Bab 11

27.9K 2.3K 350
                                    

Ehem ehem, chapter ini adalah chapter yang kalian tunggu-tunggu, tapi sebelum itu jangan lupa vote, komen dan bantu share cerita ini ya, supaya biasa serame MGMH.

Follow juga akun instagram Kahfi dan Huda, dan jangan lupa ss scene favorit kalian dan tag mereka berdua, tag akun @aul_albirru juga yaaaa.

{HAPPY READING}

(❁'◡'❁)

Pukul 03:00 Kahfi terbangun dari tidurnya, ia mengusap wajahnya pelan sebelum menuju kamar mandi. Hari ini, hari dimana ia akan mengucap janji suci itu, hari dimana statusnya akan berubah menjadi seorang suami dan mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap istrinya dan anak-anak nya kelak.

Kahfi mulai beranjak dari tempat tidur kemudian ia menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, ia memilih mandi sehabis sholat subuh saja supaya nanti terlihat lebih segar saat acara di mulai.

Setelah mengambil wudhu Kahfi segera menunaikan sholat sunnah tahajud di lanjut dengan sholat istikharah, bukan ia ragu untuk menjalani pernikahan ini. Kahfi yakin, tapi ia ingin meyakinkan lagi hatinya dengan sholat istikharah.

Selesai sholat tahajjud dan istikharah Kahfi muroja'ah hafalannya, kurang lebih tiga puluh menit laki-laki itu menutup Al Quran yang ada di tangannya dan menaruh di atas meja belajar Huda.

Saat menaruh Al Quran tadi, mata tertuju kepada sebuah foto yang berada di atas meja milik Huda. Ia sangat kenal siapa yang ada di dalam foto tersebut, tangannya terulur mengambil foto itu dan melangkah menuju kasur kemudian duduk sambil memandangi foto yang ia ambil tadi.

Itu foto dirinya, kakek dan neneknya bersama kakek nenek Huda dan seorang bayi perempuan yang berada tepat di samping Kahfi. Bayi perempuan itu berbaring sambil memegang jari telunjuk Kahfi, sedangkan Kahfi mencium kening bayi perempuan itu.

Senyumnya seketika terbit saat melihat potret dirinya dan bayi perempuan tadi, ternyata memang benar jika kakek dan neneknya berwasiat untuk menjodohkan dirinya dengan Huda. Dan dirinya juga ternyata sudah pernah bertemu dengan Huda saat mereka masih kecil.

"Lucu ya fotonya, udah berani pegangan tangan sama cium kening," ucap Kahfi seraya terkekeh pelan.

Setidak kemudian Kahfi baru menyadari, jika di kamarnya pun ada foto seorang anak kecil laki-laki dan perempuan yang sedang berpegang tangan. Ya, anak kecil perempuan, bukan bayi perempuan.

Kahfi bergegas mengambil ponselnya dan mengecek foto yang ia maksud tadi, dan ternyata benar, selama ini ia menyimpan foto Huda waktu kecil di kamarnya. Sudah belasan tahun lamanya foto itu berada di kamar, mungkin semenjak Kahfi berumur tujuh tahun.

"Ternyata kamu bukan orang asing, Huda. Kamu, adalah gadis kecil yang selalu saya jaga dan saya sayangi. Pantas saja, hati saya mudah menerima kamu, ternyata kamu gadis kecil saya yang dulu pernah menghilang entah kemana," gumam Kahfi seraya tersenyum lebar.

Kahfi memang sudah mengenal keluarga Huda semenjak ia masih kecil, bahkan saat Dinda melahirkan Huda pun, Kahfi datang bersama kedua orang tuanya. Kala itu Kahfi sangat bahagia saat mendengar tangisan bayi perempuan yang begitu nyaring di dalam ruangan sana.

Laki-laki itu tersenyum saat mengingat masa-masa itu. Hari ini, gadis kecilnya akan sepenuhnya menjadi miliknya. Walaupun status pernikahan yang harus di rahasiakan, Kahfi berjanji akan selalu menjaga Huda dan menjadikan Huda satu-satunya.

Tak lama terdengar suara adzan subuh berkumandang, Kahfi berdiri dan meletakkan kembali foto tadi. Kemudian ia mengambil wudhu dan melaksanakan kewajiban sholat subuh nya, dengan di lanjut membaca Al Quran dan sedikit berlatih mengucapkan kalimat sakral itu.

PILIHANKU KAMU (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang