Bab 8

25.6K 2K 232
                                    

Hai, aku up lagi nih. Maaf ya kelamaan up nya, karena lagi pulang kampung jadi rada males nulis 🙃🙏🏻

Spoiler dikit lah ya, setelah selesai cerita ini sequel MGMH akan langsung aku up. Ya walaupun novel MGMH nya belum terbit, tapi gapapa daripada kalian nunggu kan ya.

Do'ain juga ya semoga proses terbitnya dalam tahun ini juga, terimakasih banyak buat kalian yang udah support aku. Dan semoga cerita ini juga nanti akan terbit ya, aamiin.

Udah ah, ingat ya follow, vote dan komen sebanyak-banyaknya. Dan tolong jangan bawa-bawa cerita lain dilapak sini, bijak dalam membaca juga penting ya!

{HAPPY READING}

(❁'◡'❁)

"Ummi, terimakasih ya udah nganterin Huda," ucap Huda saat sudah sampai di depan kamarnya.

"Iya sama-sama, sana masuk terus tidur, Ummi pulang dulu ya, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam warahmatullah," jawab Huda.

Setelah kepergian Latifah, Huda pun segera masuk ke dalam kamar. Saat baru saja membuka pintu, ia mendapat tatapan yang kurang mengenakan dari beberapa santriwati lama di sana, Huda hanya mengacuhkan mereka semua karena sudah merasa mengantuk.

Gadis itu melepaskan hijabnya dan menaruh di atas lemari, kemudian berjalan menuju kasurnya yang berada di samping kasur Halwa. Santriwati senior tadi masih menatap Huda dengan tatap tidak suka, Halwa yang menyadari itu mulai bangun dari rebahan nya dan tersenyum kepada Huda yang juga tersenyum kepadanya.

"Kamu habis dari mana?" tanya Sila, salah satu santriwati senior.

"Siapa?" tanya Huda.

"Kamu lah, emang siapa lagi yang jam segini baru masuk kamar? Santriwati baru tapi gak disiplin," cemooh nya.

"Gak denger tadi, kalau Huda di panggil ke ndalem?" bukannya menjawab, Huda malah bertanya balik.

Hal itu membuat Halwa tersenyum senang, Halwa tersenyum miring karena sahabatnya itu tak selemah perempuan lain. "Lanjutkan Huda," batin Halwa.

Sedangkan Sila membolakan matanya sempurna saat mendengar perkataan Huda tadi, ia berjalan menghampiri Huda yang duduk anteng di kasurnya sambil memeluk boneka pinguin kesayangannya.

"Heh, saya nanya sama kamu, kenapa kamu nanya balik?!" ujar Sila sambil berdecak pinggang.

"Nanya apa lagi sih? Perasaan nanya mulu deh," sahut Halwa.

"Sudah sudah, jangan berisik! Ini waktunya istirahat, bukan adu mulut," lerai Kayla yang kebetulan juga satu kamar dengan Huda.

"Bukan Huda yang mulai, Kak. Tapi dia nih, Huda baru datang malah dijulitin," ujar Huda.

"Sila, kembali ke kasur kamu! Jangan terlalu kepo sama urusan orang, dan jangan sampai gara-gara kamu ada santriwati yang kembali berhenti mondok disini," ucap Kayla dengan tegas.

Sila mencabik kesal, oh ayolah bukankah dia juga sahabat Kayla, tapi kenapa hanya dirinya yang di tegur? Pikir Sila. Dengan perasaan marah, Sila kembali ke tempat tidurnya dan berbaring sambil membelakangi teman-temannya.

Kayla hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, setelah itu ia meminta maaf atas nama sahabatnya itu kepada Huda. Huda pun tak mempersalahkan hal itu, jadilah Huda memaafkan si Sila tadi.

Huda dan Halwa kembali merebahkan tubuh mereka sambil berbincang pelan, sesekali mereka melihat situasi takut-takut jika yang lain terganggu dan mereka akan mendapatkan masalah.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang