Bab 49

19.9K 893 31
                                    

Hai, apa kabar kalian semua?

Malam ini aku up langsung dua bab, tapi bertahap yaaa. Dan, bab selanjutnya udah ending.

Aku mau ngucapin makasih banyak buat kalian yang ngikutin cerita ini dari awal, jangan lupa ikutan PO nya di akhir bulan nanti yaaa

(HAPPY READING)

(⁠◔⁠‿⁠◔⁠)

Malam sekitar pukul 19:30 Kahfi baru saja selesai melaksanakan sholat isya, laki-laki itu masih menempati kamar di lantai bawah karena keadaannya yang susah jika kelantai atas.

Setelah membaca wirid dan muroja'ah hafalan, Kahfi bermain sebentar bersama Alwi yang tengah sibuk memasukkan tangannya ke dalam mulut. Melihat itu Kahfi segera menjauhkan tangan bayi laki-laki itu, terlihat wajah kesal dari Alwi saat kegiatannya di ganggu.

"Gak boleh isap-isap tangan, sayang," ujar Kahfi seraya mengelus pipi gembul Alwi.

Asik bermain dengan sang anak, terdengar ketukan pintu dari luar. Kahfi mempersilahkan orang yang masuk itu dengan sedikit meninggikan suaranya, saat pintu terbuka terlihat asik perempuannya yang berjalan kearahnya dengan rambut yang di kuncir satu.

"Masyaa Allah, cantik banget adeknya Abang," ucap Kahfi membuat pipi Hilmah memerah.

"Abang, kata Ummi kita makan malam sekarang, Ummi sama Abi sudah di meja makan nunggu kita."

"Kamu belum makan?" tanya Kahfi yang di balas gelengan kepala oleh gadis kecil itu.

"Yasudah, ayo kita ke luar," ajak Kahfi seraya mengangkat tubuh anaknya.

Hilmah berinisiatif mendorong kursi roda abangnya itu, melihat keperdulian adik perempuannya membuat Kahfi bangga. Mereka bertiga langsung berjalan menuju ruang makan, di sana Latifah dan Hasan sudah menunggu untuk makan malam bersama.

Sesampainya di ruang makan, Hilmah memposisikan kursi roda Kahfi agar memudahkan laki-laki itu untuk menikmati makan malamnya. Hasan dan Latifah hanya diam sambil tersenyum tipis melihat Hilmah yang sedang membantu abangnya itu.

"Terimakasih cantiknya Abang," ucap Kahfi sambil mengusap pucuk kepala Hilmah.

"Sama-sama Abang, selamat makan," balas Hilmah

Kahfi tersenyum manis membalas ucapan Hilmah tadi, setelah itu mereka semua langsung menikmati makan malam yang sudah tersedia setelah Hasan memimpin membaca doa.

Ruang makan terasa hening, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang saling bersahutan, dan di tambah dengan gumaman Alwi yang mencoba menarik perhatian Latifah.

Ya, bayi laki-laki itu sedang berada di gendongan neneknya. Sambil mengayun-ayunkan tangan mungilnya, Alwi masih berusaha membuat neneknya itu melihat ke arahnya. Melihat cucunya yang sedang caper, Latifah pun menoleh dan tersenyum manis.

Hal itu membuat Alwi senang, Latifah kembali melanjutkan menyantap makan malamnya sambil sesekali menyahut gumaman tak jelas cucu pertamanya itu.

Ditengah makan malam, tiba-tiba ponsel Hasan berbunyi. Awalnya Hasan hanya mengabaikan panggilan itu, namun semakin diabaikan panggilan itu semakin berisik. Akhirnya ia berpamitan sebentar untuk menjawab panggilan tadi.

Kahfi, Latifah dan Hilmah masih menikmati makan malam mereka. Mereka tak ingin kepo dengan urusan Hasan, kali ini sedikit ada candaan dari Hilmah untuk Alwi, pasalnya gadis itu sudah selesai makan.

Hilmah menarik kursinya agar lebih dekat dengan Latifah, mencandai ponakannya itu sampai Alwi tertawa karena tingkah Hilmah.

"Kahfi, habis makan malam kita ke rumah sakit," ucap Hasan tiba-tiba saat baru saja kembali duduk di kursinya.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang