⚠DILARANG BAWA-BAWA CERITA LAIN DI CERITA INI, JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA LAIN. INI MURNI HASIL PEMIKIRAN SAYA, JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH ATAU YANG LAIN, ITU HANYA KETIDAKSENGAJAAN SEMATA. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA, JIKA TIDAK SUDAH SILAHKAN SKIP!⚠
Hai aku up lagi nih, gimana chapter kemarin? Apakah seru?
Nungguin gak?
Share cerita ini ketemen-temen kalian ya, supaya rame🙃
Note : typo bertebaran di mana-mana, tandai yang typo.
(HAPPY READING)
(❁´◡'❁)
Hari demi hari pun berlalu begitu cepat, yang tadinya hari ujian masih satu dua bulan lagi, kini hari yang menegangkan itu tiba. Huda, gadis itu tengah duduk di balkon kamar, sambil muroja'ah hafalannya.
Dari selesai sarapan tadi, Huda langsung berpamitan kepada keluarganya. Huda dan Kahfi masih tinggal di ndalem, karena itu keinginan Latifah dan Dinda. Padahal, Kahfi sudah menyiapkan rumah untuk mereka berdua.
Kahfi juga mengatakan jika Huda sudah menyelesaikan sekolahnya, maka mereka berdua akan segera pindah kerumah mereka, agar lebih mandiri lagi.
"Ya Allah, semoga ujian hari ini lancar," gumam Huda sambil menyandarkan punggungnya.
Dari jam 08:30 sampai sekarang, jam 10:30 Huda masih duduk di balkon. Latifah juga sempat memberitahu menantunya itu agar jangan terlalu memaksakan, tapi karena Huda yang memang ingin lulus dengan nilai yang baik, jadilah ia tetap meneruskan muroja'ah nya.
Tak lama, Kahfi masuk ke dalam kamar. Keningnya berkerut saat tak mendapati raga sang istri, ia menaruh ponselnya di atas kasur lalu mencari dimana keberadaan gadis kecilnya itu.
Kahfi keluar dari kamar dan menuju dapur, saat mendapati sang Ummi, Kahfi langsung menanyakan dimana keberadaan istrinya. "Ummi, liat Huda gak?"
"Huda masih di balkon, Ummi udah nyuruh buat istirahat tapi dia kekeuh tetap nerusin muroja'ah," ujar Latifah berharap anaknya itu memberi pengertian kepada istrinya.
"Astaghfirullah, yasudah Ummi, Kahfi ke kamar lagi," pamit Kahfi dan langsung melangkahkan kakinya menuju kamar.
Saat sampai di kamar, Kahfi mengunci pintu kamarnya dan langsung menuju balkon untuk menemui sang istri. Benar saja, istrinya itu masih muroja'ah hafalan sambil berbaring di atas sofa yang ada di balkon. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya pelan, padahal tadi ia mengatakan cukup setengah jam saja muroja'ah.
Kakinya melangkah mendekati Huda, berjongkok di depan sofa sambil mengusap pucuk kepala sang istri. Saat tak mendapati respon apapun, Kahfi menjauhkan Al Quran yang menutupi wajah istrinya itu.
Kahfi menghembuskan napas pelan seraya menggelengkan kepalanya, ia taruh Al Quran tadi di atas meja lalu mengangkat tubuh mungil Huda untuk berbaring di kasur. Huda masih terlelap dalam tidurnya, mungkin karena kelelahan akibat muroja'ah tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILIHANKU KAMU (TERBIT)
Romance{SPIN OFF MY GUS MY HUSBAND} Pernikahan rahasia, apa yang ada di dalam pikiran kalian saat mendengar dua kalimat itu? Mencintai seseorang selama 3 tahun, bukan waktu yang singkat. Sama-sama berdoa dan menikung di sepertiga malam, sudah berjanji ing...