BAB 28

1K 91 33
                                    

Haii gengs🐣

Up lagi, ada yang nunggu??

Tim gercep mana suaranya?

Kalau ramai, nanti malam up bab selanjutnya🥰

VOTE sebelum baca!

Jangan siders, VOTE ga susah kan?? Please jangan siders, hargain aku yang rela begadang buat ngetik yaaa☹️

Ramaikan komentar😉

Selamat membaca🦋

******

Pesta ulang tahun Laura masih berlangsung. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Launa dengan ditemani Gemintang masih duduk di balkon. Keduanya masih betah untuk menikmati keindahan kota pada malam ini. Menurut Launa, suasana kota malam ini berbeda. Langit pun berbeda dari malam-malam sebelumnya.

Hawa dingin dari angin malam tak membuat keduanya beranjak dari tempat itu. Keduanya malah makin asyik membahas hal-hal random. Gemintang akui Launa asyik diajak mengobrol.

"Na, gak dingin?" tanya Gemintang. Laki-laki itu berinisiatif untuk melepaskan jas yang dikenakannya.

"Pakai." Gemintang menyodorkan jas hitam miliknya.

Launa menggelengkan kepalanya, "Gemintang pakai aja. Una bisa ambil di dalam."

"Pakai, Na," paksa Gemintang.

"Una ambil di dalam aja." Gadis itu pun buru-buru masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil cardigan miliknya.

Gemintang tertawa pelan saat mengamati gerak-gerik Launa. Ia akui gadis itu memang cantik. Jika dilihat lebih teliti lagi, gadis itu memiliki aura tersendiri.

Tak lama Launa kembali dengan cardigan berwarna baby pink. Gadis itu kembali duduk di tempatnya semula. Tingkah Launa tak lepas dari pandangan Gemintang.

"Na," panggil Gemintang.

Launa menoleh, "apa?"

"Lo suka sama Alta?" tanya Gemintang dengan sangat hati-hati. Laki-laki itu sangat penasaran.

"Kelihatan banget, ya? Tenang, Una dukung Air sama Lau." Launa menundukkan kepalanya.

Gemintang terkekeh, "dari mata lo udah ketebak."

Launa menghela napasnya. "Jangan kasih tahu Air. Una gak bakal ganggu Air sama Lau kok. Una gak mau Air jadi benci sama Una."

"Iya, Na. Lagian gak ada manfaatnya buat gue kalau bocorin ke Alta," ucap Gemintang seraya mengacak-acak puncak kepala Launa gemas.

Launa menepis tangan Gemintang. "Jangan acak-acak rambut Una," keluh gadis itu.

Gemintang terkekeh kecil. Gadis di sampingnya itu mampu menyita perhatian. Laki-laki itu merasa ada hal aneh yang menyerangnya kala berdekatan dengan Launa.

Mata Gemintang seolah enggan untuk berhenti menatap wajah Launa, terutama saat gadis itu tersenyum. Seakan ada magnet yang menariknya untuk terus menatap gadis itu.

Senyum itu, gue suka,-jerit Gemintang dalam hati.

"Tang," panggil Launa membuat Gemintang kembali ke kesadarannya.

Gemintang menaikkan satu alisnya, "kenapa?"

"Kalau semua orang jauhin Una, Gemintang gimana? Ikut jauhin Una juga?"

Gemintang mengangguk. "Biar seru gue ikutan."

"Terus Una sama siapa?" Launa langsung murung. Hal itu terlihat dari perubahan mimik wajah Launa.

UNIVERSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang