BAB 46

1.7K 132 64
                                    

Haii gengs🐣

Apa kabar???

Cerita ini dari real life? Iya sebagian cerita ini diambil dari real life.

End di bab berapa kira-kira??

VOTE dulu sebelum baca!

Ramaikan komentar🥰

Selamat membaca🦋

******

Laura turun dari taksi yang ditumpanginya. Sejenak dia terdiam di depan sebuah bangunan. Matanya menelisik memandangi bangunan tersebut.

Sebuah tempat hiburan malam, tempat yang sering dikunjungi oleh banyak orang untuk melepaskan tekanan hidup mereka. Laura memantapkan diri untuk masuk. Ia pun berjalan memasuki club malam tersebut.

Dentuman alunan musik menyapa gendang telinganya. Saat musik dimainkan dengan volume cukup kencang. Hingga mampu mengisi seluruh penjuru ruangan yang cukup besar itu. Banyak wanita yang berseliweran dengan menggunakan pakaian yang kurang bahan.

Kerlap-kerlip lampu diskotik yang berwarna warni membuat suasana semakin meriah. Banyak yang menari dengan gerakan erotis seraya memegang botol minumannya ke udara. Aroma alkohol menguar, menyapa indera penciuman Laura.

Laura semakin dalam masuk ke tempat haram itu, semakin banyak pengunjung yang sedang menikmati alunan musik yang diputar. Hingga pandangannya jatuh pada seseorang yang sedang duduk di bar. Postur tubuh itu yang sudah lama dia rindukan.

Laura mengulum senyumnya sesaat. Kemudian tanpa basa-basi lagi, gadis dengan dress hitam itu menghampiri laki-laki tersebut.

Tanpa tahu malu, Laura langsung bergelayut manja pada laki-laki itu. "Sayang," ucapnya.

Laki-laki itu menatap Laura dengan teduh. Mengusap puncak kepala gadis itu dengan lembut. "Kok ke sini gak bilang?" tanyanya.

"Aku capek, Yan. Rasanya pengen mati aja." Laura membenamkan kepalanya di dada bidang laki-laki itu.

"Tequila? Whiskey? Vodka?" tawar laki-laki itu yang tak lain adalah Rian. Iya Rian, si ketos di SMA Cahaya.

"Kaya biasa aja," jawab Laura.

"Joy, kaya biasanya," pesan Rian pada Joy–sang bartender.

Lepas pengawasan dari Rian, Laura sudah menegak minuman berwarna kecoklatan itu hingga tandas. Gadis itu menaruh kembali gelasnya ke atas meja bar. Ada sensasi aneh yang menyapa tenggorokannya.

"Kok diminum sih, Ra?" tanya Rian kesal. Pasalnya itu minumannya miliknya baru diminum sedikit olehnya.

Laura terkekeh. "Enak, yang."

"Itu kadar alkoholnya tinggi," ucap Rian.

"Gak peduli, kan kamu tahu aku gak bakal tumbang cuma gara-gara minuman itu," ucap Laura. Efek alkoholnya mulai terasa. Membuatnya seakan tidak memiliki beban. "Gue gak selemah itu, Yan!"

"Tapi lo––"

Ucapan Rian terhenti. Ada sebuah benda kenyal yang mendarat di bibirnya. Rian terkejut mendapat serangan dadakan dari Laura.

Laura mencium bibir Rian. Laki-laki itu terlihat tidak menolak. Perlahan-lahan ciuman itu berubah menjadi lumatan-lumatan kecil.

Naluri laki-laki Rian tergerak, perlahan-lahan ia mulai membalas ciuman itu. Dengan sedikit rakus ia melumat bibir Laura.

Gadis itu dengan sengaja menekan kepala Rian agar semakin dalam ciuman itu. Laura membuka sedikit mulutnya. Membuat Rian mendapatkan akses untuk menjelajahi isi mulut Laura. Semakin lama ciuman itu semakin panas.

UNIVERSE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang