Bab 15

28.1K 2K 327
                                    

⚠DILARANG BAWA-BAWA CERITA LAIN DI CERITA INI, JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN. INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA, JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU YANG LAIN, ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN SEMATA. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA, JIKA TIDAK SUDAH SILAHKAN SKIP!⚠

Hai aku up lagi nih, gimana chapter kemarin? Apakah seru?

Oh iya, gimana sharing sama ummi indah tadi, banyak ya kita dapat ilmu dari beliau.

Share cerita ini ketemen-temen kalian ya, supaya rame🙃

Note : typo bertebaran di mana-mana, tandai yang typo.

(HAPPY READING)

(❁'◡'❁)

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa tinggal satu bulan lagi Huda akan melaksanakan ujian kelulusannya, dan itu artinya status pernikahan Kahfi dan Huda pun sebentar lagi akan di umumkan.

Kahfi melalui hari-harinya seperti biasa, tidak seperti di awal pernikahannya dulu, yang dirinya selalu keceplosan. Kahfi sudah mulai bisa di nahan dan menjaga istrinya dari jauh, bahkan Kahfi mulai terbiasa dengan status pernikahan rahasia ini.

Tujuh bulan menikah dengan Huda memang tidak merubah apapun, karena status yang masih di rahasiakan. Tapi Kahfi mampu merubah dirinya jadi jauh lebih baik lagi, bahkan sekarang ia tidak ada lagi bertemu dengan Kayla, kecuali berpapasan saat pulang dari masjid.

Tentang gelang itu, Kahfi dan kedua sahabatnya masih belum menemukan titik terang. Huda sudah sering kali bertanya kepada Haikal, tapi mereka memang belum menemukan bukti jika gelang itu milik Huda.

Hari ini jam 08:00 Huda, Halwa dan yang akan menyetor hafalan mereka. Kali ini Kahfi yang akan menjaga hafalan, bersama dengan Haikal. Mereka berdua berjalan menuju aula santriwati, terdengar suara sejuk mereka yang sedang muroja'ah hafalan.

Kedua laki-laki itu masuk dan tak lupa memberikan salam terlebih dahulu, sesudah itu mereka duduk dan membagi santriwati yang akan menyetor hafalan. Tentu saja Kahfi memilih Huda menyetor hafalan dengannya.

Setelah membagi santriwati, Haikal meminta mereka untuk menaruh kembali Al Quran yang mereka bawa dan mempersiapkan diri untuk menyetor hafalan ke depan.

Satu persatu dari mereka maju dan membacakan Al Quran yang mereka hafal dengan begitu tenang dan fasih, ada juga yang mendapatkan koreksi dari Kahfi dan Haikal karena beberapa bacaannya yang salah.

Sampai akhirnya tersisa dua santriwati, yaitu Huda dan Kayla. Kedua gadis itu masih diam karena bingung mau menyetor hafalan kemana, melihat keterdiaman mereka berdua, Kahfi langsung memanggil Huda untuk menyetor hafalannya.

"Huda, ayo sini," panggil Kahfi dengan lembut.

Sontak hal itu membuat santriwati yang ada di sana tak percaya. Sedari tadi hanya Haikal yang memanggil nama santriwati, tapi saat tersisa Huda dan Kayla, Kahfi malah memanggil Huda dengan suara yang sangat lembut.

Hidup tidak memperdulikan keheranan mereka semua, ia berdiri dan duduk di hadapan Kahfi dengan kepala yang menunduk. Melihat itu Kahfi tersenyum tipis, sangat tipis bahkan tidak bisa di lihat oleh siapapun.

Sedangkan Kayla ia berjalan dan duduk di hadapan Haikal. Ia kira, Kahfi akan memanggilnya untuk menyetor hafalan dengannya, tapi ternyata Kayla salah. Gadis itu hanya bisa tersenyum tipis saat tadi mendengar suara lembut Kahfi yang memanggil Huda.

setelah beberapa menit akhirnya Huda dan Kayla selesai menyetor hafalan mereka, semua santriwati diperintahkan untuk kembali ke kamar masing-masing terkecuali Huda.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang