BAB 45

1.6K 119 61
                                    

Haii gengs🐣

Apa kabarrrrr???

Maaf ngilang untuk kesekian kalinya🥺 maaf ya gengsss!

Ada yang nungguin ga?

VOTE dulu sebelum baca!

Ramaikan komentar😉

Semoga suka sama bab ini💗

Happy reading🦋

******

Di ruang kunjungan, Laura dan Citra duduk di kursi. Keduanya tengah menunggu kehadiran Chandra.

Citra duduk dengan gelisah. Mimik mukanya terlihat cemas. Berulang kali ia menghembuskan napasnya.

"Bunda," panggil Laura.

Citra pun menoleh. "Kenapa?" tanyanya dingin.

"Ayah gak bakalan di penjara, kan?" tanya Laura.

Citra diam membisu. Ia tak sanggup menjawab pertanyaan Laura. Ia tak tahu bagaimana kedepannya. Apakah suaminya itu akan mendekam dalam penjara.

Pikiran Citra terus berkelana. Kepalanya riuh dengan pemikirannya sendiri. Argumen-argumen mulai bermunculan di kepalanya.

Laura menghela napasnya. "Orang jahat mana yang ngelaporin ayah? Kenapa dia tega?"

Tiba-tiba saja Liora dan Mira datang. Keduanya langsung duduk di hadapan Laura dan Citra.

Dengan sinis Citra menatap kedua orang itu. "Ngapain kalian ke sini?" tanyanya dengan nada tinggi.

"Ya mau lihat suami saya lah," jawab Mira dengan enteng.

"Maksudnya?" tanya Laura bingung.

Liora tersenyum miring, "dia bokap gue juga."

"Mami gue istri kedua bokap lo," sambung Liora.

Seketika Laura diam mematung. Dunianya seakan berhenti. Fakta itu terlalu mengejutkan baginya. Rasanya terlalu sulit untuk diterima oleh akal sehatnya.

"Lo bercanda, kan?" tanya Laura dengan tawa mirisnya.

Dengan mata datarnya, Laura menatap Liora dan Mira silih berganti. "Kalian juga yang bikin ayah gue masuk penjara?

Sontak Liora dan Mira diam. Hal itu langsung membuat Laura menarik kesimpulan. Dua orang itulah yang melaporkan Chandra pada polisi.

"Kalian jahat banget! Tega ngerusak kebahagiaan orang lain," ucap Laura dengan air matanya yang mulai berjatuhan. "Lo tega banget, Ra! Salah gue apa?"

"Lo hancurin keluarga gue! Lo bikin semesta gue berantakan!" ucap Laura menggebu-gebu.

Laura menyeka air matanya dengan kasar. "Lo sahabat gue, kan? Tapi kenapa lo jahat sama gue?"

Berulang kali Laura menarik napasnya. Ia mencoba mengontrol emosinya. "Lo tega hancurin kebahagiaan gue! Lo tega rusak keluarga gue! Padahal gue udah anggep lo kaya saudara sendiri."

Tatapan Laura beralih, ia menatap Mira. "Katanya lo sahabatnya bunda. Gini ya kelakuannya?"

"Dasar lonte!" sambung Laura dengan nada tinggi.

Plakkk....

Sebuah tamparan mendarat sempurna di pipi kiri Laura. Jejak kemerahan mulai timbul. Liora menatap Laura dengan nyalang. "Jangan lo hina nyokap gue!"

Nyeri mulai terasa di sudut bibir Laura. Gadis itu terkekeh pelan. "Kan gue bener. Sekeluarga gak ada yang bener."

"Maksud lo apa?!" Emosi Laura mulai terpancing.

UNIVERSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang