Bab 9

24.4K 2.1K 160
                                    

Assalamu'alaikum, apa kabar semuanya?

Gus Kahfi up lagi nih, sorry ya lama gak up. Masih ingat alur kan? Kalau gak ingat baca ulang deh, kaya aku contohnya.

Dan ya, jangan lupa follow, vote dan komen sebanyak-banyaknya.

⚠MOHON JANGAN BAWA-BAWA CERITA LAIN DI LAPAK ATAU CERITA INI, JIKA TIDAK SUKA SILAHKAN SKIP. DAN UNTUK READERS YANG GAK MAU VOTE, HATI-HATI JODOHNYA NYASAR⚠

{HAPPY READING}

(❁´◡'❁)


Setelah keluar dari ndalem, Kayla memilih pergi ke taman pesantren. Di kepalanya masih terputar semua ucapan Kahfi yang ingin melamarnya bak kaset rusak, bahkan ucapan Latifah tadi pun juga ikut berputar di kepalanya.

Ia masih tidak menyangka jika Kahfi mengingkari janjinya, laki-laki itu berkata minggu depan akan melamarnya dan akan menikahinya. Tapi nyatanya semuanya bohong, ia malah dijodohkan dan dengan senangnya tadi Latifah memberitahunya.

Hatinya sakit, ia sudah berharap jika keluarga ndalem akan memberi restu kepadanya dan Kahfi. Ternyata harapannya itu tidak akan pernah terwujud, sekarang Kahfi sudah memiliki calon dan akan segera menikah. Sedangkan dirinya, ia sudah meminta agar kedua orang tuanya jangan menerima lamaran Firman karena Kahfi yang juga ingin melamarnya.

Semuanya hancur, apa kata orang tuanya nanti. Menolak yang pasti demi yang tak pasti, menolak yang sudah jelas sama-sama di restui kedua orang tua, demi yang harus mengejar restu oleh salah satu orang tua mereka.

Tak terasa air matanya jatuh membasahi pipinya, hati nya sakit. Selama kurang lebih tiga tahun ini mereka sama-sama menikung di sepertiga malam, ternyata hasilnya mereka tidak berjodoh. Apa boleh ia egois? Apa boleh ia memaksa jika Kahfi hanya untuk nya?

"Astaghfirullah," lirih seraya mengatur napas dan menepis semua pikiran buruknya tadi.

"Kalau memang kita tidak di takdir kan bersama, saya harap saya dan kamu mendapatkan yang lebih baik lagi," ucap Kayla sambil memejamkan matanya, menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Kayla bingung bagaimana ia akan memberi tahu kedua orang tuanya nanti, mereka sudah sangat bahagia saat dirinya di lamar oleh anak sulung dari pemilik Pondok Pesantren Al Hafidz, tapi tiba-tiba semuanya batal karena wasiat kakek dan nenek Kahfi yang menjodohkannya.

Kayla kecewa dan sakit hati, tapi ini juga salah dirinya yang terlalu berharap dengan manusia yang tak punya daya dan upaya. Kenapa dia tidak berharap dengan Allah yang maha segalanya, Allah yang mampu membolak-balikkan hati, dan Allah yang memegang semua takdir hambanya.

Dirinya terlalu berharap hingga tak sadar telah membuat Allah cemburu, ia terlalu terburu-buru menjatuhkan hatinya kepada makhluk, sehingga lupa kepada siapa seharusnya ia menjatuhkan hatinya.

Harusnya Kayla menjatuhkan hatinya kepada sang Pencipta terlebih dahulu, merayu dengan lantunan doa yang tidak memaksa, dan harusnya Kayla tidak memperjuangkan makhluk sekeras ini.

Dan ya, semuanya batal. Kahfi yang selalu ia sebut dalam doa, yang selalu ia banggakan dan sudah ia cintai dalam diam selama tiga tahun tidak membuat mereka menghalalkan cinta mereka.

"Kayla pasrah ya Allah, maaf sudah terlalu mencintai ciptaan mu, sehingga hamba lupa siapa yang seharusnya hamba cintai," lirih Kayla. Gadis itu bertekad untuk segera melupakan Kahfi, dan mungkin akan menerima lamaran Firman tempo lalu.

Di tempat lain, Huda baru saja sampai di kamarnya. Gadis itu berbaring sambil menatap langit-langit kamar asramanya, sama halnya dengan Kayla, Huda juga bertanya-tanya tentang pernikahan Kahfi yang Latifah katakan tadi.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang