BAB 27

1K 89 36
                                    

Haii🐣

Ada yang nunggu??

Jaga kesehatan ya kalian💗

Santai aja baca bab ini, gak ada part penyiksaan kok.

Yok VOTE dulu sebelum baca!

Ramaikan komentar😉

Kalian tim HAPPY / SAD end?

Selamat membaca🦋

******

Hari ini, tepatnya tanggal 5 September. Dua putri kembar yang cantik dilahirkan ke dunia ini tujuh belas tahun yang lalu. Tepat pada hari ini keduanya berusia tujuh belas tahun.

Rumah megah milik Chandra telah disulap sedemikian rupa. Menjadikannya seolah-olah tempat pesta paling indah. Hiasan-hiasan mahal sudah memenuhi sudut-sudut rumahnya.

Chandra tidak sungkan-sungkan untuk merogoh koceknya untuk membuat pesta semegah itu. Apapun akan dilakukan untuk putri kesayangannya.

Beberapa orang berlalu-lalang menikmati pesta. Pesta itu dihadiri oleh keluarga besar, teman-teman Laura, dan beberapa rekan kerja Chandra.

Gemintang duduk di kursi sendirian. Ia tengah menikmati pesta ulang tahun itu. Tadi datang bersama Altair, namun laki-laki itu sudah menghampiri Laura.

Bola mata Gemintang mengedar, seolah mencari sesuatu. Ia merasa ada hal yang kurang di tempat itu. Pandangan laki-laki itu jatuh pada seorang wanita paruh baya yang tengah menyajikan minuman.

Tanpa pikir panjang lagi, Gemintang bergegas menghampiri wanita itu. "Permisi, Bu," ucap Gemintang sopan. "Bisa bicara sebentar?"

Wanita paruh baya yang tak lain Bi Ana itu langsung menoleh. "Ada apa, Den?" tanya wanita tersebut. "Panggil Bi Ana aja."

Gemintang mengangguk. Keduanya berjalan menjauhi kerumunan itu. Namun mata Gemintang masih mengawasi tempat tersebut.

"Bi, Laura kembaran Una, kan?" tanya Gemintang penasaran.

Bi Ana langsung mengangguk mantap. "Kenapa, Den?" tanya Bi Ana heran.

"Tapi kenapa Una gak muncul sejak tadi?" tanya Gemintang. Sejak tadi ia tak melihat keberadaan Launa. Bukannya gadis itu seharusnya menghadiri pestanya juga?

"Bibi gak ada hak untuk menjawab," ucap Bi Ana ragu. "Coba tanya aja sama non Una."

Gemintang menghela napasnya. "Una ada dimana?"

"Seperti tahun-tahun sebelumnya. Setiap ulang tahunnya, dia hanya berdiam diri di dalam kamarnya."

"Kamar Una di sebelah mana?" tanya Gemintang. "Bisa antar ke kamar Una?"

Bi Ana tersenyum. "Aden ini pacarnya non Una?"

"Bukan, cuma temen Una," kilah Gemintang.

Bi Ana mengangguk seolah-olah mempercayai. "Ayo bibi antar ke kamar non Una."

Gemintang mengangguk. Laki-laki itu dengan patuh mengikuti Bi Ana. Membiarkan wanita di depannya menunjukkan jalan ke kamar Launa.

******

Di sebuah kamar dengan pencahayaan yang minim, seorang gadis dengan dress putih berdiri di depan cermin. Rambutnya dibiarkan tergerai, memberi kesan elegan pada dirinya.

Matanya menatap pantulan dirinya sendiri dalam cermin. Wajahnya masih terlihat pucat dan beberapa luka lebamnya masih terlihat. Senyum sendu menemaninya malam ini.

UNIVERSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang