gapapa biar rame," ucap Launa.

"Lau pengen banget ikut, kalau gue gak turutin dia bakal ngambek," jelas Altair. Rasa bersalah menyelubungi dirinya.

"Una gak keberatan. Lagian Una siapa?"

Laura menghampiri keduanya. Membuat Altair mengurungkan niatnya untuk membalas ucapan Launa.

"Ayo, Lau udah siap," ucap Laura dengan suara yang dimanis-maniskan.

Altair menganggukkan kepalanya. Lantas menggandeng tangan Laura. Laki-laki itu berjalan mendahului Launa. "Ayo, Na," ucap laki-laki itu kepada Launa yang masih menatap punggung Altair dan Laura.

Altair jalan bergandengan tangan dengan Laura. Di belakangnya diikuti oleh Launa. Tatapan gadis itu sendu kala melihat interaksi kedua orang dihadapannya.

Laki-laki itu membukakan pintu mobilnya untuk Laura. Ia membiarkan gadis kesayangannya duduk menemaninya menyetir. "Lo di belakang gapapa, kan?" tanya Altair pada Launa.

Tawa Launa mengudara, "santai aja Air." Gadis itu pun segera duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Berselang beberapa menit, mobil milik Altair mulai bergerak menjauhi pekarangan rumah Launa. Kemudian dengan cepat mobil itu melesat meninggalkan area pekarangan perumahan Launa.

UNIVERSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang