Bab 1

81.5K 3.1K 157
                                    

Assalamu'alaikum semua, apa kabar?

Aku balik lagi nih, setelah lama off di wattpad.

Ini cerita tentang Gus Kahfi dan Ning Huda ya, yang lupa Gus Kahfi itu siapa Gus Maulana, dia abangnya Gus Maulana gengs.

Ceritanya masih berganre islami kok, buat yang gak suka bisa langsung skip aja ya, gak usah caper.

Semoga kalian suka, jangan lupa tekan bintang dulu...

{HAPPY READING}

Pagi hari ini tidak seperti kemarin yang terlihat cerah, pagi ini terlihat matahari yang enggan menampakan wujudnya. Sehingga bumi terlihat begitu mendung dan sangat dingin, di tambah angin yang terus bertiup membuat seorang perempuan yang sedang berbaring di kasurnya enggan untuk bangun.

Mata indah itu masih setia terpejam, dengan memeluk boneka pinguin kesayangannya, lebih tepatnya boneka pemberian almarhum sang kakek saat ia ulang tahun yang ke 16 tahun.

Tok tok tok...

"Huda, bangun Nak, udah jam tujuh ini," panggil sang Ummi dengan sedikit berteriak.

Merasa tidak ada jawaban dari anak gadisnya itu, Dinda membuka pintu kamar anaknya itu dan segera membangunkannya untuk segera sarapan pagi bersama.

Kepala wanita paruh baya itu menggeleng pelan saat melihat Huda yang masih tertidur nyenyak, ia melangkah mendekati kasur Huda dan duduk di tepi kasur sambil mengusap lembut surai coklat anaknya itu.

"Nak, ayo bangun," ucap Dinda lembut.

Merasa tidurnya yang terusik, Huda perlahan membuka matanya. Objek pertama yang ia lihat adalah wajah sang Ummi yang tersenyum kepadanya, Huda bangun dan mendudukkan dirinya di samping sang Ummi sambil mengusap wajahnya.

"Ngantuk Ummi," keluh nya dengan mata yang masih terpejam.

"Buka dulu matanya... Kan tadi Ummi udah bilang, sebelum sholat subuh mandi dulu, biar kamu seger."

"Ummi ih, masih pagi ini, masa Huda udah diomelin," ujarnya sambil menatap kesal ke arah sang Ummi.

Dinda terkekeh pelan, "udah sana mandi, hari ini kita beli perlengkapan buat kamu besok berangkat ke pondok," ucap Dinda. Setelah mengatakan itu ia langsung berdiri dan berjalan keluar dari kamar Huda.

Mendengar ucapan Dinda tadi, mata Huda seketika terbuka sempurna. Oh ayolah, ia kira semua perkataan abah nya tadi malam hanya mimpi. Tapi ternyata, ah sudahlah mau sekeras apapun ia menolak, tidak akan berbuah apapun.

"Kenapa harus mondok sih, kan gak bisa main HP lagi," keluh nya dengan wajah kesal.

"Ummi, Huda gak mau mondok, mau masuk SMA aja," teriaknya frustasi.

"HUDA MANDI!!!" teriak sang Abah dari luar.

Lagi-lagi mata gadis itu membulat sempurna saat mendengar teriakan sang abah. Ia segera turun dari kasur dan segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Naumira Huda Sazia, seorang gadis berusia 16 tahun. Anak semata wayang dari pasangan Muhsin dan Dinda, mempunyai sifat yang membuat orang tuanya selalu geleng kepala.

Huda sebenarnya anak yang pintar, tapi karena dirinya yang sedikit pemalas jadilah semua bakatnya tidak pernah ia tunjukkan. Gadis dengan tinggi 155 cm, sering kali dikatakan anak kecil oleh Muhsin.

Di usianya yang 16 tahun ini, ia sudah di daftarkan di salah satu pondok pesantren teman orang tua nya. Dan itu tanpa pengetahuannya, padahal Huda ingin melanjutkan pendidikan SMA.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang